Dua Terduga Teroris Diringkus

PENGGELEDAHAN RUMAH TERDUGA TERORIS Tim Densus 88 menjaga ketat didepan rumah terduga teroris di Ciputat, Kota tangsel, Kamis (28/1). Dalam penggeledahan tersebut Densus 88 mengamankan 1 unit Laptop, 1 HP dan sejumlah buku catatan, sebelumnya Densus 88 mengamankan 2 orang terduga teroris yang masih ada kaitannya dengan teror Thamrin bernama Waristo dan Jafar yang di tangkap di Bitung Kabupaten Tangerang pada hari yang sama. (Nunung Purnomo/satelit News)

CIPUTAT,SN—Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap dua pria yang diduga terlibat aksi terorisme di kawasan Bitung Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang, Kamis (28/1) pagi. Densus juga menggeledah Taman Kanak-kanak di Kampung Maruga RT 05 RW 04 Kelurahan Serua Kecamatan Ciputat Kota Tangsel yang menjadi tempat tinggal dua terduga teroris berinisial W dan J.Kemarin pagi, polisi berpakaian lengkap dengan membawa senjata laras panjang mendatangi rumah yang persis berada di belakang kantor Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan itu. Rumah tersebut diketahui milik Edi Maryoto yang telah meninggal dunia beberapa tahun lalu. Maryoto merupakan ayah mertua dari J dan W yang ditangkap di daerah Bitung di hari yang sama.

Kapolres Tangsel AKBP Ayi Supardan mengatakan pihaknya mendampingi Tim Densus 88 yang melakukan penggeledahan. Dari rumah tersebut, Densus 88 menyita laptop yang diduga berisi data terkait dengan teror di Indonesia, telepon seluler dan sejumlah catatan.

“Seisi rumah digeledah, juga mobil carry milik keluarga tersebut,” kata Ayi Supardan di lokasi penggeledahan.

Ayi mengatakan rumah tersebut merupakan tempat tinggal terduga teroris W dan J. Dua pria tersebut diduga terlibat dalam aksi pengeboman dan penembakan di kawasan Sarinah, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta, 14 Januari lalu.

“Ya penggeledahan berhubungan dengan kejadian teror yang terakhir ini. Kasusnya masih dalam pengembangan. Sebagai kesatuan kewilayahan kami hanya mendampingi tim Densus, “ujar Ayi.

Seorang warga sekitar Agus Rijal (40) mengatakan polisi sudah ada di lokasi sejak pagi hari sekira jam 8 pagi. Menurut Agus, terduga teroris berinisial W pernah ditangkap polisi karena kasus terorisme pada tahun 2010. W diketahui baru beberapa tahun ini keluar dari penjara.

“Saat itu memang ditangkap polisi kalau gak salah soal Bom Marriot dan warga mengetahui kalau dia ditangkap karena teroris,”ujar Agus.

Penggeledahan terhadap rumah yang juga taman kanak-kanak itu menarik perhatian warga. Sejumlah warga tampak ramai menonton kehadiran polisi yang menggeledah rumah yang telah dipasangi garis polisi tersebut.

Saat penggeledahan berlangsung, seorang perempuan berjilbab menggunakan motor masuk ke rumah tersebut. Dia kemudian menegur wartawan yang mengambil foto rumah tersebut.

“Mas darimana sudah ya, Jangan di sini lagi,”ucapnya.

Warga sekitar mengaku tidak menaruh curiga kepada kedua terduga teroris walau mengakui jika keduanya merupakan pribadi yang tertutup dan tidak bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.

Salah satu warga sekitar Pandi Rais mengatakan kedua terduga teroris yang ditangkap memiliki pekerjaan berbeda. Terduga W bekerja sebagai pedagang pakaian dan makanan di pasar malam keliling sementara J diketahui bekerja di sebuah pabrik. Keduanya jarang sekali bertegur sapa dengan tetangga. Untuk membeli keperluan sehari-hari seperti rokok di warung sekitar, keduanya selalu menutup wajah dengan masker dan masih menggunakan helm.

“Iya jarang sosialisasi sama warga sekitar,”ujarnya. Keduanya juga diketahui jarang salat di masjid yang berada tepat di samping rumahnya.

“Ada beberapa yang menilai punya aliran tersendiri. Gak pernah salat Jumat di sini, selalu di luar,”imbuhnya.

Rumah dengan lahan kurang lebih 100 meter tersebut juga digunakan untuk Taman Kanak-Kanak Baiti Jannati. Sejak beberapa tahun terakhir, siswanya semakin sedikit hingga kini hanya terlihat 9 orang. Sebagian besar siswa yang bersekolah bukan warga asli sekitar.

“Kebanyakan dari luar. Yang mengelola istri dari Almarhum pak Edi,”ujarnya.

Munadi, Ketua RT 05 RW 04 Kelurahan Serua mengatakan W tinggal di di rumah tersebut lebih dahulu dan kemudian diikuti J. Meskipun keduanya tertutup, Munadi tidak memiliki kecurigaan kepada keduanya karena mereka juga terlihat sibuk dengan usahanya.

“Di sini biasa saja walaupun juga tahu salah satunya pernah ditangkap karena kami juga jarang melihatnya. Kalau ada sumbangan atau apa mereka selalu bayar juga,”pungkasnya. (catur/gatot)

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *