Infrastruktur jadi Pendorong Ekonomi

TANGERANG ECONOMIC FORUM (3-Habis)

SERPONG, SNOL—Akses pendukung per­ekonomian di Tangerang Raya sangat menjanjikan. Selain terdapat Bandara Soekarno-Hatta, akses sejumlah ruas tol juga terus dibangun di kawasan tiga Tangerang ini. Tentu ini memudahkan para investor yang mena­namkan investasinya.

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar menjelaskan di Kabupaten Tangerang akan memiliki akses cepat me­lalui jalan tol yang tersambung antara Kota Tangsel dan Kabupaten Tangerang. Akses ini akan memberikan ke­mudahan bagi masyarakat, para investor dan pebisnis ke depan.

“Daerah Cisauk menjadi pri­madona pertumubhan eko­nomi saat ini. Di Cisauk ada pengembangan BSD yang tentu­nya mampu membuka pertum­buhan ekonomi. Di sana juga ada intermoda yang mamapu menghubungkan pasar, termi­nal dan lain-lain,” kata Zaki saat menjadi pembicara di talkshow Tangerang Ekonomic Forum bertajuk “Tantangan Ekonomi Tangerang 2018” yang digelar Satelit News, Tangsel Pos dan Banten Pos di Hall Media Inter­mark, pekan lalu.

Di samping ada kawasan wilayah yang cukup berkem­bang, ada juga wilayah stagnan. Pertumbuhan ekonominya dik­arenakan dari akses jalan yang sudah macet dan kejenuhan disebabkan banyaknya per­gudangan dan berlarut terlalu lama, sehingga membutuhkan solusi jitu untuk membuat ke­majuan lebih pesat.

“Ada daerah-daerah yang sudah jenuh, seperti daerah Kosambi, di mana banyak per­gudangan yang sudah menum­puk. Ini perlu ada solusi agar kejenuhan itu dapat mencair,” tambahnya.

Pembangunan tol Serpong-Balaraja yang sudah diresmi­kan sektiar tahun 2015 lalu dan bakal rampung pada 2020 nanti diharapkan bakal memecah ke­jenuhan wilayah Kosambi. Ak­ses Tangsel dengan Kabupaten Tangerang semakin terkoneksi dengan cepat. Selain itu ada tol Sudiatmo menjadi solusi lain untuk kawasan Kosambi.

“Tentu saja ada pembuatan Tol Serpong-Balaraja, mudah-mudahan tahun 2020 sudah se­lesai. Termasuk pembangunan Tol Sediyatmo masuk Balaraja yang mudah-mudah akan mem­percapat laju pertumbuhan eko­nomi di beberapa kecamatan yang sudah jenuh,” harapnya.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Tangerang didominasi dari kon­sumsi dan transportasi. “PDRB secara general dari konsumsi dan transportasi. Tahun 2007 yang hanya Rp 7 triliun, seka­rang Rp 14 triliun, naik dari segi konsumsi. Kota Tangsel Rp 60 triliun atau 11 persen sumban­gan ke Banten,” tukasnya.

Walikota Tangerang Arief Wis­mansyah menjelaskan PDRB Kota Tangerang menyumbang sebesar 26 persen ke Provinsi Banten. Meski penyumbang terbesar ke provinsi, namun proyek provinsi yang ada di Kota Tangerang masih minim. “Padahal, besaran PDRB bukan berarti kita tidak membutuhkan dana dari provinsi, karena tan­tangannya sekarang berbeda,” kata Arief.

Apalagi, Kota Tangerang yang terkendala masalah lahan men­jadikan kota ini harus berpikir keras untuk mengantisipasi keterbatasan lahan itu dengan solusi pertumbuhan ekonomi yang lain.

 

Dijelaskan Arief, Kota Tangerang sebelumnya hanya dilintasi dua tol saja. Tapi ke depan, aka nada penambahan empat ruas tol lagi yang kian memudahkan transportasi. Di­antaranya tol Kunciran-Bandara tersambung dengan wilayah Tangerang Selatan yang pros­esnya sudah mencapai 45 pers­en dan ditarget 2019. Ada lagi tol Tangerang-Sunter terhubung dengan Balaraja.

“Ini sebuah peluang mengapa Kota Tangerang aksesnya banyak. Saya lebih dekat ke Sema­rang yang 45 menit, disbanding ketika diundang ke Kronjo, yang sampai makan waktu 1,5 jam. Dengan banyaknya akses ini bahwa Kota Tangeang menjadi kota perlintasan,” tuturnya.

Arief berharap bagimana in­dustri Kota Tangerang dan Ka­bupaten Tangerang bukan hanya sekadar industri semata, tapi juga punya office. Karena selama ini kantor di Jakarta, pabrik di Tangerang, sehingga pajaknya ada di Jakarta. Ini yang sedang kita garap dengan kemu­dahan palayanan perizinan.

“Bicara akses ini tentunya ber­harap, ini yang kita hadapai tan­tangan kemacetan. Karena yang dilayani bukan ribuan orang tapi 4 juta penduduk,” tambahnya.

Wilayah bandara misalnya, kata Arief, 70 persen masuk ke Kota Tangerang dan 30 persen wilayah Kabupaten Tangerang. Data tahun 2017, ada 63 juta lebih penumpang lewat ban­dara. “Ini yang sekarang kita perjuangkan. Apalagi dengan adanya kereta api bandara,” tu­turnya.

Wakil Walikota Tangsel Be­nyamain Davnie memapar­kan, perkembangan ekonomi di Tangsel tidak lepas dari ke­mudahan akses dan fasilitas infrastruktur. Dengan infra­struktur maka akses pasokan logistik akan mudah cepat se­hingga inflasi mampu ditekan dengan maksimal.

“Tangsel memiliki banyak ak­ses, Tol Serpong-Jakarta, saat ini sedang dibangun Kunciran-Ban­dara dan Serpong-Cinere serta Serpong-Balaraja. Maka Tangsel menjadi kota metropolitan yang dilintasi berbagai akses tol,” jelas­nya. (din/dm/tim/sn/tp/bp)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.