“Kami Tak Sanggup Lihat Mereka Tergencet”

26 Anggota Rombongan Koperasi Permata Tewas Dalam Kecelakaan

LEGOSO, SNOL—Kecelakaan bus di tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat masih sangat membekas di benak anggota Koperasi Permata Ciputat Kota Tangerang Selatan yang selamat. Mereka tak kuasa menahan tangis ketika pulu­han rekannya dimakamkan di tempat pemakaman umum Legoso, Ciputat Timur, Minggu (11/2).

Juju salah satunya. Dia men­gatakan salah satu kawan bai­knya, Tety Sumiati, meninggal dunia dalam kecelakaan yang terjadi Sabtu (10/2) lalu.

Tety, kata Juju, sempat bercerita tentang kondisi bus yang tidak enak ditumpangi. Keluhan terse­but juga disampaikan sejumlah kawannya yang berada di bus 1 rombongan Koperasi Permata.

“Kalau istirahat kami mengo­brol bareng. Dan bu Tety sering banget bilang kalau mobil bus yang ditumpanginya sudah tidak enak,” ungkap Juju kemarin.

Walau begitu, keluhan para penumpang tidak ditanggapi. Sang sopir bus disebut tidak sigap merespon keluhan tersebut. Saat kecelakaan yang menimpa bus satu terjadi, jarak antara bus lain­nya tidak begitu jauh. Saat meli­hat banyak korban tergeletak di jalanan, banyak dari peserta yang berada di bus lainnya tidak berani untuk keluar.

“Kami kebanyakan lebih memil­ih di mobil dan menangis. Kami tidak sanggup melihat saudara dan sahabat kami seperti itu. Banyak yang tergeletak dan juga tergencet mobil,” tuturnya.

Kecelakaan yang menimpa rombongan Koperasi Simpan – Pinjam Permata terjadi usai Rapat Anggota Tahunan (RAT) di Lem­bang, Bandung Barat. Sebanyak 26 orang meninggal dan 13 lain­nya luka-luka lantaran salah satu bus yang ditumpangi terguling.

Kecelakaan yang melibatkan bus pariwisata Perusahaan Oto­bus (PO) Premium Passion dan sepeda motor itu terjadi pada Sabtu (10/2) sekira pukul 17.30 WIB. Walikota Tangerang Selatan, Airin Rachmy Diani mengatakan, rombongan itu hendak berwisata ke kawasan Ciater usai melak­sanakan RAT. Bus bermuatan sekitar 50 orang itu, sebut Airin, terlebih dahulu menabrak motor dan menyebabkan pemotor itu tewas.

“Telah terjadi kecelakaan di wilayah Subang, Jawa Barat, di mana itu banyak warga Tangerang Selatan yang ada di wilayah ke­lurahan Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur. Ada tiga bus yang berangkat ke sana, kecelakaan satu bus. Tadi saya cek ditanyakan pada pak lurah Pisangan yang sekaligus adalah kepala Rombon­gan, sekitar 51 orang yang ada di dalam, dan sekarang yang korban meninggal ada 26,” jelasnya saat jumpa pers di RSU Tangerang Se­latan, Pamulang, Minggu (11/2).

Para korban kecelakaan terse­but sempat dievakuasi kepolisian dibantu warga yang melintas ke RSU Subang. Airin menjelaskan, bus yang terbalik itu merupakan bus yang paling banyak mengang­kut rombongan Koperasi Permata. Dua bus lainnya, sebut Wali Kota, berada di belakang bus nahas tersebut.

“Kalau tidak salah mobil itu bus yang pertama, informasi dari korban bus itu di depan, baru di belakangnya melihat kejadian itu. Sekitar 40 an lebih yang se­lamat. Jadi rombongan itu yang berangkat di atas seratusan lebih. Jadi sebetulnya isian terbanyak itu adalah bus yang pertama, yang kecelakaan, yang lainnya di bawah 50-an.” katanya.

Pemerintah Kota Tangerang Se­latan memfasilitasi pengurusan jenazah korban sejak kabar ke­celakaan ini tersiar. Sebanyak 30 unit ambulans diberangkatkan ke RSU Subang untuk mengangkut korban luka serta jenazah. Bah­kan, sebut Airin, pihaknya akan memfasilitasi pengantaran jen­azah ke makam sesuai keinginan keluraga.

“Yang pasti, ada dua hal yang kita lakukan, kita akan antarkan dengan sampai dengan tujuan sesuai keinginan keluarga, apakah Cirebon dan lainnya. Berikut­nya, untuk korban luka, itu kita fokus untuk lakukan observasi, dan saya sudah minta ke dokter Swara selaku kepala RS koordinasi dengan rumah sakit swasta jika diperlukan ada rujukan atau alat-alat yang tidak ada di RSU Tangsel untuk segera dikoordinasikan dan kita rujuk pasien tersebut ke RS yang baik fasilitasnya,” katanya.

Airin mengaku belum bisa me­mastikan penyebab kecelakaan tersebut. Dia mengatakan, koordi­nasi dengan Polres Subang dilaku­kan pihaknya untuk mengetahui perkembangan kasus tersebut.

“Sampai hari ini kita belum ada kepastian. Polres Subang se­dang melakukan olah TKP, dan kita tunggu hasil resminya sep­erti apa. Insya Allah di sini ada pak kapolres, kita tunggu kabar resmi dari polres Subang saja,” jelasnya.

Penyelidikan kecelakaan itu, dikatakan Kapolres Tangerang Se­latan, AKBP Fadli Widiyanto, akan melibatkan Koordinator Lalu Lin­tas (Koorlantas) Polri serta Polda Jawa Barat. Penyelidikan sebuah kasus, tambah Fadli, mesti dilaku­kan berdasarkan tempat kejadian perkara (TKP).

“Alat-alat mereka (Koorlan­tas dan Polda Jawa Barat) sudah canggih sekarang. Sehingga bisa menggambarkan kronologis ke­celakaan tersebut, sehingga men­getahui betul terkait kondisi bus tersebut,” jelansya.

Sejumlah jenazah yang telah teridentifikasi mendapat santu­nan dari PT Jasa Raharja. Santu­nan tersebut, jelas Direktur Utama PT Jasa Raharja, Budi Raharjo Slamet, diberikan sebanyak Rp 50 juta untuk korban meninggal. Sementara korban luka, tambah Budi, dijamin biaya perawatan­nya sejumlah Rp 20 juta oleh pi­haknya.

“(PT) Jasa Raharja menyerah­kan kepada ahli waris masing-ma­sing sebesar Rp 50 juta untuk kor­ban meninggal dunia, dan korban luka-luka dijamin maksimal Rp 20 juta, dan biaya perawatan ini su­dah kami berikan kepastian kepa­da pihak rumah sakit, bahwa se­luruh korban dari kecelakaan bus ini dijamin Jasa Raharja. sehingga pihak rumah sakit dapat merawat dengan baik dan diharapkan para korban dapat segera sembuh,” jelasnya di sela jumpa pers. (ir­fan/gatot)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.