Kekeringan Mulai Landa Kresek

Warga Kesulitan Cari Air Bersih

KRESEK,SNOL—Kekeringan me­landa kecamatan Kresek Kabu­paten Tangerang. Sejumlah su­mur warga di wilayah tersebut mengering sejak sepekan lalu. Kekeringan juga membuat po­tensi luas tanam padi diprediksi tidak maksimal.

Kekeringan membuat warga bergantung kepada suplai air bersih yang dipa­sok Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kerta Raharja. Perusahaan BUMD itu tak bisa menyambungkan air bersih melalui pipa lanta­ran air baku sungai Cidurian mengering. Kekeringan juga, diakui salah warga setempat, Khaleda Ardianti (22) me­nyebabkan sumurnya mengering.

“Iya sumurnya kering, harus tunggu beberapa jam buat ambil air yang tinggal sedikit ini, kita juga mesti antre, gantian sama yang lain,” ujar Khaleda, warga Desa Renged, Kecamatan Kre­sek, kemarin.

Bantuan mobil air bersih PDAM Tirta Kerta Raharja, diakui Khaleda tidak merata. Warga RT14/01 ini mengaku hanya mengandalkan sumur tersebut semenjak suplai air PDAM terputus.

“Ada sih mobil air bersih, tapi jauh. Mending di sini aja,” tam­bahnya. Sisa air sumur di lokasi tersebut digunakan warga guna kebutuhan sehari-hari seperti mandi, cuci, dan kakus.

Sementara Khaleda meman­faatkan sisa air sumur yang mengering, warga lain, Daim (56) memilih jasa bor sumur un­tuk mencukupi kebutuhan air di rumahnya. Biaya sebesar Rp 1,8 juta dikeluarkan untuk mem­perdalam titik air tanah yang se­belumnya ada.

“Ini awalnya 20 meter, tambah lagi sampai 40 meter,” ujarnya.

Kekeringan juga mengancam luas tambah tanam (LTT) padi bulan Juli Kabupaten Tangerang. Potensi LTT sebesar 9.000 hek­tare di Tangerang diprediksi tak maksimal. Wakil Penanggung Jawab Khusus Dinas Ketahanan Pangan dan Pertaninan Provinsi Banten, Eli Kuncoro menjelaskan, LTT Kabupaten Tangerang sejauh ini tercatat sekitar 7.000 an.

“Untuk luas tambah tanam LTT bulan Juli, provinsi Banten itu sasarannya sekitar 40 ribuan, dengan jumlah itu kita break ke sejumlah wilayah, Tangerang ditarget 9 ribuan. ternyata ban­yak kendala untuk mencapai target itu. Terutama sih kendala air, jadi baru mencapai sekitar 7 ribuan. Tapi itu hasil diskusi sementara, kita nanti akan ter­junkan petugas dilapangan un­tuk mendata potensi kecamatan yang bisa kita maksimalkan, supaya sasaran itu tercapai,” terangnya kepada Satelit News beberapa waktu lalu.

Meski demikian, kekeringan yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Tangerang be­lum dianggap bencana. Kepala Badan Penanggulangan Ben­cana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Agus Suryana men­gaku belum menerima aduan terkait kondisi tersebut. Dia menyebut, kekeringan di Ka­bupaten Tangerang memang biasa terjadi setiap tahun. Na­mun, lanjutnya, baru akan di­anggap bencanana bila me­landa sekurang-kurangnya 3 kecamatan.

“Kalau misalnya kita ada laporan, kalau cuma parsial ti­dak meluas, kita atasi dengan mengirim mobil tangki. Kita kan ada enam mobil tangki. Kalau meluas kita kerjasama dengan PDAM dengan membuat jar­ingan dengan yang terdekat,” terangnya.

Agus menyebut sejumlah ke­camatan yang kerap dilanda kekeringan di antaranya, Gu­nung Kaler, Kresek dan Kronjo. Dia menyebut telah menyiap­kan langkah antisipasi untuk menghadapi kondisi tersebut. Sebanyak 6 unit mobil tangki milik BPBD bakal ditambah bilamana terjadi bencana.

“Biasanya dari kita itu sekitar 6 mobil, dari PDAM itu sekitar 10 mobil, waktu kejadian bencana kekeringan tiga tahun lalu kita kerjasama dengan perusahaan tangki, hampir 60 mobil tangki waktu itu,” ulasnya.

Terkait kondisi cuaca belakan­gan ini, disebut Agung belum memasuki musim kemarau. Dia mengatakan, musim kemarau diprediksi pada Agustus-Sep­tember.

“Kalau informasi dari BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), musim kemarau itu masuknya di akhir Agustus-Spetember, tapi kita sudah anti­sipasi,” tukasnya.

Sebelumnya, Kepala Instalasi Kota Kecamatan (IKK) Kresek PDAM Tirta Kerta Raharja, Ma­man Suparman membenarkan jika produksi air baku di wilayah kecamatan disetop. Terhentinya produksi air baku diduga aki­bat tercemarnya air sungai Ci­durian, akibatnya suplai air ke pelanggan terputus.

“Kami meminta maaf kepada pelanggan di wilayah Kresek karena suplai air menjadi ter­putus” terang kepala IKK Kre­sek Maman Suparman saat di­hubungi, Minggu (15/7).

Maman menjelaskan, jumlah pelanggan di wilayah Kresek totalnya 1.370 pelanggan. Dirin­ya sudah melaporkan kondisi sungai yang tercemar kepada pimpinan, untuk menganti­sipasi kekurangan air, PDAM TKR mengirimkan air langsung dibagikan ke pelanggan.

“Saat ini PDAM TKR sudah menditribusikan air melalui mobil tangki langsung diberikan kepada warga Kresek terutama pelanggan” tandasnya. (irfan/hendra/gatot)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.