Disnaker Siapkan Bursa Kerja Online

Maksimalkan Penempatan Kerja

TANGERANG, SNOL—Penyerapan pencari kerja (Pencaker) di Kabupat­en Tangerang dinilai masih sangat rendah. Layanan konvensional atau manual pencari kerja disebut tidak efektif. Bursa Kerja Online (BKOL) Bakal diterapkan guna memaksimal­kan penempatan pencaker Kabupat­en Tangerang.

Dana sebesar Rp 600 juta diang­garkan Dinas Ketenagakerjaan (Dis­naker) Kabupaten Tangerang untuk membangun sistem BKOL. Sistem penyaluran Pencaker ini disebut am­puh memaksimalkan peneyerapaan Pencaker. Kepala Bidang Penempa­tan dan Perluasan Tenaga Kerja, Tif­na Purnama menerangkan, layanan manual di dinasnya disebut tidak efektif.

“Mereka datang ke sini membawa kertas, kemudian dibuatkan kartu kuning, AK-1. Setelah itu tidak ada tindak lanjut. Ke depan tidak akan seperti itu lagi. Mereka tidak perlu datang ke sini, tetapi mereka bisa membuat kartu kuning di rumah masing-masing, cukup mereka pun­ya gadget atau laptop, sistem online. Setelah didata, verifikasi kemudian ditempatkan,” ujarnya.

Tifna menambahkan, setiap hari, tidak kurang dari 300 orang men­datangi Kantor Disnaker untuk membuat kartu kuning. Jumlah tersebut, sambungnya, tidak seband­ing dengan ketersediaan lowongan kerja yang ada. Dia menyebut, ter­dapat sejumlah faktor yang menye­babkan kondisi tersebut.

“Penyerapan pekerja di kita, yang real hanya sepuluh persen. Pencaker rata-rata 300 perhari yang datang ke kita, sementara lowongan yang terse­dia sangat-sangat terbatas. Makanya dari sekian Pencaker itu, hanya sepu­luh persen saja,” katanya.

Ketersediaan lapangan kerja kerap kali tidak diketahui pencari kerja. Penerapan sistem ini, disebut Tifna, bakal dibarengi dengan upaya me­wajibkan perusahaan melapor ke pihaknya. Bahkan, tegas Tifna, pi­haknya bakal memberi sanksi peru­sahaan yang tidak melaporkan lo­wongan kerja ke Disnaker.

“Perusahaan itu wajib melaporkan lowongan kerja ke Disnaker. Wajib karena Disnaker itu yang memiliki database Pencaker. Jadi, mereka mel­aporkan sekaligus meminta tenaga kerja sesuai spesifikasi yang dibutuh­kanm,” jelasnya.

Cara kerja sistem ini, diterangkan Tifna, dimulai dengan pendataan Pencaker Kabupaten Tangerang, ta­hap ini disebut Antarkerja 1 (AK-1). Mereka yang mendaftar akan dike­lompokan sesuai kompetensi, ke­inginan serta kebutuhan persuahaan yang telah melapor ke Disnaker. Ke­mudian, lanjut Tifna, data yang telah diseleksi tersebut dilaporkan Dis­naker ke perusahaan terkait untuk ditindaklanjuti.

“Sistem kita ingin nanti SMS blast­ing (massal). Bagi mereka yang lulus seleksi di Disnaker, otomatis akan kita share agar siap melakukan tes di perusahaan, kapan dan di mana,” ujarnya.

Sistem BKOL juga bakal diintegra­sikan dengan database pendidikan serta kependudukan. Pengintegra­sian, kata Tifna, bakal meluaskan penempatan kerja serta memudah­kan pihaknya dalam verifikasi.

“Saya ingin seperti itu. Makannya saya minta bantuan (Dinas) Kominfo agar sistem bisa seperti itu,” tukas­nya.

Sistem BKOL diagendakan ram­pung tahun ini. Tifna mengatakan, proses pengadaan atau lelang oleh Unit Layanan Pengadaan (ULP) telah rampung.

“Mudah-mudahan sistem ini akan terealisasi tahun ini, kita sedang pen­gadaan, kebetulan ULP sudah mem­berikan rekomendasi pemenang, kebetulan ada dua pemenang. Kita sudah buat MoU. Targetnya sih bu­lan-bulan ini,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, antre­an pemohon pencari kartu kuning di Disnaker Kabupaten Tangerang terus meningkat. Para pemohon rela mengantre sejak subuh untuk mendapatkan kartu tanda pencari kerja tersebut. Penambahan loket pelayanan tak mampu mengatasi an­trean pemohon.

Sebanyak 400 hingga 500 pemo­hon AK-1 atau kartu kuning men­datangi kantor Disnaker Kabupaten Tangerang setiap harinya, selama be­berapa hari belakangan ini. Antrean tersebut bahkan sudah nampak sejak pagi buta di Kantor Disnaker Kabu­paten Tangerang, Kecamatan Balara­ja. Salah satu pemohon, Iib Hibullah (35) rela mengantre selama 3 jam demi mendapatkan kartu tanda pen­cari kerja tersebut.(irfan/aditya)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.