SERPONG,SNOL- Perjalanan hidup Theodorus Yacob Koekerits berakhir tragis. Anggota Komisi I DPR tersebut menutup mata untuk selamanya setelah mobil yang ditumpanginya terlibat kecelakaan maut di Tol Porong-Surabaya KM 29.600, Senin (24/9). Theodorus mengalami luka serius di kepala.
Politikus PDI Perjuangan tersebut meninggal usai mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Delta Surya, Sidoarjo. Theodorus berpulang sekitar 3,5 jam setelah kecelakaan yang terjadi pukul 03.00 tersebut. Nyawa warga Komplek Griya Loka Sektor 1.5 BSD, Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) ini tak lagi tertolong karena pendarahan di kepalanya begitu hebat.
Pria yang akrab disapa Ondos itu meninggal usai melakukan kunjungan ke konstituennya di daerah pemilihan Jawa Timur VI. Daerah itu antara lain Blitar dan Tulungagung. Ondos berada di daerah tersebut sejak Sabtu (22/9) lalu. Setelah melakukan pertemuan dan konsolidasi, Senin dinihari, Ondos pun memutuskan kembali ke Jakarta.
Pria 50 tahun itu meninggalkan Hotel Patria Blitar sekitar pukul 01.00 menuju Bandara Juanda, Surabaya. “Pak Ondos harus menghadiri rapat banggar (Badan Anggaran, red) Senin pukul 08.00 di DPR RI,” jelas staf ahli Ondos, Alfian Feoh yang mengikuti kegiataan Ondos di Blitar dan Tulungagung.
Malam itu, Ondos meluncur ke Surabaya hanya bersama sopirnya, Wahyu Wirogo. Alfian ditinggal dan diminta menyusul siang harinya. Mereka pergi ke Surabaya menggunakan mobil Nissan Patrol nopol B 15 VY melalui Malang. Sekitar pukul 03.00 kendaraan politikus asal Sulawesi Selatan tersebut memasuki Tol Porong-Sidoarjo.
Wahyu diduga kuat memacu kendaraan dengan kecapatan tinggi. Pria 36 tahun tersebut mengendarai di lajur kanan. Saat berada di KM 29.600, Wahyu berniat mendahului mobil Toyota Avanza yang ada di depannya. “Saya lalu mengambil jalur kiri dan ternyata di jalur tersebut ada dump truk,” aku Wahyu.
Pengemudi asal Jombang tersebut pun kaget dengan keberadaan dump truk tersebut. Dalam kekagetannya Wahyu tak lagi sempat menginjak rem lebih dalam. Sisi kiri depan mobil Nissan Patrol yang dikemudikannya lantas menghantam keras bagian belakang kanan dump truk.
Bodi mobil Ondos pun ringsek. Lebih-lebih bagian kirinya. Malang pun tak dapat ditolak. Ondos yang duduk di kursi depan sisi kiri terjepit bodi mobilnya. Dia pun terluka parah di bagian kepalanya. Sedang, Wahyu tak mengalami luka serius. Dia hanya terluka ringan di dahi kirinya. “Airbag pengemudi mengembang. Sedang di tempat korban tidak,” ungkap Kasatlantas Polres Sidoarjo AKP M Fahri Anggia Natua Siregar.
Karena airbag tak mengembang itulah kepala Ondos diperkirakan membentur keras dashboard mobilnya, kendati dia mengenakan sabuk pengaman. Hal itu yang membuat Ondos mengalami luka serius di kepalanya. Meski Ondos terluka parah, namun saat itu dia masih bernyawa. Petugas kepolisian dan Jasa Marga yang datang ke lokasi untuk melakukan pertolongan kemudian melarikannya ke Rumah Sakit Delta Surya.
Tapi, sekitar pukul 06.30 nyawa Ondos tak lagi tertolong. Jenazahnya kemudian dibawa ke RSUD Sidoarjo. Kepergiaan Ondos pun begitu mengagetkan keluarga dan koleganya. Mereka pun tampak terpukul. Termasuk Alfian. “Saya sebenarnya sudah sempat naik mobil, tapi diminta turun. Terus terang saya sangat kaget begitu diberitahu kabar ini. Saya pun cepat-cepat menyusul ke sini dari Blitar,” kata Alfian di kamar jenazah RSUD Sidoarjo.
Duka juga menyelimuti keluarga PDI Perjuangan. Mereka pun berdatangan ke RSUD Sidoarjo. Tampak diantara kolega Ondus itu adalah Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Sirmanji, Indah Kurnia, Wakil Walikota Surabaya Bambang D.H, dan Ketua DPC PDI P Surabaya Wisnu Sakti.
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Hadiatmoko dan Wakil Bupati Sidoarjo Hadi Sutjipto juga tampak hadir. Adapula beberapa kader PDI Perjuangan dari daerah Blitar, Tulungagung, dan Sidoarjo. Sirmaji menyebutkan Ondis merupakat kader PDI Perjuangan yang pro rakyat. Ondos juga tercatat sebagai pencetus balai pelatihan peternakan yang dikembangkan oleh DPC PDIP di Jatim. Menurut Sirmaji, Ondos terkenal suka turun ke lapangan. Hampir setiap bulan dia selalu menyambangi dapilnya. “Sosok Ondos adalah sosok yang diterima oleh semua kalangan di dapilnya. Buktinya dia seorang Nasrani namun dipanggil abah oleh orang-orang disana,” jelasnya.
Indah Kurnia juga mengenang koleganya tersebut sebagai pribadi yang ramah dan mudah bergaul. Karena itu, mantan manajer Persebaya Surabaya itu tidak heran kalau Ondos dipanggil abah oleh rekan-rekan dan juga konstituennya. “Beliau itu tidak pernah membeda-bedakan soal agama. Orangnya sangat menghargai perbedaan itu dan hal tersebut yang patut ditiru dari beliau,” sebut Indah.
Kebaikan Ondos juga melekat di hati sang adik Carolin Koekerits yang kemarin datang ke RSUD Sidoarjo bersama istri Ondos, Maria Koekerits. “Terakhir kami bertemu Sabtu siang (22/9) di rumah ibu di BSD Tangerang. Dia memberi bingkisan kepada ibu. Dia memang sangat sayang sama ibu,” ujar Carolin sembari meneteskan airmata. Berbeda dengan Carolin, Maria terlihat lebih tegar. Meski matanya tampak sembab, tapi tangisnya tak sehisteris Carolin.
Kemarin, sekitar pukul 18.45 jenazah Ondos diterbangkan ke Jakarta. Rencananya dia disemayamkan di rumah duka di Jalan Aster, Lengkong, Gudang Timur, BSD, Kota Tangerang Selatan. Hari ini rencananya jenazah Ondos di bawah ke Gedung DPR untuk mendapat perhormatan terakhir.
Sementara itu, polisi kemarin langsung menetapkan Wahyu Wirogo sebagai tersangka kasus kecelakaan tersebut. Wahyu dianggap lalai saat mengemudi. “Statusnya saat ini kami periksa sebagai tersangka. Dia kami jerat pasal kelalaian yang mengakibatkan orang lain meninggal,” tegas M. Fahri.
Dari analisa awal, Wahyu diduga kuat mengemudikan kendaraan dengan kecepatan di atas 80 km/jam. “Saat itu saya mengemudi dengan kecepatan sekitar 80 km/jam,” aku Wahyu. Tapi, polisi belum sepenuhnya percaya. Apalagi, bodi kendaraan ringsek parah. Selain itu, ban kiri depan juga pecah dan ada aspal yang terkelupas. “Kami masih dalami berapa kecepatannya. Karena itu, kami berkoordinasi dengan Labfor untuk menganalisanya,” kata Fahri.
Selain konsentrasi menguak penyebab pasti kecelakaan, polisi kini juga sedang melakukan pencarian mobil dump truk yang ditabrak mobil Ondus. Dump truk tersebut memang tetap melaju setelah ada tabrakan tersebut. Diduga kuat sopir dump truk itu tidak mengetahui adanya tabrakan. “Kami melakukan identifikasi nopol serta sopirnya. Sejauh ini keterangan yang kami dapatkan baru sebatas dump truk tersebut bermuatan pasir,” tandas Fahri.
Satpam perumahan setempat yang bernama Rohmat mengatakan, korban Thedorus dikenal remah dengan siapapun, termasuk dengan dirinya maupun tukang ojek. “Bapak kalau ke belanja di pasar modern selalu naik ojek,” kata Rohmat seraya mengaku pernah mengantar korban ke Bandara Soekarno-Hatta dengan menggunakan motor. (fim/aph/irm/bnn)