Butuh 3 Tahun Kaji Smart City Tangsel
SERPONG,SNOL Pemerintah Jepang mulai melakukan langkah awal pembentukan Smart City Tangerang Selatan. Dimulai sejak akhir tahun 2012 hingga tiga tahun mendatang, studi kelayakan dan persiapan pembentukan Smart City Tangsel akan dilakukan Integrate The Value for The Next (Infrax), konsultan yang ditunjuk Pemerintah Jepang.
Kepala Konsultan Infrax Hiroki Yamamoto yang datang langsung ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Tangsel mengatakan, pihaknya ditunjuk Pemerintah Jepang dan atas permintaan Pemerintah Indonesia untuk melakukan kajian awal pembentukan Smart City di Tangsel.
“Atas permintaan Pemerintah Indonesia dan atas persetujuan Pemerintah Jepang, kami ditunjuk untuk melakukan kajian selama tiga tahun di Tangsel. Kami diminta merancang, mempersiapkan, dan mencanangkan pembentukan Smart City di Tangsel, yang merupakan proyek awal dan satu-satunya di Indonesia,” kata Yamamoto, Selasa (20/11).
Pria yang sudah bergerak puluhan tahun di bidang Profesional Engineering di Jepang itu membeberkan, dari tiga kota yang diusulkan Pemerintah Indonesia, yakni Bekasi dan Depok, dan Tangsel, akhirnya disepakati oleh Indonesia-Jepang untuk menjadikan Tangsel sebagai proyek percontohan.
“Bukan Jepang yang memutuskan, ini diputuskan bersama antara Jepang dan Indonesia yang juga disokong Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Indonesia. Jadi, tugas kami selama tiga tahun ke depan, melakukan kajian sampai Tangsel benar-benar siap jadi Smart City,” ungkapnya.
Smart City sendiri, sebut Yamamoto, merupakan kota yang ramah lingkungan, yang hanya bisa tercipta dengan beberapa kriteria. Antara lain, adanya keinginan kuat warga mewujudkan smart city, semangat dari aparat pemerintah daerah untuk membangun smart city, adanya bantuan dari orang-orang berpengalaman.
“Yang kami ingin ciptakan dalam sebuah kawasan Smart City adalah sebuah kota yang bagus untuk kehidupan keluarga, dan kota dimana warganya punya kesadaran tinggi dalam melakukan penghematan energi, dan juga kota yang warganya bisa mengakses energi, bisa mengakses transportasi, penggunaan listrik, yang mana pemain utamanya adalah warga dalam kota itu sendiri,” bebernya.
Kabid Fisik dan Prasarana pada Bappeda Kota Tangsel Musni Ahyani mengatakan, kedatangan konsultan ke Bappeda juga untuk mengumpulkan terlebih dahulu info dasar tentang Tangsel, untuk kemudian dibuat rencana pembangunan. “Kesimpulan awal, Tangsel sudah memenui kriteria buat smart community dan sedang disiapkan untuk jadi Smart City ,” jelasnya.
Disinggung soal dana kajian yang dilakukan konsultan Jepang tersebut, baik Bappeda maupun konsultan sepakat bahwa pendanaan sepenuhnya dikeluarkan konsultan dan Pemerintah Jepang.
“Saat kami ditawarkan, kami tegaskan bahwa Tangsel tidak punya biaya untuk kajian, namun akan mendukung. Wal hasil, Pemerintah Jepang melalui konsultannya siap mengeluarkan biaya untuk kajian tersebut. Tapi berapa nilainya kami sendiri tidak tahu,” imbuhnya. (pane/gatot)
Tinggalkan Balasan