TIGARAKSA, SNOL Perampok stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) 34.15704 Kampung Bugel, Kelurahan Kadu Agung, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, merencanakan aksinya seminggu sebelum perampokan berlangsung.
Dalam reka ulang (rekonstruksi) perampokan, Jumat (19/10), terungkap empat tersangka Ahmad, Riyanto alias Oleng, Budi Mulyadi dan Sosaef alias Aep merencanakan aksi jahatnya itu sebuah warung yang berada tepat di pinggir SPBU yang menjadi target. Sedangkan tersangka lainnya, AA Dahyani alias Okay dan Syahdi Gunawan hanya datang pada perencanaan akhir membantu eksekusi perampokan.
“Dari hasil rekonstruksi terungkap bahwa otak kejahatan adalah AH, Oleng, BM, dan Aep,” kata Kasat Reskrim Polresta Tangerang Kompol Shinto Silitonga.
Dari rekonstruksi juga terkuak motif para pelaku nekad melakukan perampokan di SPBU karena terdesak ekonomi. “Semua pelaku mengaku mereka terdesak kebutuhan ekonomi sehingga mau melakukan aksi tersebut,” jelas Shinto.
Bahkan dalam rekonstruksi tersebut terlihat jelas bahwa peran orang dalam, yakni tersangka Ahmad dan Budi yang sehari-hari bekerja di SPBU tersebut sebagai petugas keamanan sangat berperan dalam memberikan informasi dan menjaga keamanan agar aksi tersebut bisa berjalan dengan lancar.
“Budi berperan memberikan informasi dan memastikan keamanan, sedangkan Ahmad berperan menciptakan alibi dengan berpura-pura ikut disandera,” jelas Shinto.
Para pelaku memperagakan 71 adegan yang dibagi dalam 4 tahap bagian, yaitu perencanaan kejahatan, persiapan, pelaksanaan dan konsolidasi. “Mereka sempat membuat perencanaan dengan membagi tugasnya masing-masing ” tukas Shinto.
Dalam rekonstruksi yang sempat diwarnai hujan deras ini dipenuhi warga yang berdatangan hanya untuk melihat jalannya rekonstruksi. Warga penasaran melihat siapa pelaku perampokan SPBU yang terjadi pada Senin (15/10) dinihari itu.
Seperti yang diberitakan, para pelaku melakukan aksinya pada Senin (15/10) pada pukul 02.00. Selain melarikan uang dan sejumlah barang elektronik, para pelaku juga menyekap enam pegawai SPBU, termasuk bayi berusia 1,3 tahun di dalam musholla. Dengan mengenakan penutup wajah ini mereka beraksi dengan menggunakan senjata tajam, seperti golok dan kapak serta membawa sebuah barang seperti pistol yang belakangan diketahui air soft gun. (hendra/deddy)