5 Warga Banten Korban Metromini Maut
SERANG,SNOL Tabrakan antara kereta listrik (KRL) dengan bus metromini jurusan Kota-Kalideres di Tubagus Angke, Jakarta Utara menewaskan 18 orang. Lima warga Banten turut menjadi korban dalam peristiwa yang terjadi, Minggu (6/12).
Kelima korban tersebut di antaranya sepasang kekasih Amanudin (23) dan Uus Kurnawati warga Kampung Jengkol, Kelurahan Teritih, Kecamatan Walantaka, Kota Serang.
Korban selanjutnya bernama Sarikah (36) warga Kampung Taman Barang RT 09 RW 03 Desa Sidang Sari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang dan Adi Saputra (32) warga Cisero RT 16 RW 4 Kelurahan Banjar Sari, Kecamatan Cileles, Kabupaten Lebak.
Korban terakhir bernama. Rani Rusmiati (22) binti Sahroni, warga Kompleks Penggilingan RT 03 RW 05, Pandeglang. Adi Saputra dan Rani tewas dalam peristiwa tersebut.
Kelima warga Banten tersebut merupakan penumpang metromini 80 jurusan Kota-Kalideres. Mereka menjadi korban karena sopir metromini nekat menerobos palang yang sudah menutup. Alhasil, sebuah Commuter Line dari arah Jatinegara menuju Bogor menghantam bus tersebut. Metromini itu terseret sejauh 200 meter dari perlintasan sebidang di bawah flyover Angke hingga Stasiun Angke.
Akibat tabrakan, kondisi bus rusak parah. Seluruh kaca pecah dan kondisinya melintangi rel. Insiden sendiri terjadi pukul 08.48 WIB. Para korban dibawa ke empat rumah sakit yakni RS Sumber Waras, RS Cipto Mangunkusumo, RS Tarakan dan RS Atmajaya.
“Korban tewas saat ini 18 orang, tersebar di beberapa rumah sakit,” ujar Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Budiyanto di RSCM, Minggu (6/12).
Adi Saputra (32) dinyatakan tewas setelah sempat mendapatkan perawatan di RS Sumber Waras. Dia menghembuskan nafas terakhirnya sekira pukul 15.00 wib. Warga Desa Cisera, Bantarsari, Cileles, Banten, itu mengalami luka berat.
Amanudin dan Uus Kurnawati yang merupakan sepasang kekasih dirawat di RS Sumber Waras. Maryati, ibunda Uus, tampak tidak bisa menyembunyikan kegundahannya saat ditemui di Kampung Jengkol, Kelurahan Teritih, Kecamatan Walantaka Kota Serang.
Dia sangat mengkhawatirkan kondisi anaknya yang dikabarkan dalam kondisi kritis dan menjalani perawatan intensif dokter di RS Sumber Waras Jakarta. Dia terlihat menangis histeris ketika mengetahui anak kedua dari empat bersaudara itu menjadi korban.
Uus sendiri diketahui sudah dua tahun bekerja di Jakarta sebagai karyawan di percetakan di daerah Kedoya, Jakarta. Uus nekad merantau untuk membiayai pendidikan adiknya yang masih duduk di bangku SMP.
“Saking enggak mampu, Uus kerja di Jakarta buat adiknya sekolahnya. Nanti nasib gimana nasibnya Uus,”ujar Maryati.
Kakak Amanudin, Nasehudin mengatakan malam sebelum kejadian, Uus memberikan kabar bahwa dia akan jalan-jalan bersama adiknya di suatu tempat di Jakarta. Namun pihak keluarga kemudian kaget mendapatkan kabar dari Satpam RS Sumber Waras yang menginformasikan kepada keluarga yang berada di Serang bahwa Uus menjadi salah satu korban.
“Uus semalam nelepon ke Ibunya, kalau mau jalan-jalan sama Aman tapi enggak tahu jalannya dimana. Uus sama Aman sudah lama kerja di Jakarta. Tadi dapat informasi dari satpam Rumah Sakit Sumber Waras kalau Uus jadi korban,” ungkapnya.
Mengetahui Aman dan Uus menjadi korban, kedua belah pihak keluarga berangkat ke Jakarta untuk melihat langsung kondisi keduanya. “Tadi siang dapat kabar langsung berangkat. Yang berangkat pak RT sama Bapak Uus, saudara saya. Pas saya kontak sudah mau sampai Jakarta,” jelasnya.(fahmi/gatot/jpg/satelitnews)
Tinggalkan Balasan