Jaman, Serius atau Sekadar Sensasi?
LANGKAH Walikota Serang Tb Haerul Jaman cukup mengagetkan. Tiba-tiba saja poster mini bergambar wajahnya menghiasi setiap jengkal jalan sampai pelosok terpencil di Banten. Apakah ini serius atau sekadar cari sensasi?
Adik tiri mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah ini salah satu kandidat yang paling mencolok melakukan sosialisasi jelang Pilgub Banten. Warga di luar Kota Serang sampai dibuat terheran-he ran dengan gerakan massif yang dilakukan orang nomor satu di Kota Serang ini. Selain gerakan tebar pesona dengan poster, Jaman juga mendaftar ke sejumlah partai politik, berharap ada parpol yang bisa memberinya tiket pilgub.
Jaman juga salah satu bakal calon yang getol mendekati calon incumbent Rano Karno. Nyaris dalam berbagai kesempatan kegiatan Rano, di sampingnya pasti ada Jaman. Jaman juga calon yang blak-blakan ingin digandeng Rano. Saat diundang “audisi” oleh Rano, Jaman mengaku siap jika diminta menjadi pendamping Rano.
Dengan modal pengalaman menjadi walikota Serang dua periode, Jaman rupanya tertantang untuk ikut terjun bersaing di Pilgub Banten. Namun, langkahya tidak semulus yang dibayangkan. Partai Golkar, tempat Jaman bercokol di dunia politik, tidak meliriknya. DPD I Golkar Banten menyodorkan nama Andika Hazrumy ke DPP Golkar. Bahkan gara-gara Jaman yang tidak mau mengalah dengan keponakannya (Andika) itu, dia dipecat dari jabatannya sebagai Plt Ketua DPD II Golkar Serang.
Santer disebut, majunya Jaman di Pilgub Banten merupakan bentuk kekecewaannya terhadap kakak-kakak tirinya, alias Ratu Atut Chosiyah cs. Sudah menjadi rahasia umum, sejak Tb Chasan Sochib meninggal, hubungan keluarga besar ini dilanda benih-benih keretakan. Apalagi sejak Lilis Karyawati, adik kandung Jaman diperkara-kan di meja hukum oleh Ratu Tatu Chasanah gara-gara tanah.
Maka bisa ditebak ketika DPD Golkar Banten yang dipimpin Ratu Tatu Chasanah menggelar pleno kandidat yang direkomendasikan, nama Andika Hazrumy-lah yang muncul, bukan Jaman. Sentimen keluarga diduga ken-tal dalam putusan rekomendasi bakal calon ini.
Apakah cukup modal Jaman sebagai walikota Serang dua periode? Rasanya masih banyak yang perlu diperdebatkan. Sejak naik pangkat dari wakil walikota menjadi walikota menggantikan H. Bunyamin, prestasi Ja-man di Kota Serang biasa-biasa saja. Tidak ada yang menonjol. Nyaris tidak pernah terdengar ada prestasi membanggakan dari daerah yang menjadi ibukota Provinsi Banten ini.
Prestasi pribadi Jaman sebagai pebalap mobil off road justru yang lebih banyak menghiasi media. Kota Serang juga belum mampu mengangkat pendapatan asli daerah (PAD) yang signifikan. APBD-nya habis terserap untuk belanja pegawai. Kalau APBD habis untuk gaji pegawai, bagaimana mau membangun ini dan itu?
Poin-poin inilah yang dirasa menjadi batu sandungan Jaman untuk bisa melenggang ke Pilgub. Dengan treck record memimpin Kota Serang yang biasa-biasa saja, rasanya sulit Rano Karno maupun Wahidin Halim menggandeng Jaman sebagai wakilnya. Meskipun secara jaringan Jaman lumayan luas – salah satunya menjadi ketua perguruan pendekar di Banten – namun tetap saja Jaman tidak didukung partai politik sebagai perahu pencalonan.
Sederhananya, Jaman tidak bisa memanfaatkan jabatan walikota Serang untuk berkarya yang bisa mengang-kat nilai jualnya. Tidak ada kesan (prestasi) yang mampu menghipnotis calon gubernur untuk menjadikan dia sebagai calon wakil yang layak diusung. Ibarat kata, tidak ada yang bisa menjual dari diri Jaman untuk maju di Banten 2. (tim rakyat merdeka group)