347 Hektar Tanaman Pangan Gagal Panen
SERANG,SNOL—Musim kemarau panjang menyebabkan ratusan hektar tanaman pangan gagal panen. Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan (DPKP) Kota Serang merilis sebanyak 495 hektar area sawah mengalami kekeringan.
Dari jumlah itu, 221 hektar masuk dalam kategori kekeringan ringan, 117 hektar kekeringan sedang dan 97 hektar kekeringan ekstrim.
Kepala Seksi (Kasi) Bidang Produksi Tanaman Pangan DPKP Kota Serang Jojoh Nurdiyah mengatakan, ratusan hektar tanaman keringan akibat cuaca eksrim di tahun ini. “Dipastikan banyak yang gagal panen. Tahun ini jelas karena cuaca ekstrim,” ujarnya, kamis (17/9).
Jojoh menjelaskan, sekitar 920 hektar area pesawahan dipastikan terkena imbas kemarau panjang tahun ini. Jumlah tersebut tersebar di delapan kecamatan di Kota Serang. Dengan kondisi tersebut DPKP mengaku tidak bisa berbuat banyak untuk membantu petani. “Lahan pertanian yang panen mencapai sekitar 920 hektar, sedangkan yang mengalami kekeringan 495 hektar dan gagal panen atau puso 347 hektar,” katanya.
Salah satu petani asal Kelurahan Sawah Luhur Kecamatan Kasemen, Alimin mengaku tanamannya terkena imbas kemarau panjang. Lamanya musim kemarau membuat ia harus mencari tambahan penghasilan diluar pertanian. Bahkan, karena sulitnya mencari pekerjaan sampingan, ia mengaku harus berhutang untuk menghidupi keluarganya. “Sudah susah sekarang. Saya harus cari uang kerja serabutan, sampai pinjam uang sana sini buat penuhi kebutuhan,” keluhnya.
Saaat ini diakui Alimin, hasil panen hanya 10 persen dari biasanya. Belum lagi, hasil tersebut dikurangi biaya tambahan dalam mengaliri sawah agar padi bisa menghasilkan butiran beras. “Kekeringan sekarang sudah luar biasa Pak. Dari 3 hektar yang saya garap, yang bisa panen cuma 30 persennya, sedangkan 70 persen lainnya gagal panen karena tidak bisa teraliri air. Belum lagi yang dipanen saat ini jauh berkurang dari hasil panen sebelumnya. Jika biasanya menghasilkan 1 ton, sekarang cuma 3 kwintal saja,” katanya.
Selain kesulitan dalam mengaliri sawah, minimnya air bersih di Kasemen juga membuat banyak warga menggunakan air asin untuk mandi dan mencuci pakaian. Pasalnya biaya yang dikeluarkan untuk membeli air bersih sangat mahal dan sulit ditemukan. “Ga Cuma sawah yang kesulitan air. Orangnya juga susah cari air bersih, sungai-sungai mongering. Kita dapat bantuan air bersih dari pemerintah juga Cuma sekali saja setiap tahunnya,” ungkapnya.
Ia berharap Pemkot Serang membuat terobosan dalam memenuhi kebutuhan air bersih dan air untuk mengaliri persawahan agar Masyarakat Kasemen bisa sejahtera. “Sekarang kalau beli air bersih mahal. Air buat sawah juga mahal, karena harus pakai diesel, kalau yang ga punya diesel harus nyewa ke tengkulak,” ungkapnya. (mg30/mardiana/jarkasih)
Tinggalkan Balasan