TANGERANG, SNOL Isak tangis meledak saat kedatangan jenazah Alawy Yusianto Putra (15) pelajar kelas XI, SMA 6 Bulungan yang tewas akibat penyerangan pelajar yang diduga dari SMA 70 Jakarta Selatan di rumah duka di Jalan Mawar V, Perumahan Ciledug Indah II, Kelurahan Pedurenan, Kecamatan Karang Tengah, Selasa (25/9).
Kedua orang tua korban Tauri Yusianto dan Endang Fuji Astuti langsung histeris saat jenazah digotong masuk ke dalam rumah. Orangtua korban dan teman sekolah tak bisa menahan haru dan menangis setibanya jenazah Alawy. Mereka sangat terpukul atas peristiwa memilukan tersebut. Sebelumnya, jenazah Alawy sempat menjalani otopsi di RS Famawati, Jakarta Selatan. Alawy merupakan siswa kelas satu SMAN 6 Bulungan menjadi korban penyerangan yang diduga dilakukan puluhan pelajar dari SMAN 70 Jakata Selatan.
Saat itu, korban bersama beberapa teman sekolahnya sedang makan siang sambil menungu kegiatan ekstra kulikuler band di sekolahnya. Namun, dari arah Bulungan, segerombolan pelajar menyerang secara membabi buta menggunakan senjata tajam. Korban tewas seketika akibat sabetan clurit pada bagian dada. Korban saat itu terjatuh dan tertinggal temannya yang menyelamatkan diri.
“Peristiwa ini sangat memilukan bagi kami. Jangan sampai ada lagi korban kebrutalan pelajar,” kata Endang Fuji Astuti, ibu korban.
Endang Hastuti yang tak mampu menahan air mata atas kepergian putra kesayangannya itu menilai, putranya tersebut merupakan anak yang baik dan sangat dekat dengan keluarga. Makanya, kejadian itu sangat memukulnya. “Sejak berangkat sekolah saya melihat ada sedikit perubahan pada diri Alawy. Biasanya Alawy selalu cium tangan jika pamit pergi ke sekolah. Namun, hari terakhir sebelum Alawy meninggal, ia langsung pergi tanpa pamit kepada saya,” bebernya.
Sementara, Tauri Yusianto, ayah korban menuntut pihak sekolah dan pihak terkait agar tidak ada lagi kejadian seperti ini. Baginya, cukup terakhir ini peristiwa yang memilukan terjadi atas anaknya. “Harusnya ini jadi pelajaran bagi pihak kepolisian dan pihak sekolah. Saya pun ikhlas melepas kepergian Alawy asal tidak ada lagi korban sepertinya,” imbuhnya.
Selanjutnya, pihak kelurga mengebumikan jenazah Alawy di TPU Kampung Poncol, Kelurahan Padurenan, Kecamatan Karang Tengah, tidak jauh dari tempat kediaman almarhum. Setelah sebelumnya keranda jenazah digotong warga dan rekan almarhum menuju Masjid Al-Ikhlas untuk dishalatkan.
Nampak dalam pemakaman tersebut, sejumlah perwakilan sekolah, teman-teman almarhum, Inspektur Jenderal Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kabudayaan Haryono Umar, dan juga Kepala SMA Negeri 6 Kadarwati Mardiutama, Ajun Komisaris Dri Astuti dari Kepolisian Resor Jakarta Selatan, dan Lurah Pedurenan Ahmad Suhendar. (pane/made)