Rektor Sebut Kemungkinan IPB Buka Program Keahlian Barista

JAKARTA, SNOL—Rektor Institut Perta­nian Bogor (IPB) Arif Satria mengaku, tidak menutup kemungkinan program keahlian mengolah kopi atau barista akan dibuka sebagai program Vokasi di IPB. Sebab menurut dia, pada prin­sipnya IPB siap membuka program studi atau keahlian baru yang memang dibutuhkan pasar.

Arif menerangkan, saat ini tren mi­num kopi memang semakin meningkat. Karena itu, program keahlian barista mesti memberikan pengetahuan yang dalam mulai hulu ke hilir. Seperti budi­daya, pengolahan, pengemasan, penyajian ke konsumen, bisnis kopi hingga management cafe.

“Barista adalah suatu pekerjaan yang pekerjaannya membuat dan menyaji­kan kopi yang berbasis espresso kepada pelanggan. Kini posisi barista makin di­minati sebagaimana Chef, dan barista adalah posisi yang terhormat,” kata Arif kepada wartawan, Minggu (18/2).

Dia juga mengungkapkan, pada prin­sipnya suatu prodi itu bersifat dinamis dan on-off. Apalagi untuk program vokasi, yang berkaitan dengan jenis pekerjaan yang memerlukan keahlian tertentu. Dinamika jenis pekerjaan se­makin cepat berkembang, karena itu semestinya program vokasi pun bisa merespon dengan cepat.

Sebelumnya, ungkap Arif, IPB juga pernah membuka program keahlian Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit di Program Diploma. Program keahlian tersebut dibuka karena memang pasar tenaga kerja menuntut adanya pendidi­kan Kelapa Sawit tersebut.

“Jadi kalau tuntutan pasar kerja terhadap keahlian Kopi makin tinggi, mengapa tidak?,” Kata Arif.

Sementara itu, Arif mengatakan, pi­dato Presiden RI Joko Widodo pada Konferensi 2018 Forum Rektor Indo­nesia (FRI) di Universitas Hasanudin Makassar, Kamis (15/2) sebagai imbau­an presiden untuk mendorong agar per­guruan tinggi terus responsif terhadap setiap perubahan. Karena itu, menurut dia, semangat untuk terus berinovasi perlu dimiliki oleh setiap perguruan tinggi di Indonesia.

Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo meminta Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dan Forum Rektor Indonesia (FRI) membuat terobosan di bidang pengembangan sumber daya manusia (SDM). Secara khusus, pria yang akrab dipanggil Jokowi itu memin­ta Kemenristekdikti dan FRI membuat terobosan bidang pendidikan tinggi.

“Terobosan di bidang pendidikan harus lebih signifikan dibandingkan terobosan di bidang infrastruktur,” kata Jokowi, Kamis (15/2).

Dia juga mengimbau perguruan tinggi berani membuka fakultas dan program studi yang sesuai dengan ke­butuhan industri.

Jokowi lantas mencontohkan perguru­an tinggi bisa membuka fakultas digital ekonomi, fakultas jasa industri, manaje­men industri dalam olahraga, fakultas industri lifestyle, maupun fakultas kopi.

“Jurusan di dalamnya bisa saja juru­san kopi latte atau kopi luak,” imbuh Jokowi sambil bercanda. (rol/jpnn)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.