CIPUTAT,SNOL Dinas Kesehatan Provinsi Banten mengeluhkan penanganan penderita Tuberkolosis (TB) pada Rumah Sakit Umum Tangerang Selatan. Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Provinsi Banten Didin Aliyudin mengatakan penumpukan penderita TB tidak seharusnya terjadi di RSU Tangsel.
“Sebaiknya penumpukan pasien tidak terjadi di Rumah Sakit Umum. Kalau terjadi penumpukan maka RSU sama dengan Puskesmas,”kata Didin Aliyudin saat melakukan supervisi di RSU kota Tangsel, kemarin (2/8).
Menurut Didin, sebaiknya Puskesmas tidak langsung merujuk pasien TB ke rumah sakit umum. Tapi, lakukan pemeriksaan awal kepada pasien yang terduga menderita TB melalui lab Baik di Puskesmas maupun di Lab daerah. Jika, perlu penanganan lebih lanjut barulah Puskesmas merujuk ke Rumah Sakit Umum. “Ini semua dilakukan untuk menghindari penumpukan yang berlebihan, ”ujarnya.
Menurut Didin Aliyudin, Provinsi Banten saat ini menempati posisi ke lima tingkat nasional untuk jumlah masyarakat tersuspect TB. Dengan jumlah 6030 orang pada semester pertama TB positif dan 6050 orang terindetifikasi TB.
“Sedangkan target pendataan 2012 ini sekitar 12.000 orang. Jadi, Dinas Kesehatan telah mencapai sekitar 93 persen. Jumlah tersebut melebihi target nasional sebesar 83 persen,”terangnya.
Didin menambahkan, Kota Tangsel pada semester pertama mampu mendata masyarakat yang tersuspect sebanyak 237 orang atau 87 persen. Sedangkan, Kabupaten Tangerang adalah wilayah yang terbanyak pada pendataan TB se Provinsi Banten.
“Artinya pada akhir tahun Penderita TB akan lebih banyak lagi yang terdata oleh Pemerintah. Baik Provinsi maupun Kabupaten dan Kota. Karena target di masing wilayah adalah 300 orang,”terangnya.
Dokter Spesialis Paru RSU Kota Tangsel, Dr. Temmasonge, Sp.P mengatakan masyarakat yang melakukan pemerikasaan di RSU Kota Tangsel pada saat pengobatan sekitar 20 orang. Dari jumlah masyarakat yang memeriksakan parunya, hampir 50 persen terjangkit TB. (adn/bnn)
Dinkes Banten Soroti Penanganan TB di Tangsel
August 3rd, 2012 Editorial-3