165 Balita Derita Gizi Buruk

Dinkes Intensifkan Intervensi Penderita dan Keluarganya

RANGKASBITUNG,SNOL–Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak mencacat, sekitar 165 balita tersebar di 28 Kecamatan seKabupaten Lebak, menderita gizi buruk. Namun, agar kasus tersebut mampu dipulihkan secara bertahap, seluruh penderitanya akan rutin diintervensi dengan cara Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bergizi, penimbangan badan dan pemeriksaan kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Posyandu.

Kepala Dinkes Lebak, HM Sukirman mengatakan, dari hasil pemantauan dan intervensinya, para penderita gizi buruk tersebut ratarata dari kalangan keluarga kurang mampu. Na­mun demikian, agar kondisi gizi buruk tersebut bisa dipulihkan, serta dicegah agar tidak menderita penyakit penyerta. Pihaknya rutin memprogram­kan PMT, pemeriksaan kesehatan lainnya, yang melibatkan tim medis dari masingmasing Puskesmas.

“Harus diketahui, para penderita terus kami intervensi. Agar kondisinya semakin membaik,” kata Sukir­man, Minggu (18/3).

Disinggung soal penyebab kema­tian balita bernama Amira (11 bu­lan), asal Kampung Pasir Haur, Desa Malingping Selatan, Kecamatan Ma­lingping, Kabupaten Lebak, bebera­pa hari lalu akibat dugaan menderita gizi buruk. Sukirman mengaku, sudah diintervensi Dinkes sejak Amira berusia enam bulan.

Bahkan, selama in­tervensi dilakukan, Amira sempat men­jalani perawatan in­tensif dua kali. Na­mun, akibat penyakit penyerta seperti TBC, dwond  syindrom, serta suspec pne­moni ditubuhnya, maka pada Kamis (15/3) lalu, Amira meninggal dunia.

“Penyebab kematiannya bukan gizi buruk, melainkan tiga penyakit penyerta di tubuhnya itu,” terang Sukirman.

Ditambahkannya, terkait empat orang yang mengalami kelumpuhan yaitu, Asep Miftahudin (25), Wiwi Maryatul Komariah (17), Hawasi Muhamad (14) dan Tajul Arifin (3), warga Kampung Cibuah Talang RT/RW 08/03, Desa Cibuah, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, bukan akibat gizi buruk, serta juga bukan akibat polio. Tetapi, diduga kuat akibat kelainan genetik.

Bahkan, sejak tahun 2011 silam, pihaknya mengintervensi kondisi empat adik kaka ini, dengan cara membawanya ke rumah sakit. Bah­kan, untuk membantu aktifitasnya, Dinkes bersama salah satu yayasan dari Jakarta, telah memberikan ban­tuan kursi roda.

“Selama tahun kemarin, serta ta­hun ini. Kamipun terus melakukan intervensi terhadap empat warga satu keluarga tersebut. Mengingat, per­soalan gizi  buruk maupun kelumpu­han ini, diakibatkan faktor ekonomi, maka kami sudah melaporkannya ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak. Agar tidak hanya diintervensi kesehatannya saja, melainkan inter­vensi ekonominya pula harus dilaku­kan,” terangnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Lebak, Dede Jaelani menambahkan, karena persoalan gizi buruk dilatarbelakan­gi akibat perkonomian. Maka, pro­gram pemberdayaan ekonomi ker­akyatan yang sejak beberapa tahun ini dilakukan lintas sektoral, harus kembali ditingatkan. Bahkan, agar mampu melibatkan keluarga kurang mampu, pihaknya akan kembali melakukan pengawasan ketat ter­hadap semua program peningkatan perekonomian di Lebak, agar tepat sasaran.

“Program pemberdayaan peningkatan ekonomi masyarakat ini, dilakukan melalui sektor pertanian, padat karya, usaha kecil menengah dan lainlain. Kami berharap, me­lalui peningkatan program pember­dayaan peningkatan ekonomi ini, kasus gizi buruk bisa ditekan dengan baik,” harap Dede. (mulyana/mardiana)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.