5 RS Nyerah Tangani Multiguna
Pemkot Tangerang Utang Rp 100 Miliar ke 32 Rumah Sakit
TANGERANG, SNOL Sebanyak lima rumah sakit (RS) yang bekerja sama dengan Pemerintah Kota Tangerang mulai membatasi pelayan kesehatan gratis melalui program Multiguna. Kelima rumah sakit itu sudah tidak sanggup lagi menangani pasien multiguna lantaran Pemkot belum membayar utang klaim kepada RStersebut. Total hingga saat ini, jumlah utang Pemkot ke rumah sakit sebesar Rp 100 miliar!
Kelima rumah sakit tersebut adalah RSSitanala, RSMayapada, RSDinda, RSMedika Lestari dan RSU Kabupaten Tangerang. Sedangkan untuk status RSHermina tercatat sudah mengundurkan diri dari kerjasama sejak beberapa waktu lalu. Sementara empat RSSari Asih Group telah diputus kerjasamanya oleh Dinas Kesehatan setempat. Hingga saat ini hanya tersisa 22 RSyang masih melayani masyarakat dengan program Multiguna.
Humas RSU Kabupaten Tangerang, Ahmad Nizar mengatakan, terkait kewajikan Pemkot Tangerang ke RSUD, pihaknya sudah tiga kali melayangkan surat tagihan kepada Pemkot Tangerang, yakni terhitung sejak bulan Juli, Agustus hingga September ini. “Tapi sampai sekarang belum ada pembayaran,” kata Nizar kepada Satelit News, kemarin (12/9).
Menurut Nizar, RSUD terpaksa mengambil tindakan dengan melakukan pembatasan kepada pasien Multiguna karena saat ini beban cost RSUD sudah terlalu besar. “Untuk pasien rawat jalan, pelayanan sementara menggunakan pelayanan umum. Jadi tidak bisa menggunakan Jamkesda lagi. Dan kami sudah memberlakukan ini sejak 1 September lalu,” tegasnya.
Ditambahkan Nizar, pihaknya baru akan melanjutkan program tersebut setelah Pemkot Tangerang melunasi suluruh utang yang belum dibayarkan sejak Mei-Agustus ini. “Kami sudah melakukan dan mengambil tindakan sesuai nota kesepakatan (MoU). Jadi untuk bisa kembali melakukan pelayanan kepada masyarakat Kota Tangerang secara optimal, maka Pemkot Tangerang harus membayar seluruh tagihan yang telah kami sampaikan,” tukasnya.
Wakil Walikota Tangerang Arief R Wismansyah membenarkan ada lima rumah sakit yang sudah membatasi pelayanan program pasien Multiguna. “Ya sudah ada lima rumah sakit yang membatasi pelayanan, tidak lagi menangani full semua penyakit. Seperti RS Hermina hanya bisa melayani hemodelisa (cuci darah), RSU Kabupaten Tangerang hanya rawat inap, RS Dinda dan Medika Lestari minta dipercepat pembayarannya,” kata Arief kepada Satelit News, Kamis (12/9).
Menurut Arief, kelima rumah sakit tersebut mengajukan surat pemberitahuan pembatasan pelayanan itu kepada Dinas Kesehatan karena tagihan klaim yang belum dibayar sejak bulan Mei-Agustus 2013. “Tagihan yang sudah dibayar Rp 50 miliar, sisanya yang belum dibayar ke sejumlah rumah sakit ada sekitar Rp 100 miliar lagi,” tukasnya.
Ditambahkan Arief, utang tersebut baru bisa dibayar jika APBD Perubahan sudah disahkan. Sementara APBD Perubahan baru akan dibahas minggu depan. Kurang lebih dibutuhkan waktu hingga Oktober mendatang guna melakukan penyerapan anggaran. Di samping itu, pihaknya juga akan mencoba menaikkan anggaran kesehatan lebih dari rencana sebelumnya, yakni mencapai Rp 110 miliar.
“Paling cepat disahkan satu bulan, akhir Oktober atau awal November dan baru bisa cair 3 bulan kemudian. Tapi kita upayakan mencari solusi terbaik untuk masalah ini. Oleh karena itu, secara otomatis anggaran untuk kesehatan juga harus ditambah. Karena kalau hanya Rp 110 miliar dipakai bayar utang Rp 100 miliar, tinggal sisa Rp 10 miliar, itu tidak cukup untuk pembiayaan ke depan,” tukasnya.
Arief juga menjelaskan, utang tersebut menggelembung pada layanan rawat inap dan rawat jalan. Hal itu karena banyaknya masyarakat yang berobat ke rumah sakit setelah Pemkot Tangerang mengesahkan program kesehatan gratis bagi seluruh masyarakat Kota Tangerang. Untuk itu pihaknya juga akan mencoba memfilter layanan kesehatan dengan mengoptimalkan peran Puskesmas.
“Jadi upayakan penanganan pasien di Puskesmas dulu. Kalau penyakit yang butuh dokter spesialis, baru dirujuk ke rumah sakit. Kita juga menginstruksikan Dinkes agar memberdayakan pegawai RSU Tangerang ke Puskesmas dulu, selama RSU belum beroperasi,” ujarnya.
Sedangkan untuk menyikapi masalah ini, Pemkot dalam waktu dekat akan berencana memanggil para direktur rumah sakit tersebut. “Mungkin satu dua hari ini kami akan memanggil pimpinan rumah sakit untuk mau duduk bersama dan mencari solusi terbaik. Karena bagaimanapun jangan sampai masyarakat Kota Tangerang yang jadi korbannya,” tandasnya. (kiki/deddy)
Tinggalkan Balasan