SERANG,SNOL Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Provinsi Banten, Hudaya Latuconsina mengungkapkan, nilai uji kompetensi 11 ribu guru di Banten jeblok atau dibawah rata-rata. Nilai konten knowledge atau penguasaan guru terhadap bahan ajar belum mencapai angka enam. Sedangkan knowledge atau kemampuan mengaja belum mencapai angka lima.
“Itu sudah mengkhawatirkan. Kami segera melakukan evaluasi terhadap nilai uji kompetensi guru itu karena nilai yang didapat dibawah rata-rata,” kata Hudaya, kemarin (29/7).
Namun, menurut Hudaya, rendahnya penilaian itu jangan membuat guru menjadi putus asa terhadap masa depannya, melainkan harus menjadi acuan dan intropeksi diri agar meningkatkan kualitas pendidikan di Banten. ”Bagi guru yang mengikuti ujian kompetensi itu, sudah mendapatkan dana insentif. Jadi, dana isentif itu digunakan untuk pengembangan diri.  Hanya saja, kami menilai dana insentif yang dapat guru itu tidak dimanfaatkan untuk pengembangan diri,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama Hudaya menyatakan, pada tahun ini guru yang akan mengikuti ujian kompetensi sebanyak 30.800 orang. Pelaksanaan uji kompetensinya dilaksanakan secara serentak di delapan kabupaten/kota di Banten, Senin (30/7) hari ini dengan dipusatkan di sejumlah sekolah.
“Kompetensi itu bagian dari analisa pemetaan kompetensi guru. Maka harus dijadikan sebagai upaya penyaringan guru agara kedepannya bisa untuk memperbaiki kinerja guru dan meningkatkan kompetensinya,” imbuhnya.
Hingga kini, lanjut Hudaya, dari 88.317 ribu di Provinsi Banten, baru 60 ribu guru mengikuti uji kompetensi. ”Setiap guru yang sudah mengikuti uji kompetensi diharap dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Banten,” harapnya.
Seperti diketahui, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) merilis hasil uji kompetensi yang berlangsung pada Februari 2012 lalu. Adapun hasil uji kompetensi tersebut, 156 kabupaten/kota mendapatkan nilai diatas rata-rata, dan 337 sisanya berada dibawah nilai rata-rata nasional. Nilai rata-rata nasional uji kompetensi itu adalah 42,25. (eman)