Vielga Wennida, Perancang Kebaya Encim Modifikasi
Cinta tanah air dan hobi gambar. Alasan inilah yang membuat perancang kebaya ternama, Vielga Wennida atau Wenni (34), melahirkan ratusan desain Kebaya Encim modifikasi yang diakui dunia. Di Indonesian Fashion Week, Wenni pun memamerkan Roemah Kebayanya.
Saat ditemui di salah satu outlet Roemah Kebayanya di Metropolis Town Square (Metos), Kota Tangerang, Senin (12/3). Wenni pun baru datang bersama sang suami, Julianto Budi. Dengan membawa setumpukan Kebaya Encim koleksi terbarunya, Wenni pun tampak langsung sibuk membenahi kebaya rancangannya untuk dipajang di etalase outlet.
Sudah selesai dengan kesibukannya, Wenni langsung membuka obrolan mengenai perjalannya menjadi seorang perancang spesialis kebaya encim. “Selama 8 tahun saya hanyalah karyawan biasa di perusahaan alat kesehatan,” katanya memulai obrolan.
Hobi menggambarnya, ternyata menghantarnya pada perjalanan karier yang lain. Selama masih jadi pegawai, Wenni mengaku, pernah mengisi pameran kebaya. Pameran pertamanya tidaklah disia-siakan Wenni, dia mengaku menggambar, mendesain, hingga menjaga sendiri stand kebayanya. Dan akhirnya terciptalah 50 potong kebaya. “Dan karya saya waktu itu hampir ludes terjual,” kenang Wenni.
Bosan jadi pegawai, Wenni pun memutuskan diri untuk keluar. Belum sempat terfikir fokus pada rencana bisnis kebayanya, ternyata wanita jebolan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu sempat membuka bisnis restoran.
Namun dirasa tidak berjalan baik, Wenni pun bertemu dengan kawan lama yang mengajaknya untuk ikut pameran lagi. Kali itu, Wenni mengaku lokasi pameran diprediksinya tidak menguntungkan, sepi, karena berada di dalam mal yang hampir bangkrut dan dialihfungsikan. “Tapi tetap saja, Kebaya Encim rancangan saya bagus penjualannya,” aku Wenni.
Beberapa pameran yang pernah dijalaninya itu ternyata menyadari Wenni kalau jalur bisnisnya tetap berada di kebaya. Namun Wenni berencana ingin beda dengan perancang kebaya lain, dia ingin mengusung Encim kedalam kebayanya.
Menurutnya, kebaya tidak akan mati oleh waktu, sekalipun itu model jaman dulu (Encim). Kalau saja, kebaya model tersebut dimodifikasi kembali dari ukiran, bordiran, maupun warnanya, sudah pasti generasi muda Indonesia akan senang mengenakannya.
“Terbukti, kebaya rancangan saya digemari mulai dari umur 20, 30, hingga paruh baya,” aku wanita yang menggemari pula mengenakan kebaya di kesehariannya. Kebaya rancangan Wenni pun sudah sampai di telinga Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan Indonesia.
Pada pameran bergengsi Indonesian Fashion Week, kebaya Wenni disandingkan dengan Anne Avantie dan berbagai perancang kebaya ternama lainnya. Uniknya, pameran yang dihadiri pula oleh ibu dan adik Anne Avanti, tertarik, membeli, kemudian mengenakan salah satu kebaya karyanya. “Wah luar biasa, ibu dan adik mba Anne mengagumi dan mengaku senang mengenakan kebaya rancangan saya,” kenang Wenni.
Pagelaran Indonesian Fashion Week, dikatakan Wenni, benar-benar jadi ajang perkenalannya membuka diri di dunia bisnis sekaligus seni merancang kebaya. Dalam pameran yang diikutinya selama empat hari tersebut, Wenni berhasil melepas sekitar 250 potong kebaya.
“Saat ini Malaysia, Inggris, maupun negara di Eropa lain sudah mengenal, dan saya akan terus memperkenalkan kebaya ini seterusnya,” ujar Wenni.(susilo)