TANGERANG, SN—Sekitar 2.700 buruh PT Panarub Dwikarya melakukan aksi mogok kerja di halaman depan pintu gerbang perusahaan, Jalan Benoa Raya Komplek Benoa Mas Blok B No. 1, Karawaci, Kota Tangerang, kemarin. Dalam selebaran yang dibagikan, salah satu tuntutan yang diajukan buruh adalah penambahan toilet.
Selain itu, masih ada 16 tuntutan lagi, antara lain pembayaran rapelan, kenaikan THR, pekerjakan kembali ketua dan sekretaris SBGTS-GSBI, penghapusan kerja paksa, permudah pengambilan cuti tahunan, pembayaran upah lembur untuk golongan B, pemberian premi, kebebasan berserikat, pemberian hukuman yang berlebihan dan kenaikan upah makan.
“Hari ini kami megok total. Sebab, semua tuntutan kami belum dipenuhi,” kata Kokom Komalasari, Ketua Umum Gabungan Serikat Buruh Indonesia PT Panarub Dwikarya, kepada wartawan.
Kokom menjelaskan, mogoknya ribuan buruh tersebut karena hingga tiga kali perundingan antara perwakilan buruh dengan pihak manajemen PT Panarub Dwikarya tidak menghasilkan kesepakatan terkait tuntutan yang diajukan.
“Aksi dilakukan secara spontan, setelah pada perundingan ketiga, hari ini, gagal melahirkan kesepakatan. Dua kali perundingan sebelumnya gagal membuat kesepakatan antara buruh dengan manajemen,” ungkap Kokom.
Karena belum ada kesepakatan, imbuhnya, buruh perusahaan yang memproduksi sepatu bermerek Mizuno, Adidas, dan Specs itu langsung mogok walaupun pihak manajemen meminta karyawannya kembali bekerja.

Outsourcing
Di Jakarta, Ketua Konsulat Cabang Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Tangerang Riden Hatam Aziz kepada wartawan menuturkan, sekitar 1.500 buruh anggota FSPMI Tangerang ikut dalam demo di Jakarta, kemarin siang.
Menurut Raden, buruh Tangerang berangkat pukul 08.00. “Kita menuntut revisi peraturan tentang komponen kebutuhan hidup layak (KHL) dan penghapusan sistem kerja outsourcing,” kata Riden.
Riden menjelaskan, terkait komponen KHL, pihaknya menuntut pemerintah agar membuat sekurang-kurangnya 86 item KHL. “Yang sekarang ada baru 46 item,” katanya.(iqbal/gt/fah)