SERPONG, SNOL Gendi Alfakhasogi Tobing (25) mahasiswa yang merampok enam minimarket yang ada di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel) dan Kota Tangerang beraksi sambil membawa mobil Toyota Vios. Kebutuhan ekonomi jelas bukan masalah baginya, sebab dia berasal dari kalangan yang cukup berada.
Lantas apa yang melatarbelakangi warga Perumahan Anggrek Loka Blok H/30, BSD City, Kota Tangsel, itu nekad melakukan aksinya? Apakah ada pengaruh dari obat-obatan dalam aksi yang dilakukan Gendi?
Kapolsek Serpong, Kompol Nico A Setiawan menjelaskan, berdasarkan hasil tes urine yang dilakukan Polsek Serpong kemarin (29/8) adalah negatif mengunakan zat narkotika. “Kita sudah melakukan pemeriksaan urine terhadap tersangka, dari hasil pemeriksaan hasilnya negatif,” ungkap Nico.
Ditanya apakah Polsek akan melakukan pemeriksaan psikologi terhadap pelaku. Nico menjelaskan, jika memang pemeriksaan psikologi dibutuhan, Polsek akan melakukan pemeriksaan psikologi terhadap tersangka.
Polsek masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap kasus ini. Apakah Gendi murni melakukan aksi perampokannya sendiri atau ada keterlibatan lainnya, apakah perbuatannya akibat efek gangguan kejiwaan atau apapun itu, butuh pemeriksaan dan penyelidikan lebih lanjut. “Kita belum melakukan pemeriksaan psikologi, jika memang diperlukan saat ini, pasti kita akan melakukan pemeriksaan,” ungkap Nico.
Keluarga Shock
Keluarga Gendi Alfakhasogi Tobing sendiri mengaku kaget mendengar salah seorang keluarganya melakukan aksi kejahatan perampokan di enam minimarket.
Kakak tersangka, Soujuaon Tobing (29) mengatakan, adiknya merupakan anak pendiam. Dia juga tidak habis pikir jika adiknya bisa melakukan perampokan. “Kami kaget dan tidak habis pikir adik bungsu saya melakukan tindak kejahatan,” ungkap Soujuaon saat ditemui di kediamannya, Perumahan Anggrek Loka Blok H/30, BSD City, Serpong, kemarin.
Soujuaon menceritakan, adiknya lulusan dari SMIP di wilayah Ciputat tahun 2006, sempat bekerja di Bali dan bekerja di salah satu perusahaan airline.
Setelah tak lagi bekerja, kesibukkan pelaku menghabiskan waktu bermain game online di warnet. Termasuk bersama Souju bermain game play station bila berkumpul bersama keluarga di rumah. “Kita tidak menyangka. Kita bukan dari keturunan keluarga seperti itu (perampok). Hal memalukan, seperti orang tidak mampu saja,” ketus Souju sambil mengatakan bahwa orang tuanya merupakan pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Hal yang menurut Souju tak dimengerti setelah mendengar informasi dari berbagai media massa, sang adik merupakan pelaku tunggal kejahatan perampokan enam minamarket. “Bukannya saya mendukung perampokan, karena tetap merampok bagi kami itu pekerjaan yang rendah sekali. Mungkin bisa saja kita akan panggil psikolog,” katanya.
Saat ditanya, kemungkinan adiknya terlibat narkotika, Souju membantah. Dia merasa yakin adiknya tidak pernah mengonsumsi narkotika. “Saya yakin kalau adik saya pemakai atau terlibat akan hal tersebut,” ungkapnya.
Main Game Semalaman
Keterangan dari warnet tempat pelaku kerap bermain game online, pelaku sering bermain game online semalaman suntuk. Hendri, penjaga Warnet 69 seberang Eka Hospital, BSD City, Rabu (29/8), mengatakan, pelaku bermain game online mulai pukul 22.00 WIB hingga pukul 05.00 WIB.
Hendri menuturkan, Gendi Alfakhasogi Tobing juga dikenal di antara pengguna warnet maupun penjaga adalah pengguna warnet yang setia mengenakan kaos member Warnet 69 kemana pun dia pergi. “Apesnya dia, saat mengenakankan kaos itu untuk melakukan kejahatan, padahal (kaos) itu sebagai kunci menangkapnya. Sebab penjaga minimarket Rawa Mekar Jaya mengenali kaos itu dan menginformasikan pada pihak kepolisian,” paparnya.
Meski tindakan Gendi Alfakhasogi Tobing tergolong kejahatan, Hendri mengaku cukup prihatin. Padahal secara ekonomi, tergolong orang mapan dan berkecukupan.“Dia bukan orang susah, tiap kali datang selalu membawa mobil, bahkan semua satpam ruko ini mengenalkan saking seringnya parkir,” ungkapnya.
Hendri yang juga salah seorang korban perampokan mengaku senang mendengar sudah ditangkapnya pelaku. Meski demikian, dia berharap pengalaman menakutkan itu tak lagi terulang lagi padanya. “Saya sangat senang pelaku tertangkap, semoga kejadian perampokan tak lagi terjadi di minimarket ini maupun minimarket lainnya,” pintanya.
Akibat perampokan pagi itu, Hendri mengaku tak hanya dirinya, teman sekantornya pun ikut mera was-was. Terlebih lagi mereka yang mendapat giliran jaga malam. “Semua karyawan deg-degan usai perampokan itu. Bahkan mengeluh takut jika jaga malam. Sebentar-sebentar polisi datang, sebentar-sebentar sekuriti datang. Jelas hal itu mengurangi kenyamanan bekerja kami,” kisahnya.
Binus Bantah
Pihak Universitas Bina Nusantara (Binus) membantah tersangka Gendi Alfakhasogi Tobing pelaku perampok enam mini market adalah mahasiswanya. Hal itu ditegaskan Manager Corporate Communication Binus, Haries bahwa tersangka bukan mahasiswa Binus, namun memang ada kemiripan nama dan data dengan mahasiwa yang ada di Binus.
“Kami terus melakukan pendataan sampai ke pihak keluarga, memang untuk nama dan tingkat semester serta fakultas sama dengan data yang tersebar di media, namun bisa dipastikan tersangka bukan mahasiswa Binus,” jelas Haries, Rabu (29/8).
Ia mengatakan, dari muka dan tato di tangan jelas berbeda, serta mahasiswa yang sama juga sudah dapat di identifikasi sedang liburan semester.
Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto juga membenarkan bahwa pelaku perampokan minimarket ternyata bukanlah seorang mahasiswa. Gendi tidak kuliah dan tidak bekerja. Ia sehari-hari hanya bermain game online. “Yang bersangkutan sempat mengaku kuliah di Binus, tapi dalam pemeriksaan tidak bisa menunjukkan kartu mahasiswa,” ujarnya.
Selain itu, pihak keluarga juga membantah bahwa anaknya kuliah di universitas swasta itu. Menurut pihak keluarga, Gendi tidak bersekolah. Ia sehari-hari hanya di rumah dan bermain game. “Kerjanya tidak ada. Hanya main game online seharian di rumah,” kata Rikwanto.
Diberitakan sebelumnya, Gendi ditangkap pada Selasa (28/8) saat sedang makan bersama kekasihnya di J.Co BSD Square. Polisi juga menggeledah rumah Gendi dan menemukan pistol korek api, masker, dan kaos yang sering digunakan saat beraksi topi dan uang tunai Rp 3,45 juta.
Dari hasil pemeriksaan, pelaku melakukan aksinya sendirian dengan memakai sedan Toyota Vios warna biru. Aksinya dilakukan pada pukul 01.00 WIB-06.30 WIB.
Dari pengakuan tersangka pula terungkap bahwa Gendi sudah enam kali merampok minimarket Indomart, Alfamidi dan Alfamart. Beberapa lokasi minimarket yang menjadi korban yakni Indomart Ciater Barat, Alfamart Priang, Indomart Mekar Jaya, dan tiga minimarket lain di Kota Tangerang.
Pelaku saat ini ditahan Polsek Serpong. Ia dijerat dengan pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan. Ancaman hukuman di atas 5 tahun penjara. (irm/sho/deddy/jpnn)