Bernostalgia di Toys Festival Ala Mahasiswa UPH Karawaci

KARAWACI,SN – Ingin mengenang mainan masa kecil dulu? Datanglah ke stand Toys Festival di Universitas Pelita Harapan (UPH), Karawaci, Kabupaten Tangerang. Beberapa mainan edukasi buatan mahasiswa Psikologi dari berbagai kampus ternama di Indonesia pun turut dipamerkan.
Unik dan colourfull. Kiranya kesan inilah yang tercermin dari para pengunjung ketika mengunjungi stand pameran mainan untuk usia balita. Tulisan ‘Toys Festival’ yang terpajang di depan gerbang stand pun dibuat sedemikian rupa berwarna cerah, sehingga membawa pengunjungnya seperti berada di toko mainan.
Di stand sebelah kiri gerbang pameran yang terletak di pelataran Gedung D kampus internasional itu, terpajang hasil karya mainan untuk balita dari berbagai kampus ternama di Indonesia.  Seperti buku dongeng yang dijait dari kain lembut karya mahasiswa Unpad.
“Buku kain yang dijait ini hanya berisikan gambar, nah si pendongeng lah yang akan mengimajinasikannya kepada sang anak,” ujar Katrine, panitia yang bertugas menerangkan setiap mainan yang terpajang. Belum lagi kubus-kubus yang mirip dengan rubik, namun mainan yang diciptakan untuk anak usia empat hingga lima tahun itu, mengharuskan pemainnya menempelkan angka maupun huruf pada sisi-sinya.
Katrine pun menjelaskan jenis mainan lainnya, seperti kertas yang bergambar kendaraan akan berwujud tiga dimensi jika anak yang memainkannya, mampu menyusun balok-balok serupa dengan bentuk gambarnya. “Semuanya penuh dengan imajinasi perkembangan bagi si anak yang memainkannya,” kata Katrine.
Tapi ternyata bukan hanya untuk anak kecil saja mainan itu sangat menarik, pengunjung yang sebagian besar adalah mahasiswa kampus itu sendiri, sangat antusias. Menurut Teressa, salah seorang mahasiswa yang datang berkunjung, dia seperti dibawa nostalgia ke masa kecilnya. Sebagian besar karya mainan yang dibuat mahasiswa Psikolog dari kampus ternama itu, hampir sama seperti apa yang dimainkannya belasan tahun silam. “Lucu banget bentuk-bentuknya, aku seperti diajak ke-15 tahun lalu,” katanya sembari memegang salah satu mainan yang menurutnya paling menarik.
Teressa pun berjalan ke stand sebelah kanan gerbang pameran itu, di sana dia menemukan mainan unik seperti rubik, balok warna warni yang bisa disusun membentuk miniatur bangunan.
Memang pada sisi itu, pengunjung akan dibawa kembali ke masa kecilnya dengan sejumlah mainan yang sudah sulit ditemukan di pasaran. Lalu apa alasannya ada berbagai macam mainan untuk anak di kampus, yang keseluruhan penghuninya adalah remaja hingga orang dewasa?
“Toys Festival masuk dalam serangkaian acara kita, Psychology Village 3 yang mengambil tema Psikologi perkembangan,” jelas Silvia, Ketua Pelaksana kegiatan tersebut. Sesuai dengan tema, pengunjung akan dibuat terhanyut mengenal diri mulai dari dia bayi, balita, anak, remaja, dewasa, hingga menua.
Semua itu diaplikasikan kedalam berbagai acara atau kegiatan yang ada di dalamnya. Seperti kompetisi debat antar mahasiswa Psikologi se nasional, jelas Silvia, pembahasannya mengenai lansia (lanjut usia), sedangkan seminar, berisikan tentang topik remaja. “Semua itu kita gelar dari tanggal 2 hingga 5 April ini,” katanya.
Tidak hanya diaplikasikan pada berbagai acara yang digelarnya, Silvia dan panitia lainnya mencoba menerapkan Psikologi Perkembangan kedalam tata hias halaman kampusnya. Seperti replika bayi merangkak yang sedang mengejar kupu-kupu, hingga ucapan selamat datang, diucapkan oleh replika remaja puteri yang tengah duduk memegang setangkai bunga di taman. (pramita/susilo)

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *