Lenyap, 597 Ha Daratan di Kabupaten Tangerang

TIGARAKSA,SNOL Tingkat abrasi di pesisir Kabupaten Tangerang sangat menghawatirkan. Tercatat sejak tahun 1995 hingga tahun 2015, Kabupaten Tangerang telah kehilangan daratan sebanyak 579 hektar akibat abrasi.

Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Perikanan dan Kelautan Dinas Kelautan dan perikanan (DKP) Pemerintah Kabupaten Tangerang Haerul Latif menjelaskan, abrasi tersebut hampir terjadi di seluruh wilayah pesisir utara Kabupaten Tangerang yang membentang sepanjang 51,2 km.

Namun abrasi terparah terjadi di Desa Kohod, kecamatan Pakuhaji yang mencapai jarak 915 dari garis 0. “Di pesisir Desa Kohod abrasi mencapai 130 meter per tahunnya,” jelas Haerul kemarin (21/3).

Akibat abrasi tersebut membuat Kabupaten Tangerang berikut masyarakatnya mengalami kerugian yang sangat besar. Selain kerugian secara ekonomi kerugian sosial juga timbul akibat hilangnya daratan tersebut.

“Jika dihitung secara ekonomi luas daratan yang hilang tersebut bisa menyebabkan kerugian hingga ratusan miliar rupiah, namun yang lebih parah adalah dampak kerugian sosial karena abrasi ini menimbulkan multiplayer effect di masyarakat,” jelas Haerul.

Menurut Haerul abrasi yang terjadi di pesisir Kabupaten Tangerang tersebut disebabkan beberapa faktor antara lain hilangnya pohon bakau (Rhizopora sp.) dan apiapi (Avicennia sp) yang seharusnya dapat menjadi gerbang utama penyelamat pantai dari ancaman gelombang. Serta ancaman angin muson barat, penggalian pasir baik secara legal maupun illegal serta adanya bangunan tegak lurus pantai yang mempercepat terjadinya abrasi.

“Abrasi yang terjadi di wilayah pesisir Kabupaten Tangerang merupakan dampak negatif dari kegiatan pengem-bangan wilayah yang tidak diantisipasi pada pembangunan masa lampau,” paparnya.

Untuk menangkis agar laju abrasi tidak semakin parah saat ini DKP Kabupaten Tangerang telah melakukan pemetaan dan identifikasi untuk menentukan jenis, kerapatan, luasan tutupan mangrove dan laju abrasi di pesisir Kabupaten Tangerang, guna menyusun rekomendasi kegiatan rehabilitasi dan pemanfaatan mangrove lokasi di wilayah pesisir Kabupaten Tangerang.

“Kami berharap dari kegiatan pemetaan dan kajian ekosistem mangrove di Kabupaten Tangerang bisa meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dalam upaya rehabilitasi ekosistem mangrove di kawasan pesisir dari Kecamatan Kronjo hingga Kosambi,” jelas Haerul.

Selain itu lanjut Haerul, DKP Kabupaten telah melakukan penanaman puluhan ribu mangrove di beberapa wilayah Kabupaten Tangerang serta meminta pemerintah pusat untuk memasang alat pemecah ombak di wilayah Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga.

“Khusus untuk alat pemecah ombak kami meminta ke pemerintah pusat karena memerlukan anggaran yang sangat besar,” pungkasnya. (hendra/satelitnews)

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *