Mongolia tak bisa lepas dari sosok Genghis Khan, penakluk besar yang hidup pada abad ke-13. Namanya diabadikan di mana-mana. Mulai bandara, permen, hingga merek minuman beralkohol. Mengapa orang Mongolia begitu memuja Genghis Khan?
Mudah sekali menemukan nama Genghis Khan (dibaca: Jenghis Khan) di Ulan Bator, ibu kota Mongolia. Bandara internasional Mongolia bernama Chinggis Khaan (ejaan Mongolia). Kemudian, di pusat Kota Ulan Bator, nama yang sama bertebaran di mana-mana. Ada nama jalan, kedai kopi (Chinggis Beer), restoran, hotel, universitas, bahkan diskotek.
Di supermarket, kita bisa menemukan nama Chinggis Khaan Vodka (minuman beralkohol), Chinggis Candy (permen), dan Chinggis Coffee (kopi). Malah sebentar lagi Mongolia mempunyai mobil nasional (mobnas) dengan nama yang terkait dengan sosok pendiri kekaisaran Mongolia itu. Namanya Chinggis Khaan Royal. Mobnas tersebut akan diproduksi Kh. Battulga, pejudo, pengusaha, sekaligus menteri transportasi Mongolia.
Di Ulan Bator, Chinggis Khaan Vodka termasuk minuman favorit warga. Tak terkecuali penduduk yang tinggal nomaden di rumah-rumah tradisional (ger). Bahkan, tak jarang turis asing menjadikan minuman penghangat tubuh khas Mongolia itu sebagai oleh-oleh. Harganya cukup terjangkau. Yang kecil berbanderol MNT (Mongolian tugrik) 2.000 (sekitar Rp 14.000, 1 MNT = Rp 7). Sedangkan yang paling mahal MNT 25.000.
“Kalau musim dingin, minum Chinggis Khaan Vodka paling enak untuk menghangatkan badan,” ucap Khaltar Javzaa, 70, penghuni ger di kawasan Zaisan, Distrik Khan Uul, pinggiran Ulan Bator.
Uang Mongolia juga bergambar Genghis Khan. Pecahan mulai MNT 500, 1.000, 5.000. 10.000, sampai 20.000 bergambar tokoh yang hidup pada 1162 hingga 1227 tersebut. Sedangkan pecahan kecil bergambar Damdin S”khbaatar, pemimpin revolusi yang membebaskan Mongolia dari cengkeraman Tiongkok dan pasukan pemberontak Rusia pada 1921.
Otgonchimeg Altankhuag, mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris Mongolia Otgontenger University, mengatakan, Genghis Khan memang menjadi satu-satunya ikon nasional paling kuat di negeri berpenduduk 2,8 juta jiwa tersebut.
“Genghis Khan membuat kami bangga sebagai sebuah bangsa. Memang sekarang Mongolia bukan bangsa besar lagi. Bisa dikatakan miskin. Namun, Genghis Khan mengingatkan kami bahwa negeri ini pernah berjaya di masa lalu,” ucapnya.
Untuk menegaskan identitas itu, pemerintah getol menjadikan Genghis Khan sebagai ikon terpenting di negeri tersebut. Salah satunya melalui dunia pendidikan. Siswa kelas tiga SMP, misalnya, wajib melahap materi sejarah khusus tentang kejayaan Genghis Khan. Mulai masa kecil Genghis Khan sebagai anak yatim bernama Temujin hingga keberhasilannya menyatukan suku-suku nomaden Mongolia.
Yang terpenting adalah kehebatan Genghis Khan menaklukkan bangsa-bangsa di Asia Barat, Asia Tengah, Asia Selatan, Asia Tenggara, Tiongkok, hingga sebagian kecil Eropa. Genghis Khan dan para penerusnya merupakan penguasa kekaisaran dengan area berdekatan terbesar dalam sejarah manusia. Total Kekaisaran Mongol yang dibangun pada 1206 itu menguasai wilayah seluas 24 juta km persegi (ada yang mengatakan 33 juta km persegi). Pada masa puncaknya, Kekaisaran Mongol memerintah lebih dari 100 juta penduduk.
Tentu saja, papar Chimska, panggilan Otgonchimeg Altankhuag, dalam pembelajaran di sekolah, Genghis Khan hadir sebagai sosok yang hebat, tangguh, berani, dan inspiratif. Pembantaian besar-besaran penduduk di daerah taklukannya sama sekali tidak ditampilkan.
Paira Urjee, seorang sopir bus, bahkan mengibaratkan Genghis Khan sebagai nabi baginya. “Saya merasa sangat dekat dengan Genghis Khan. Dia merupakan orang hebat dan membuat Mongolia terkenal ke seluruh dunia,” ujarnya.
Pemerintah dan orang-orang Mongolia memang edan-edanan dalam memuja Genghis Khan. Patung-patung didirikan. Yang paling terkenal adalah patung perunggu Genghis Khan dalam posisi duduk di depan istana negara Saaral Ordon. Patung tersebut dekat dengan lapangan utama tengah Kota Ulan Bator, Sukhbaatar Square.
Di samping patung Genghis Khan, terdapat patung kecil dua pewarisnya, Ogedei Khan dan Kublai Khan (baca: Kubilai Khan). Patung tersebut dijaga dengan sangat ketat layaknya tempat suci. Orang biasa tidak diperkenankan menyentuh patung itu. Berdiri lama-lama untuk memotret di sekitar patung juga dilarang. Saya pernah diusir polisi yang berjaga karena berdiri di depan patung tersebut. Padahal, hanya sebentar.
Selain itu, ada patung berkuda Genghis Khan yang dibangun Genco Tour Bureau, sebuah perusahaan swasta di sana. Patung itu didirikan di kota kelahiran sang kaisar, Tsongin Boldog, sekitar 54 km di timur pusat Kota Ulan Bator. Patung tersebut terbuat dari perak setinggi 40 meter. Di bawah patung itu, terdapat museum yang menyimpan barang-barang peninggalan Kekaisaran Mongol. Ada 36 jendela di bangunan tersebut. Itu adalah representasi 36 khan dalam Kekaisaran Mongol.
Setiap hari sekitar seribu turis mengunjungi kompleks bangunan itu. Rencananya, tempat wisata yang mulai dibangun pada 2008 tersebut diperluas. Pihak Genco mengundang arsitek dari Rusia, Jerman, dan Republik Ceko untuk membuat miniatur pusat pemerintahan Kekaisaran Mongol pada puncak kejayaan Genghis Khan seluas 212 hektare.
Salah seorang pemandu wisata Genghis Khan, Chagatai Mishig, menuturkan bahwa tujuan pembangunan kompleks tersebut memang memperkenalkan kehebatan Kekaisaran Mongol abad ke-13 dan ke-14 kepada dunia. Dia juga menceritakan bahwa pasukan Kublai Khan, cucu Genghis Khan yang juga penguasa Dinasti Mongol Yuan, pernah melakukan ekspedisi dan menaklukkan tanah Jawa.
Dia lalu menunjukkan peta yang menyebutkan bahwa seribu kapal Kublai Khan pernah berlayar untuk menyerang Kerajaan Majapahit pada 1290. “Waktu itu Majapahit sangat powerful. Penyerangan itu menjadi tonggak bahwa Mongolia pernah berkuasa sampai Asia Tenggara,” ucapnya bangga.
Dalam sejarah dunia, disebutkan pasukan Kublai Khan pernah berekspansi hingga tanah Jawa. Namun, mereka bukan menundukkan Majapahit, melainkan Kerajaan Singosari. Sebab, Majapahit baru berdiri pada 1293.
Raden Wijaya, raja pertama Majapahit, memanfaatkan pasukan Mongolia untuk menghancurkan Singosari. Dia lantas membantai pasukan Mongol dan membangun Majapahit. “Ini pengetahuan baru bagi saya. Berarti ada versi yang berbeda. Namun, di peta-peta sejarah kami, Kublai Khan menundukkan Majapahit,” tegas Mishig.
Pria 32 tahun itu melanjutkan, Genghis Khan sebagai ikon penting bangsa Mongol memang terus dipuja-puji akhir-akhir ini. Saat komunisme di Mongolia ambruk pada awal 1990, pemerintah langsung gencar mempromosikan Genghis Khan sebagai identitas nasional.
Sebelumnya, saat Mongolia masih berada di bawah pengaruh komunis, apa pun yang berbau Genghis Khan dipandang sangat buruk. Bahkan, Partai Rakyat Revolusioner Mongolia (MPR) alias Partai Komunis Mongolia tidak segan memecat anggotanya yang menggunakan Genghis Khan sebagai simbol negara.
Sekarang sejarah telah berubah. Kejayaan Genghis Khan seolah telah kembali. Bahkan, untuk memperingati kebesaran Kekaisaran Mongol di bawah Genghis Khan, setiap tahun digelar Naadam Festival. Festival itu dilangsungkan setiap 11-13 Juli dengan menampilkan kehebatan Genghis Khan melalui olahraga pacuan kuda, gulat, dan memanah.
“Saya kira, pemerintah bakal mengetatkan penggunaan nama Genghis Khan. Nama-nama remeh-temeh bakal tidak diperbolehkan lagi. Nama Genghis Khan harus untuk hal-hal besar dan mulia,” tandas Mishig. (ainur rohman/c11/ari)
Genghis Khan, Patungnya Disakralkan, Jadi Nama Bandara hingga Vodka
September 5th, 2012 Editorial-3