Pengawasan Lapas Tangerang Ditingkatkan
Imbas Kerusuhan di Mako Brimob
TANGERANG, SNOL—Kerusuhan di rumah tahanan Mako Brimob Kelapa Dua Jakarta satu napi terorisme berimbas kepada lembaga pemasyarakayang menewaskan 5 polisi dan tan di Tangerang. Petugas Lapas diminta meningkatkan kewaspadaan agar insiden serupa tidak terulang.
Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Banten, Dewa Putu Gede mengatakan ada dua Lapas yang menampung napi terorisme. Yakni, Lapas Tangerang dan Lapas Serang. Hingga kemarin, tak ada gejolak di kedua lapas tersebut.
“Saya mengecek napi terorisme di Tangerang. Di sana lumayan banyak dengan 6 napi teroris sementara di Serang ada 3. Jadi total di Banten ada 9 napi,” terangnya.
Dewa menambahkan, pihaknya meminta petugas meningkatkan pengawasan. Namun, peningkatan dilakukan dengan menjaga situasi tetap sejuk.
“Kami juga tidak meminta adanya pengamanan berlebih tapi kami kerjasama dengan napi dan sipir untuk menjaga situasi dan meningkatkan pengawasan,” tandasnya.
Insiden di Mako Brimob menimbulkan keprihatinan di tengah masyarakat. Ratusan warga bersama polisi melangsungkan salat ghaib bersama di Musholla Sirotol Mustaqim Perumahan Bugel Mas Indah, Kota Tangerang, Kamis (10/5). Kapolsek Karawaci Kompol Abdul Salim mengatakan salat ghaib dilakukan sebagai upaya dalam mengirim doa terhadap anggota Polri yang gugur saat menjalankan tugas negara di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok.
“Mereka yang gugur tidak lain untuk kita. Karena mereka sedang menjalankan tugas negara dalam mengamankan dan juga menjaga keutuhan Pancasila dan NKRI,” ujar Salim, Kamis (10/5).
Kerusuhan terjadi di Mako Brimob sejak Selasa malam, 8 Mei 2018, sekitar pukul 20.20 WIB hingga Kamis pagi. Kerusuhan itu dipicu pemeriksaan makanan di sel Blok C. Lima anggota Densus 88 dibunuh dan satu tahanan teroris tewas ditebak karena merebut senjata polisi yakni Benny Syamsu Tresno alias Abu Ibrohim. Sedangkan empat polisi terluka, termasuk Bripka Iwan yang disandera.
Lima polisi yang tewas dalam kerusuhan Mako Brimob yang dilakukan napi dan tahanan teroris adalah Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas, Briptu Luar Biasa Anumerta Syukron Fadhli, Iptu Luar Biasa Anumerta Rospuji, Aipda Luar Biasa Anumerta Denny Setiadi, dan Brigpol Luar Biasa Anumerta Fandy Setyo Nugroho.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto menyatakan kerusuhan berakhir setelah polisi mengambil tindakan tegas. Dia memastikan tidak ada negosiasi yang dilakukan aparat keamanan kepada tahanan atau narapidana terorisme dalam kerusuhan di Markas Komando atau Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Wiranto menjelaskan pihaknya telah merencanakan penyerbuan untuk melumpuhkan aksi para narapidana dengan mengepung dan mengisolasi tahanan.
“Maka aparat keamanan memberikan ultimatum, bukan negosiasi,” ujar dia.
Wiranto menyatakan ultimatum tersebut sudah sesuai dengan Standar Prosedur Operasi. Aparat keamanan, kata dia, telah memberi batas waktu yang harus ditanggapi para tahanan. Sebanyak 145 narapidana langsung menyerah tanpa syarat. 10 lainnya melawan. Namun, narapidana tersebut menyerah setelah petugas menyerbu.
Kerusuhan di Mako Brimob menyedot perhatian Presiden Joko Widodo. Melalui akun media sosialnya, dia menegaskan lagi pemberantasan terhadap terorisme. Jokowi menyebut terorisme musuh kemanusiaan yang harus dilawan bersama.
“Kita semua bersatu melawan terorisme. Terorisme adalah musuh kemanusiaan. Tidak ada tempat untuk terorisme di Indonesia -Jkw,” cuit Jokowi lewat akun Twitter-nya @jokowi, Kamis (10/5).
Cuitan ini disertai 5 poin pernyataannya terkait kerusuhan di Mako Brimob. Pernyataannya itu sesuai dengan yang disampaikan di Istana Bogor.
Terhadap lima polisi yang gugur saat menangani napi teroris, Jokowi sudah memerintahkan Wakapolri untuk memberikan kenaikan pangkat luar biasa.
Setelah kerusuhan, sebanyak 155 narapidana teroris dipindahkan ke Nusakambangan. (iqbal/jpg/gatot)