KOTA TANGERANG,SNOL Senin (16/7) adalah hari pertama Masa Bimbingan Siswa (MBS). Di beberapa sekolah, siswa diminta kreatif oleh kakak kelasnya dalam hal mengenakan atribut yang melekat selama masa bimbingan berlangsung.
Seperti terlihat di SMAN 5 Kota Tangerang. Siswa MBS yang tidak lain adalah siswa baru sekolah tersebut, wajib mengenakan atribut unik dan berwarna-warni melekat di seragam putih biru mereka. Kakak kelas mereka yang bertindak sebagai panitia, menugaskan calon adik-adik kelasnya itu agar mengenakan atribut yang berasal dari bahan baku yang bisa didaur ulang.
“Seperti tas yang digunakan, kami membebaskan terbuat dari apa saja. Asal itu bukan beli baru, melainkan dari barang bekas yang bisa diolah menjadi sebuah tas,” jelas Sandra Fitriani, Ketua Panitia MBS sekolahnya.
Alhasil, sekitar tiga ratus lebih siswa baru sekolah tersebut menggunakan berbagai macam barang bekas yang dijahit dan dikreasikan menjadi sebuah tas unik. Seperti Agung Kurniawan, dia menggunakan karung goni bekas yang pernah digunakan ibunya di rumah.
“Di rumah kan ada warung, saya lihat karung ini tergeletak gitu saja di pojokan. Akhirnya saya ambil saja buat dijadiin tas,” kata Agung, sembari memamerkan tasnya. Dengan dibantu sang ibu, Agung mengubah karung goni tersebut menjadi tas ransel unik.
Di hari terakhir MBS nanti, Agung mendapatkan tugas membuat prakarya dari berbagai barang bekas. Namun tentu saja, seminimal mungkin mengeluarkan uang.
Sementara di SMAN 2 Kota Tangerang, jalannya MBS dilakukan dalam pengawasan guru. Hal tersebut dikatakan Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Sutanto. Menurutnya, panitia tidak akan dibiarkan menggelar jalannya MBS sendiri, namun ada sekitar sembilan guru yang mendampingi tiap harinya.
“Jumlah guru tersebut belum dengan jumlah wakil kepala sekolah. Jadi kami bertugas untuk terus mendampingi siswa untuk terus menjalani MBS dengan lancar,” ujar Sutanto. Dengan adanya pengawasan, segala sesuatu yang dilakukan siswa pasti sudah seijin gurunya.
Hal tersebut ternyata sudah diamanatkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang, Zaenudin. Dari jauh-jauh hari pihaknya sudah menginstruksikan untuk membuat tim khusus, yang terdiri dari tim guru dari sekolah masing-masing. Sehingga kekhawatiran atas adanya kekerasan dari pihak panitia siswa tidak akan terjadi.
Kalaupun ada laporan adanya tindakan kekerasan atau pengkeloncoan, Zaenudin mengaku akan menindak keras. “Siapapun yang melakukan tindakan diluar peraturan, pihak sekolah tersebut akan kami tindak secara tegas,” ungkapnya.
Zaenudin menginginkan, MBS tahun ini bisa menggembleng mental spiritual siswa baru kearah cinta sekolah, belajar, dan mengembangkan bakat pada ekstrakulikuler di masing-masing sekolah.
Zaenudin menjamin tidak ada kekerasan atau pengkeloncoan selama masa orientasi tersebut berlangsung.(pramita/jarkasih)
Hindari Perpeloncoan, Siswa Baru Wajib Pakai Atribut dari Barang Bekas
July 17th, 2012 Editorial-3