TANGERANG,SNOL Kekeringan tak hanya membuat kalangkabut para petani. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) pun dibuat resah. Menyusul semakin menyusutnya debit air sungai Cisadane yang merupakan bahan baku sejumlah perusahaan milik pemerintah daerah tersebut.
Akibat penyusutan debit air sungai Cisadane, PDAM Tirta Kerta Raharja (TKR) Kabupaten Tangerang terpaksa menyetop distribusi air kepada 8000 dari total 112 ribu pelanggannya. Sedangkan PDAM Tirta Benteng (TB) Kota Tangerang melakukan pengerukan lumpur yang menghalangi air masuk ke penampungan pengolahan air baku PDAM.
Terhitung mulai Selasa (4/9) kemarin, penyusutan air atau debit air di bendungan Pintu Air Sepuluh Tangerang, menyusut 11.20, dari ukuran normal yaitu 11.50 Wib. Hal tersebut dikatakan Wandi Supratman, petugas di Pintu Air Sepuluh Karawaci, Kota Tangerang. “Terus menyusut, sekarang saja sudah menyentuh angka 11.20 kesediaan air bakunya. Padahal ukuran normalnya 11.50,” ungkapnya.
Dengan ketersediaan air baku tersebut, kesepuluh pintu air ditutup total dan untuk menjaga debit air yang mengaliri bangunan industri yang berada disekitar Sungai Cisadane. Walaupun debit air tetap dijaga oleh petugas, tetap saja debit yang masuk ke pintu timur dan barat yang menyanggah Pintu Air Sepuluh tidak dialiri air. “Air di dipintu timur seperti selokan saja. Air yang mengalir kesana hanya selebar ukuran centimeter. Kalau pintu air barat yang mengaliri kawasan Neglasari masih lumayan, bisa mengaliri dua pintu yang terbuka,” jelas Wandi.
Kondisi penyusutan air seperti itu, diakui Wandi mendapat keluhan dari industri yang menduduki bantaran dan menjadikan Sungai Cisadane sebagai sumber air utama. Menurutnya ada beberapa perusahaan yang mendatangi Pintu Air Sepuluh hanya untuk mengeluhkan kondisi air. Lebih parah lagi, aliran sungai yang berada dibalik pintu air utama terlihat menyusut.
Akibat penyusutan itu, PDAM TKR menghentikan proses distribusi air kepada 8000 pelanggannya, terutama di wilayah Teluknaga Kabupaten Tangerang. “Mulai kemarin pelanggan PDAM TKR di wilayah Teluknaga Kabupaten Tangerang tidak lagi mendapatkan pasokan air,” kata Rusdi Mahmud, Direktur Utama PDAM TKR kepada wartawan, kemarin.
Produksi air mengalami penurunan karena pasokan yang tersedia terbatas dan harus dibagi merata kepada seluruh pelanggan. Untuk mengatasinya, PDAM TKR pun memberikan pasokan air kepada warga dengan mengirim mobil tangki air berkapasitas 3000 liter.
Pasokan air dari PDAM TKR dilakukan pengurangan dari 100 liter per detik menjadi 75 liter per detiknya. Pihaknya melakukan efesiensi pengiriman pasokan air agar ketersediaan yang ada pun tidak kosong. Pihaknya juga sedang berupaya dengan membuat saluran air dari sungai Cisadane agar dapat mengalir ke irigasi dan bisa kembali mengisi pasokan air di wilayah Teluknaga. PDAM TKR memiliki 112 ribu pelanggan yang tersebar di wilayah Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang. “Di Kota Tangerang terdapat 60 ribu pelanggan. Sedangkan sisanya yakni di Kabupaten Tangerang khususnya di Pantai Utara (Pantura) telah mengalami kekeringan,” katanya.
Sementara, PDAM Tirta Bentang (TB) Kota Tangerang mengingatkan para pelanggannya untuk mulai menampung air di musim kemarau ini. Pasalnya, debit air di Cisadane yang normalnya 1,5 meter sebagai bahan baku kini kondisinya tinggal 45 centimeter. Hal tersebut jelas mempengaruhi air produksi di PDAM TB.
“Kami sudah mengirimkan surat pemberitahuan kepada pelanggan kami soal menurunnya debit air Cisadane yang sudah mencapai kondisi kritis. Meskipun saat ini pendistribusian air belum terganggu, jelas kami butuh kerjasama pelanggan, agar tidak melakukan pemborosan,” kata Deni Agistomi, Kabag Hubungan Pelanggan PDAM TB, Selasa (4/9).
Pantuan di saluran pengisian air baku PDAM TB, puluhan pekerja tengah melakukan pengerukan lumpur yang menghalangi air masuk ke penampungan pengolahan air baku PDAM. Sedimen lumpur yang sudah mengendap memang menghalangi masuknya air yang kini semakin menurun saja debitnya. “Pengerukan ini sebagai upaya agar air masih bisa masuk ke penampungan pengolahan,” jelas Deni.
Memasuki musim kemarau ini, pihaknya telah menyediakan layanan hotline pelanggan dan masyarakat yang benar-benar kekurangan air bersih. Layanan ini diberikan sebagai bagian dari pelayanan juga. “Kalau ada warga Kota Tangerang yang kekeringan, silahkan datangi kami atau hubunggi di nomor langganan kami. Pasti kami bantu, sebab ini kebijakan pimpinan PDAM memasuki musim kemarau,” tandasnya.
Sementara itu, warga di Kota Tangerang sudah merasakan dampak kemarau panjang yang terjadi tahun ini. Seperti yang dirasakan warga Rawa Bali, Kelurahan Mekarsari, dan warga Selapajangjaya, Kecamatan Neglasari. “Sudah hampir sebulan mas air tanah di rumah sulit. Keluar jika malam hari saja,” ujar Nancy , warga Rawa Bali.
Saat ditemui, Nancy sedang mencuci baju di saluran irigasi Sungai Cisadane di Jalan Surya Dharma (arah menuju Pintu M1 Bandara Soekarno-Hatta). Biasanya saluran irigasi itu selalu dipenuhi air berwarna coklat. Namun kini airnya menyurut, tersisa sedikit. “Dari pada kaga bisa menyuci, lebih baik cuci di sini. Habis harus bagaimana lagi?” ujarnya resah.
Humas PDAM TB Ichsan Sodikin mengatakan, PDAM TB yang melayani sekitar 27.000 pelanggan di Kota Tangerang, hingga saat ini masih aman. Namun untuk mengantisipasi hal yang buruk, sistem distribusi diubah. “Di jam sibuk yaitu pukul 05.00-10.00 WIB dan 16.00-22.00 WIB suplai air kami kurangi, biasanya 50 liter/detik menjadi 25 liter/detik. Di luar jam itu, normal lagi,” jelasnya.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah II Ciputat, Subarjo, mengatakan musim kemarau akan berlangsung hingga bulan November. Adapun penyebabnya adalah karena suhu permukaan air laut masih rendah sehingga menyebabkan tidak terjadinya penguapan air laut yang menjadi hujan.
“Musim kemarau pada tahun ini diperkirakan akan terjadi dalam kurun waktu yang panjang dibandingkan tahun sebelumnya karena suhu air laut rendah,” katanya. (fajar aditya/pane/pramita/jarkasih)
Cisadane Terus Menyusut, PDAM Stop Air 8000 Pelanggan
September 5th, 2012 Editorial-3