MERAK, SNOL Gelombang besar di Samudera Indonesia kembali menenggelamkan kapal yang ditumpangi para imigran asal Timur Tengah, Minggu (9/9). Sebanyak 81 imigran, yang meliputi 80 orang dewasa dan seorang anak-anak dikabarkan selamat. Dua orang diantaranya terluka, dan mengalami patah tulang.
Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Banten Kolonel Laut (P) Agus Priyatna membenarkan adanya kapal imigran yang tenggelam tersebut. Kepastian itu didapat setelah pihaknya mendapatkan informasi dari Kepala Kantor Badan Search and Rescue Jakarta, I Ketut Parwa tentang peristiwa itu.
Kapal yang tenggelam, lanjut Agus, merupakan satu unit kapal nelayan yang bermuatan imigran gelap akibat dari hantaman ombak yang sangat besar di Samudera Indonesia. Titik lokasi tenggelamnya kapal nahas tersebut terjadi pada 83 knot mil Barat Daya Pelabuhanratu, Sukabumi, atau berada pada koordinat 52,49 Nautical Mil arah tenggara Tanjung Layar. Jika di tarik lurus maka tempat peristiwa itu berada sekitar 33 mil dari Pulau Tinjil, Taman Nasional Ujung Kulon. “Lokasi tenggelamnya kapal sangat jauh sekali, karena berada di perbatasan laut Indonesia dan Australia,” terangnya.
Menurut Agus berdasarkan informasi yang diterimanya para imigran tersebut diselamatkan kapal kargo bernama lambung Motor Vehicle (MV) Chip My Flower. Diatas kapal itu, kini terdapat 80 orang dewasa dan satu orang anak-anak. “Beruntung Imigran tersebut di tolong oleh kapal kargo berbendera asing,” ujarnya.
Agus menyatakan pihaknya belum mengetahui jumlah awal penumpang maupun titik awal keberangkatan para imigran tersebut. Namun pihaknya menduga para imigran tersebut diberangkatkan melalu Pulau Mentawai atau dari sekitar perairan Pelabuhanratu, Sukabumi. “Kami belum mengetahui dari mana Imigran tersebut berangkat, kami menduga ada dua lokasi keberangkatan mereka, antara Mentawai dan Pelabuhanratu,” katanya.
Kemarin sore, pihaknya bersama Polair Polda Banten dan Badan SAR Nasional bergegas melakukan penjemputan terhadap dua orang imigran yang terluka, dengan menggunakan Kapal Basarnas Rescue Boat (RB) 201. Keduanya imigran gelap itu mengalami patah tulang dan terkena luka sayatan.
Terkait puluhan imigran lain, menurut Agus, pihaknya belum dapat kepastian untuk melakukan evakuasi. Lantaran para imigran sendiri enggan dievakuasi ke Indonesia, dan mereka hanya ingin dievakuasi oleh pihak Australia. Pihaknya juga tidak dapat memaksakan untuk mengevakuasi seluruh imigran dikarenakan Indonesia sendiri tidak menerima suaka politik untuk para imigran. “Kami hanya akan mengevakuasi dua orang saja,” tandasnya.
Terkait peristiwa itu, pihaknya kini sudah membuka kembali Posko Imigran di Markas Lanal Banten, yang sebelumnya sudah ditutup.
Penegasan terkait musibah yang menimpa puluhan imigran juga disampaikan Direktur Polair Polda Banten AKBP Budhi Hermawan. Bahkan, menurutnya rencana evakuasi sudah siap dilakukan. Pihaknya akan bertemu dengan Tim SAR Australia di sekitar perairan Tanjunglesung guna mengevakuasi dua orang imigran yang sakit tersebut. “Kami akan menjemput mereka di sekitar Tanjunglesung untuk dibawa ke Posko agar bisa di obati,” katanya.
Demikian juga Kepala Seksi Operasional (Kasi Ops) Kantor SAR Jakarta, Hendra Sudirman mengungkapkan jika pihaknya akan langsung bertolak ke sekitar perairan Tanjunglesung untuk menjemput dua imigran yang sakit tersebut.
“Kalau jumlah seluruhnya 81 orang, tapi kami hanya menjemput dua orang,” ungkap Hendra saat dihubungi Banten Pos (Satelit News Group), seraya mengatakan jika kapal Basarnas telah siap di pangkalan Angkatan Laut, dan akan bertolak ke Tanjunglesung pada pukul 18.00 WIB.
Sebelumnya, sebanyak 150 imigran gelap asal Timur Tengah tenggelam saat menaiki sebuah kapal kayu di sekitar perairan Taman Nasional Ujung Kulon. Dari jumlah itu 56 orang diantaranya berhasil diselamatkan. Seluruh korban selamat, dan satu orang diantaranya dalam kondisi tak bernyawa berhasil dievakuasi ke Pelabuhan Peti Kemas PT Indah Kiat, Merak, Cilegon, Jumat (31/8) lalu. (ned/dam/deddy/bnn)
Lagi, Kapal Imigran Tenggelam, 81 Orang Selamat 2 Luka
September 10th, 2012 Editorial-3