EIFAF 2018 Gabungkan Budaya Tanah Air dan Mancanegara
KUKAR, SNOL—Ingin lihat budaya tanah air yang dipadukan dengan penampilan grup kesenian dari mancanegara? Berarti Erau Adat Kutai dan International Folk Arts Festival (EIFAF 2018) harus masuk agenda anda. Event ini akan digelar 21 – 29 Juli 2018 di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, EIFAF 2018 merupakan fakta dan sebuah warisan yang harus terus dikembangkan. Ia juga meminta festival ini dapat bersaing, bahkan hingga level internasional.
“EIFAF menjadi magnet yang kuat dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kukar. Tahun lalu, kunjungan wisman sebanyak 1.450.748 orang. Jadikan festival ini jendela dunia untuk mengenal Indonesia,” kata Menpar Arief Yahya, Kamis (12/7)).
Menpar mengatakan, sudah saatnya Kutai Kertanegara fokus pada brand. Apalagi, Kutai Kertanegara memiliki potensi besar untuk pariwisata dengan keindahan alamnya. “Sudah saatnya fokus pada brand. Festival ini adalah perhelatan budaya, karena itu tagline nature, culture, dan adventure tepat untuk pariwisata Kutai Kertanegara,” kata Menpar.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kukar Sri Wahyuni mengatakan, perhelatan EIFAF menjadi salah satu jendela dunia untuk mengenal Indonesia. Kegiatan ini telah menjadi Kalender Event Pariwisata Nasional, diselenggarakan setiap tahun pada pekan ketiga dan keempat bulan Juli.
“Karena akhir Juli adalah masa-masa puncak liburan wisatawan dalam dan luar negeri. Jadi kita pilih pekan terakhir bulan Juli. Begitu pula untuk tahun 2018 ini, EIFAF akan kita laksanakan pada pekan-pekan terakhir Juli,” kata Sri.
Selama 8 hari penuh, festival ini akan disorot dengan berbagai atraksi menarik termasuk Parade Budaya Internasional. Parade akan menampilkan kostum tradisional dari negara-negara peserta, sejumlah upacara tradisional Kutai Kartanegara yang menarik, pesta rakyat tradisional Beseprah, dan ritual Belimbur. “Ritual Belimbur adalah para peserta saling menyiram dengan air yang diambil dari Sungai Mahakam,” ungkap Sri.
Festival ini akan mencapai puncaknya pada hari terakhirnya dengan tradisi Mengulur Naga yang menggairahkan. Mengikuti tradisi ini, sepasang replika naga besar akan diarak di kapal menyusuri sungai. Naga akan dilepaskan di Kutai Lama. Sebuah legenda rakyat mengatakan tempat ini adalah sarang naga.
Setelah diluncurkan, orang berkompetisi untuk meraih sisik naga yang diyakini membawa keberuntungan. Ada pameran seni dan kerajinan tangan, berbagai lomba, lomba perahu naga, lomba perahu Ketinting, pertunjukan seni jalanan, dan banyak lagi.
Sri memaparkan, Erau Adat Kutai yang meraih penghargaaan Festival Budaya Terpopuler Anugerah Pesona Indonesia 2016, berasal dari bahasa Kutai. Yaitu Eroh yang berarti ramai, riuh, ribut, suasana yang penuh sukacita. Suasana yang ramai riuh tersebut dalam arti banyaknya kegiatan kelompok orang yang punya hajat dan bermakna sakral, ritual, maupun hiburan.
“Acara akan diawali dengan gelaran Kirab Budaya Internasional pada hari 21 Juli 2018. Kemudian pada hari 22 Juli, akan dilakukan upacara adat Mendirikan Ayu oleh pihak Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura sebagai tanda dimulainya Erau,” jelasnya.
Usai upacara Mendirikan Ayu, imbuh Sri, acara akan dilanjutkan dengan kegiatan seremoni pembukaan EIFAF 2018, di Stadion Rondong Demang, Tenggarong. “Sedangkan penutupan Erau atau EIFAF 2018 akan dilaksanakan pada 29 Juli 2018 yang ditandai dengan upacara adat Mengulur Naga dan Belimbur,” lanjutnya.
Nah, yang tak kalah menarik adalah International Folk Arts Festival yang melibatkan grup-grup kesenian rakyat mancanegara. EIFAF juga tercatat sebagai salah satu dari ratusan event International Folk Arts Festival di dunia dibawah bendera CIOFF dunia yang bermarkas di Paris, Perancis.
“Delegasi yang akan hadir berasal dari sembilan grup yaitu, Bulgaria, Slovakia, Polandia, China Taipei, Jepang, Korea Selatan, Thailand, dan India, serta delegasi kesenian Negara-negara Afrika yang tergabung dalam Uni Afrika. Kehadirannya berkat kerjasama dengan Duta Besar Republik Seychelles untuk ASEAN,” sambungnya.
Delegasi Kesenian Rakyat Mancanegara tersebut akan tampil satu panggung bersama kelompok-kelompok Kesenian Daerah. Seperti dari Yogyakarta, Gunung Kidul, Sleman, Bantul, Kulon Progo, Kabupaten Malang dan Kabupaten Sijunjung. Serta sekitar 93 grup kesenian daerah dan paguyuban Kutai.
“Di luar Keraton, aktivitas lainnya untuk Upacara Erau Adat Kutai seperti Kirab Budaya Internasional, Panggung Seni, berbagai macam lomba tradisional. Erau Expo, Festival Kuliner dan Beseprah, tradisi makan bersama duduk bersila yang dilaksanakan di jalan utama sepanjang 1 km bersama masyarakat,” pungkasnya.
Tenggarong terletak sekitar 47 Km atau satu jam lebih perjalanan dari Samarinda, ibu kota Provinsi Kalimantan Timur. Samarinda dapat dicapai menggunakan jalur udara di Bandara Sepinggan di Kota Balikpapan. Dari Balikpapan, tersedia penerbangan harian ke Samarinda yang dilayani oleh KalStar dan Susi Air.
Ada sejumlah penginapan dan hotel sederhana di Tenggarong. Namun untuk pilihan akomodasi yang lebih luas Anda bisa menginap di hotel di Samarinda. Jangan lupa, bila sudah di Tenggarong, luangkan waktu untuk mengunjungi sejumlah objek wisata di dekatnya. Seperti Museum Mulawarman (Kesultanan Kutai), Pulau Kumala, dan Taman Nasional Kutai. (*/ip/dm)