Tangerang Raya Bisa Menjadi Rising Star
Tangerang Economic Forum 2018 (1)
SERPONG, SNOL—Pertumbuhan ekonomi di Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang terus melejit. Tingkat pertumbuhan ekonomi di tiga daerah yang masih bersaudara ini melampaui target pertumbuhan ekonomi tingkat nasional. Dengan menggeliatnya pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor, bukan tidak mungkin ke depan tiga daerah (Tangerang Raya) ini bakal menjadi rising star (bintang yang bersinar) pertumbuhan ekonomi.
Inilah benang merah yang terkuak dalam talkshow live event “Tantangan Ekonomi Tangerang 2018” yang digagas Satelit News, Tangsel Pos dan Banten Pos di Merdeka Hall Intermark, BSD, Kota Tangsel, Rabu (24/1). Walikota Tangerang Arief R. Wismansyah, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar dan Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie hadir menjadi narasumber dalam acara tersebut. Ketiganya dengan gamblang memaparkan peluang dan tantangan ekonomi di wilayah masing-masing.
Walikota Tangerang Arief Wismansyah memaparkan, salah satu tantangan yang dialami Kota Tangerang adalah ketersediaan lahan. Dengan luas yang terdiri 13 kecamatan dan jumlah penduduk lebih dari 2 juta jiwa, mau tidak mau Kota Tangerang berbenah agar terus mengembangkan diri menjadi daerah maju. “Tantangan itu kita jadikan peluang. Dulu orang mengenal Tangerang sebagai kota seribu industri, kini kita ingin agar Kota Tangerang menjadi daerah seribu industri sejuta jasa,” papar Arief disambut tepuk tangan.
Apalagi, kata Arief, banyak sarana dan prasarana pertumbuhan ekonomi yang menunjang di Kota Tangerang. “Di Kota Tangerang ada bandara, ini jelas merupakan potensi. Jika sebelumnya beberapa kawasan di Kota Tangerang dijadikan pergudangan, sekarang kita tidak lagi memberikan izin pergudangan, dan kita arahkan ke Kabupaten Tangerang yang lahannya masih luas. Boleh membangun gudang di Kota Tangerang asalkan gudang logistik. Artinya, jika membangun gudang logistik akan menyerap tenaga kerja,” jelasnya.
Belum lagi, tambah Arief, dengan adanya tol Serpong-Kunciran yang sedang dibangun, jalur kereta bandara dan masih banyak yang lainnya yang bisa menjadi potensi pertumbuhan ekonomi. “Jadi saya kira Tangerang Raya ke depan bukan tidak mungkin menjadi rising starnya Indonesia,” tegas Arief yang lagi-lagi disambut antusias peserta yang hadir.
Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar menegaskan, kepadatan penduduk juga menjadi tantangan pertumbuhan ekonomi ke depan. “Bayangkan, di tahun 2003, jumlah penduduk di Tangerang Raya berkisar 3 jutaan jiwa. Sekarang setelah 17 tahun, jumlah penduduk di Tangerang Raya mencapai 7 jutaan jiwa. Inilah yang harus kita pikirkan bagaimana tantangan ke depan,” kata Zaki.
Menurut dia, butuh gagasan dan ide brilian guna mengantisipasi masalah-masalah ekonomi yang timbul akibat membludaknya jumlah penduduk tersebut. Apalagi, upah minimum kota/kabupaten di Tangerang yang tinggi menjadikan persoalan tersendiri. “Makanya kita dorong anak-anak muda untuk menjadi interpreneur. Kita sudah buka gedung gerai UKM/IKM berlantai empat di awal Desember tahun lalu. Di mana gerai ini merupakan pusat dari promosi dan juga peningkatan industri di Kabupaten Tangerang,” jelasnya.
Di tempat ini ada banyak pelatihan pengembangan IKM seperti pembuatan makanan, pemasaran dan banyak hal lain. Bupati Zaki berharap masyarakat khususnya pelaku UKM/IKM bisa memanfaatkan fasilitas ini guna pengembangan industri rumahan lebih optimal.
“Masyarakat bisa belanja ke Kabupaten. Jika dulu mencari sepatu harus beli di Cibaduyut Bandung, kini mereka bisa langsung datang ke kampung Bojong Cikupa. Di sana, warga memproduksi sepatu berkualitas bagus dan legal ada izin resmi produk asli,” tutur Zaki.
Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie dalam pemaparannya Pemkot Tangsel berkomitmen membangun gedung inovasi berlantai 10 di kawasan BSD. Gedung ini memberikan banyak fasilitas, seperti ruangan pelatihan, ruang memajang produk UKM/IKM dan ruang-ruang laboratorium pengembangan usaha industri rumahan. “UKM dan IKM mereka adalah star up yang harus kita dorong. Maka kami berkomitmen dengan cara membangun gedung inovasi,” kata Benyamin.
Benyamin tidak menampik sumbangan pertumbuhan ekonomi di Tangsel, dari 6,9 persen diantaranya ada 14 persen dari IKM/UKM. Kota Tangsel sebagai perdagangan dan jasa terus berkembang pesat, menjamurnya restoran dari masakan sederhana sampai masakan sekala internasional semua ada.
“Jadi tren di Tangsel karena dominasinya pendatang. Mereka lebih suka makan di luar saat hari libur. Maka sangat wajar menyebabkan macet, bahkan mau makan ikan cere saja harus telpon lebih dulu. Inilah kondisi di Tangsel sehingga wajar sumbangan PAD restoran dan hotel cukup besar di Tangsel,” tambah Benyamin.
Sementara itu, dalam sambutannya, Direktur Rakyat Merdeka Group Kiki Iswara berharap acara diskusi ekonomi ini bisa kontinyu dilakukan, mengingat Tangerang Raya memiliki banyak kelebihan dibanding dengan kota-kota lain. “Kami ingin acara ini bisa menjadi awal dari kemajuan perekonomian di Tangerang Raya, dan kita harapkan bisa memunculkan potensi ekonomi di Banten, khususnya di wilayah Tangerang, agar mampu menyamai atau paling tidak sekelas dengan DKI Jakarta. Kekuatan dan keunggulan yang ada cukup dahsyat, baik di Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang maupun di Kota Tangsel,” tuturnya.
Acara diskusi sendiri dipandu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Prasetya Mulya, Iwan Hermawan Kahfi. Selain dihadiri para pelaku usaha, perbankan, BUMN, BUMD, acara diskusi juga dihadiri sejumlah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Tangerang Raya. (din/dm/tim sn/tp/bp)