TANGERANG ,SNOL Proyek pembanguan jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) 2, rute Kunciran (Kota Tangerang) -Bandara Soekarno Hatta – Serpong (Tangerang Selatan) mandek. Mayoritas warga menolak pembebasan lahan dan meminta pembayaran yang tinggi atas bidang tanah yang kena rute tol tersebut.
Ketua Tim Sembilan Pembebasan Lahan JORR 2 Harry Mulya Zein mengatakan, Proyek JORR 2 tersebut bisa berjalan jika terjadi kesepakatan dengan masyarakat dalam hal pembebasan lahan. “Kalau 75 persen warga setuju lahannya dibebaskan, bisa berjalan. Tapi yang terjadi justru mayoritas masyarakat menolak,” ucapnya, akhir pekan lalu.
Pihaknya sudah melakukan musyawarah harga tanah dan tata cara pembayaran dengan warga yang tanahnya akan dibebaskan dalam pembangunan JORR 2. Namun hingga kini belum ada kesepakatan harga. “Musyawarah antara pemda dan warga pemilik lahan untuk JORR masih deadlock (mentok). Tidak ada titik temu,” terang Harry, yang juga Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangerang.
Penawaran yang diberikan pemerintah antara Rp375.000 – Rp480.000 per meter persegi untuk tanah ukuran kecil. Sedangkan bagi tanah yang lebih luas dengan interval harga Rp1,1 juta-Rp1,5 juta per meter persegi.
Sementara, warga pemilik lahan untuk ukuran kecil meminta hingga Rp2,5 juta per meter persegi, adapun yang ukuran besar warga meminta Rp7 juta per meter persegi.
“Sesungguhnya tim ingin win-win solution (kesepatan yang sama-sama menguntungkan). Yakni, proyek bisa jalan tapi warga mendapatkan harga jual tanahnya yang pas,” ucap Harry.
Bentuk penolakan lain dari warga, mereka meminta pengalihan jalur JORR 2 untuk tidak melewati pemukiman atau tempat tinggal mereka yang telah dipetakan Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Dan atas penolakan-penolakan ini, Pemkot Tangerang mengeluarkan beberapa opsi.
Pertama, Pemkot Tangerang akan memberitahukan kepada Kementerian PU untuk melakukan perubahan jalur (trase) JORR 2. Kalau masih mentok, maka Pemkot akan meminta bantuan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah atas penolakan warga yang tidak ingin tanahnya dijual agar ada solusi.
“Kami sudah menyampaikan dua hal ini kepada PU dan Gubernur pada 28 Mei 2012 lalu. Kaitan dengan gubernur, karena JORR 2 merupakan proyek pembangunan lintas daerah yang menghubungkan Pemprov Banten dan Pemprov DKI Jakarta,” tuturnya.
Kepala Badan Pertahanan Nasional (BPN) Kota Tangerang Alim Bastian membenarkan mentoknya upaya pembebasan lahan warga JORR 2 Kunciran-Bandara-Serpong. “Penawaran warga gila- gilaan. Mereka meminta minimal Rp4 juta per meter persegi. Bahkan ada yang minta hingga Rp15 juta per meter persegi,” ucap pria yang juga Sekretaris Pembebasan Lahan JORR 2.
Terkait adanya harga jual tanah yang melonjak tersebut, BPN juga telah mengajukan surat kepada Gubernur Banten. “Musyawarah dengan warga soal JORR, berakhir mentok. Persoalan ini sudah kami laporkan kepada Gubernur,” singkat alim yang masih yakin bahwa pembebasan lahan JORR 2 akan selesai pada September 2012. (pane/jarkasih)
Mandeg, Pembebasan Lahan JORR 2
June 4th, 2012 Editorial-3