Earth Hours, Mal Sampai Masjid Matikan Lampu

KARAWACI,SN Sejumlah pusat perbelanjaan dan area publik di Tangerang Sabtu (31/3) tampak gelap. Mereka ikut serta menyerukan peringatan Earth Hours (EH) dengan mematikan lampu selama satu jam dari jam 20.30 hingga 21.30.
“Ada dua pusat perbelanjaan besar di Tangerang yang turut serta tahun ini, Supermal Karawaci dan WTC Matahari Serpong,” ujar Rahardiyan Galuh Dhirabrata, Media and Business Relations EH Tangerang.
Di main lobby Supermal Karawaci, seluruh logo brand yang terpampang besar didinding dimatikan semua oleh pihak pengelola. “Untuk Supermal keikutsertaannya hanya mematikan seluruh lampu logo didinding ini saja, belum lagi beberapa lampu tembak yang ada di parkirannya,” ujar Era, penanggungjawab pelaksanaan EH di kawasan elit Lippo Karawaci.
Walaupun tidak terlalu lihat, lampu papan nama merek ternama itu sempat mendapat perhatian para pengunjung. Bahkan beberapa diantara mereka sempat berhenti dan mengabadikan momen tersebut dengan kamera handphone mereka.
Universitas Pelita Harapan (UPH), kampus yang berada di sebelah pusat perbelanjaan tersebut terlihat gelap gulita di jam yang sama. Gedung yang biasanya menyala terang, nampak gelap, hanya toko buku Times yang menghidupkan lampu.
Gelapnya suasana, dimanfaatkan Era dan volunteer EH merangkai obor dari botol bekas menjadi 60+. “Sebagai simbolis, semoga tahun depan semakin banyak yang turut partisipasi,” harap Era ditengah obor.
Ketua Koordinator Volunteer EH Tangerang, Maria Gina Karina menjelaskan, selain kawasan Karawaci, untuk Kota Tangerang kegiatan dipusatkan di Pusat Pemerintahan. “Kita bekerjasama dengan berbagai komunitas di kota ini. Jadi sepanjang mematikan lampu, teman-teman komunitas mempertontonkan aksi mereka,” jelas wanita yang biasa dipanggil Gina itu.
Selain itu, ada tujuh titik keramaian yang turut serta mematikan lampunya. Seperti Mesjid Al Azhom, Puspem, Bunderan Adipura, Supermal Karawaci, Benton Junction, Menara Matahari, dan WTC Matahari Serpong.
Gina berharap, aksi pemadaman lampu selama satu jam berpengaruh bagi hematnya energi bumi dan turut menyelamatkan bumi dimasa depan. “Semoga, 31 Maret tahun depan bukan hanya tujuh titik, namun puluhan titik yang bisa kami data secara lengkap,” katanya. (pramita/susilo)

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *