Mengaku Rasul, Santri Dipolisikan sang Ayah

F-Kapolsek Petir AKP Tangguh menasihati Arifin pemuda yang mengaku rasul-TUSNES BantenPosSatelitNews

SERANG,SNOL Seorang pemuda asal Kecamatan Tunjung Teja, Kabupaten Serang berinisial An (28), membuat heboh warga Kecamatan Tunjung Teja dan Kecamatan Cikeusal. Santri di salah satu pondok pesantren (ponpes) itu mengaku sebagai rasul kepada masyarakat sekitar.

Kepada warga, An mengaku mempunyai kemampuan terbang ke langit dan membelah bulan. Sontak, pernyataannya itu pun dengan cepat menyebar dari mulut ke mulut.

Sang ayah, UZ awalnya tidak terlalu ambil pusing dengan kelakuan An. Namun keresahannya memuncak setelah salah satu anak yang lain, SF (21), pada Kamis (18/02) malam lalu pulang ke rumah bersama sejumlah teman-temannya untuk menemui An.

“Ia minta saya menemui An. Pas duduk di lantai, An mengaku sebagai seorang Rasul. Bahkan SF katanya sudah dijadikan Sunan Kudus. Kemungkinannya SF sudah kena hipnotis oleh An, karena dia sampai meminta maaf dan mengatakan maaf tuan rasul,” ujarnya, Minggu (21/02).

Setelah UZ mengamuk dan mengumpat perbuatan An, SF beserta teman-temannya akhirnya tersadar. Kemudian UZ membawa An ke Kepala Desa Panyabrangan dan Kepala Desa Malanggah Kecamatan Tunjung Teja untuk membahas pengakuannya tersebut. Akhirnya, pihak keluarga dan Kepala Desa sepakat membawa An ke Kantor Polisi Sektor Petir.

“Malam itu juga langsung saya laporkan ke Kepala Desa Panyabrangan dan kita juga langsung laporan ke Kepala Desa Malanggah. Untung langsung dibawa ke kantor polisi. Kalau tidak, pasti habis itu An karena warga sini juga sudah sangat marah,” katanya.

Saat ditanyai wartawan, Adik An berinisial SF masih terlihat syok. SF mengaku An merupakan santri baru di Ponpes. Sedangkan ia sendiri sudah lima tahun menimba ilmu di Ponpes. Ia mengaku seakan dihipnotis oleh An, karena apa yang perintahkannya selalu dilaksanakan.

“Pokoknya saya nurut sama dia, padahal sebelumnya saya sempat bilang ke orang-orang kalau An itu gila karena mengaku-ngaku rasul. Saat bapak saya mengamuk pun saya masih belum sadar. Kata An, saya ini adalah titisan dari roh Sunan Kudus,” katanya.

Diakhir tahun 2015 lalu, An sempat menghilang selama tiga bulan. Perilaku aneh An sudah tercium warga di kampungnya sejak satu bulan terakhir. Pasalnya, dia banyak mengajak para pemuda untuk menjadi pengikutnya dan dijanjikan akan menjadi orang yang sakti.

“Kita bingung yah. Katanya An bisa ngobat-ngobatin orang, ngajak pemuda-pemuda disini biar jadi pengikut dia. Kebetulan keponakan saya pernah diajak, cuma tidak sampai ikut-ikutan,” ujar Erna tetangga An.

An menolak saat diwawancari oleh wartawan yang menghampiri rumahnya. Dia meminta kepada wartawan agar segera keluar dari rumahnya. “Sudah beres, maaf yah keluar saja,” ungkapnya.

Ustadz Nanang, salah satu pengasuh Ponpes tempat An menimba ilmu membenarkan perilaku menyimpang anak didiknya itu. Ia meminta kepada An agar menenangkan diri di rumah sebelum menimba ilmu kembali di Ponpes.

“Kemarin kita sudah tengahi, kita tegaskan jika apa yang diungkapkan oleh An itu menyimpang dari Aqidah Islam. Untuk sementara kita istirahatkan dahulu di rumah masing-masing agar jiwanya kembali tenang,” katanya.

Kapolsek Petir AKP Tangguh membenarkan pihaknya sempat mengamankan An Mapolsek. Ia menilai kasus tersebut merupakan hanya kesalahan pendapat masyarakat dan telah diselesaikan secara kekeluargaan. “Sudah beres, bukan mengaku Nabi, cuma ada salah persepsi saja,” pungkasnya. (fahmi/mardiana/jarkasih/satelitnews)

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *