Fransiskus Xaverius Hadi Rudyatmo dilantik menjadi wali Kota Solo, Jumat (19/10/12). Dia menggantikan Joko Widodo (Jokowi) yang “naik” menjadi gubernur DKI Jakarta. Karir politik Rudy memang tak bisa lepas dari kiprah kepemimpinan Jokowi.
Hadi Rudyatmo tidak pernah punya cita-cita menjadi wali kota. Apalagi di kota “besar” seperti Solo. Tapi, kenyataan berkata lain. Pria dengan ciri khas kumis tebal Gatutkaca itu kini harus mengemban tugas memimpin Kota Bengawan menggantikan sang mentor, Jokowi.
“Ini (tugas sebagai wali kota) adalah amanat undang-undang yang berat bagi saya. Tapi, apa pun, harus saya lakoni,” ujar pejabat kelahiran Solo, 52 tahun silam, itu Kamis (18/10).
Memang, memimpin rakyat Surakarta bagi Rudy, panggilan Hadi Rudyatmo, bukan hal baru. Dia melakukannya sejak terpilih menjadi pasangan Jokowi mengomandani Kota Solo periode 2005-2010 dan dilanjutkan 2010″2012. Dia mampu mengimbangi kelincahan dan gaya kepemimpinan yang ditunjukkan seniornya itu. Sebagai wakil wali kota, tak jarang Rudy harus menggantikan Jokowi yang kebetulan bertugas keluar kota atau ke luar negeri. “Menjadi wakil wali kota maupun wali kota sebenarnya sama saja. Sebab, sama-sama menjalankan amanat undang-undang,” tuturnya.
Sejak kecil, putra pasangan Marno Atmo Wiryono dan Suprapti Atmo Wiryono itu tak pernah bermimpi akan menjadi pejabat pangreh projo. Dia justru bercita-cita menjadi tentara. Bahkan, Rudy sempat mendapat pendidikan kemiliteran beberapa bulan. Namun, entah mengapa (dia enggan menceritakan penyebabnya, Red), pendidikan tersebut dia tinggalkan.
Sejak itu, dia mencoba mengubur impiannya tersebut dengan berkarir sebagai karyawan di sebuah perusahaan farmasi. Sejalan dengan itu, Rudy juga aktif di partai politik. Ketekunan dan ketegasannya dalam bersikap membuat karir politiknya pun moncer.
Anak ke-12 di antara 13 bersaudara tersebut merintis karir politik sejak 1977. Kala itu, dia masuk Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Sampai akhirnya, partai nasionalis tersebut pecah dan lahir PDI Perjuangan di bawah kepemimpinan Megawati Soekarnoputri. Rudy memilih ikut partai Bu Mega. Dan di partai kepala banteng moncong putih itulah dia kemudian dipasangkan dengan Jokowi untuk memimpin Solo.
“Menjadi wali kota sebenarnya nggak saya arep-arep (harapkan, Red). Karir saya di perusahaan farmasi tempat saya bekerja juga menyenangkan. Dari seorang buruh biasa, saya bisa menduduki jabatan supervisor. Bahkan, hingga saat ini saya masih mendapat gaji yang lumayan besar,” papar suami Endang Prasetyaningsih itu.(edi w/c2/ari/jpnn)