Aksi Ego Firnando, Pemuda Asal Tangerang Juara 2 Beatbox Battle Royale Singapura
EGO Firnando, pemuda asal Margasari, Kota Tangerang berhasil membuat dunia memperhitungkan negeri tercinta. Pria kelahiran 9 Juli 1996 ini berhasil menyabet juara 2 di ajang bergengsi Beatbox Royale se-dunia di Singapura pada 17 Maret 2016 lalu.
UIS ADI DERMAWAN, Tangerang
Ego tidaklah tinggi dan besar. Tubuhnya hanya setinggi 165 cm dan berat 45 Kg. Usia nya juga sangat muda. 19 tahun. Tapi, dia mampu mengalahkan beatboxer dari negara lain yang punya fisik lebih tinggi, usia le bih dewasa serta pengalaman lebih banyak.
Ego menceritakan pengalamannya mengikuti Beatbox Royale di Singapura. Ditemui di Cafe Gerobak Cokelat pinggir Sungai Cisadane, kawasan Pasar Lama (19/3/2016), Ego mengaku masih menerima ucapan selamat dari teman-teman komunitasnya. Dia juga menerima ucapan selamat dari komunitas Beatbox se-Indone-sia
Alumni SMK Nusantara 1 Tangerang ini menjelaskan, awalnya ikut di Beatbox Battle Royale Singapura setelah mendapat informasi dari teman yang mengirim gambar informasi tentang kejuaraan tersebut. Dari situ dia mulai bertanya-tanya bagaimana bisa ikut dan mendaftar.
“Saya tanya sama teman cara daftarnya gimana, dari Indonesia boleh ikut gak. Kebetulan ada founder IndoBeatbox, Bang Billy yang support. Akhirnya kita berangkat 12 orang, tapi yang ikut hanya 8 orang,” ujarnya.
Ego mengaku sempat kebingungan karena kekurangan dana. Dia sudah mencoba meminta bantuan kepada pemerintah. Tapi, kata Ego, pemerintah kurang merespon untuk membantunya mengikuti lomba tersebut.
“Dari pemerintah ada, tapi dari pribadi yang bantu buatin paspor. Terus saya pegang Rp 500 ribu hasil dari tabungan saya dari kegiatan-kegiatan dan Alhamdulillah disupport dari Indobeatbox bisa dibeliin tiket sama penginapan,” imbuhnya.
Kekurangan dana yang dihadapi Ego, tidak membuatnya patah arang. Dia ingin membuktikan keseriusannya dengan berlatih rutin supaya bisa membawa nama Indonesia menjadi lebih harum lagi.
“Untuk Indonesia saya ingin tampilkan yang terbaik, karena pesertanya dari berbagai negara hebat seperti Jepang, Polandia, Singapura, Korsel dan lainnya,” kata Ego.
Ego mulai mempersiapkan dirinya sejak dua minggu sebelum berangkat. Latihannya dimulai sejak pukul 8 malam sampai jam 12 malam. Selain berlatih pernafasan, Ego juga mempelajari teknik-teknik dengan melihat video youtube.
“Setiap latihan saya udah siapin minum buat tenggorokan, kadang sampai bawa teko. Saya berlatih di kamar dan tidak sampai mengganggu yang sedang tidur,” ujarnya.
Selain itu, persiapan Ego juga selalu memanjatkan doa. Ia meminta dukungan dari pecinta Beatbox se Indonesia melalui facebook dan media sosial lainnya. Dibalik kesuksesan Ego, ia juga sangat termotivasi oleh Beatbox di luar negeri seperti Alem dari Perancis, Kenny Urban dan Napom dari USA.
“Ketika di Singapura saya masih sempat kurang percaya diri karena kepikiran apa yang harus saya lakukan. Dada saya juga sempat berdetak kencang berhadapan dengan peserta yang lain, tapi saya berhasil melewati kegelisahan dengan support teman-teman,” paparnya.
Sebelum mengikuti kejuaraan ini, Ego juga diwajibkan menjaga pola makannya. Dia dilarang untuk makan gorengan dan minum es.
“Saya di sana juga kesulitan bahasa, tapi ada teman saya yang membantu jadi translator dari Surabaya. Sebenarnya saya ngerti apa yang disampaikan tapi untuk membalasnya tersendat. Mungkin kalau tidak ada dia, saya juga gak tau mau ngomong apa,” ucap pria yang pernah bekerja sebagai staf admin garuda-store.com.
Ego mengaku sangat senang karena berhasil menjadi juara 2 di Beatbox Battle Royale di Singapura. Dari kejuaraan itu dia mendapat piagam, uang tunai 200 dolar, jam zero saturn dan kacamata.
“Di sana saya beli marchandise buat teman-teman dan orangtua. Pas saya pulang tanggal 18 Maret kemarin, orangtua senang banget. Kebetulan ada Bang Billy dari Indo Beatbox yang mendampingi,” ujar pria yang tinggal di Jl Subandi No 95 RT 05/03 Margasari, Karawaci.
Ego mulai mempelajari Beatbox sejak duduk di bangku kelas 3 SMP 6 Kota Tangerang. Saat itu Ego melihat ada orang yang sedang memainkan musik Beatbox. Dari situ ia melihat Beatbox sebagai musik yang sangat asyik hingga tertarik untuk mengikutinya.
“Di situ saya belajar iseng-iseng, mulai bisa tekniknya sedikit-sedikit. Tapi waktu menginjak kelas 1 SMK di Nusantara Tangerang saya ngerasa sendiri karena tidak ada yang tertarik. Mau berkembang juga susah,” kata anak pertama dari empat bersaudara ini.
Lanjutnya, karena SMK Nusantara ada SMA dan SMP-nya, disitu dia bertemu temannya yang juga hobi beatbox sewaktu SMP. Mulai terjadi saling komunikasi, hingga keinginan membuat komunitas Beatbox di sekolah yang diberi nama Nusantara One Beatbox Community.
“Anggotanya saat itu hanya 15 orang. Tapi ajaran baru, banyak anak baru datang. Kita perkenalkan melalui demo eskul sampai mencapai 60 orang dari SMP, SMA dan SMK Nusantara,” tuturnya.
Ajang pertama yang diikuti Ego pada tahun 2013. Saat itu di acara Tangcity Hexos Beatbox Beattle, ia berhasil meraih juara 3. Kemudian di Festival Kotak, ia merebut juara 2 Beatbox Battle dan Beatbox Grup yang bersama komunitasnya NOBC juara 1.
“Terus di Pasar Lama acara anniversary Tetra Beatbox saya juara 1 di tahun 2013 juga. Di acara anniversary UMT Tangerang di City Mall saya dan group sama-sama dapat juara 1,” ujar pria berkacamata.
Di tahun 2014, Ego mulai mengasah kemampuannya di luar Tangerang. Saat itu ada acara CTC Beatbox di Depok, dirinya meraih juara 2. Kemudian The Judgetman Day Beatbox Battle Senayan, Jakarta meraih juara 2.
“Tahun 2015 saya meraih juara 3 di Bandung Beatbox Battle. Terus kompetisi online Beatbox Battle Juara 2. Dari situ saya direkomendasikan ikut di Java Beatbox Festival di Yogyakarta saya juara 1 se-nasional. Saya kemudian memberanikan diri ke Singapura,” ungkapnya.
Dia berharap, ke depan musik Beatbox bisa dikenal lagi oleh masyarakat luas khususnya para pemuda dan tidak dipandang sebelah mata. Peminatnya diharapkan lebih banyak ka rena Beatbox adalah musik yang unik, asik dan tidak perlu alat yang mahal.(gatot/satelitnews)
Tinggalkan Balasan