75 Persen Kursi UIII untuk Mahasiswa Asing
JAKARTA, SNOL—Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) rencananya akan diwujudkan tahun 2019. Ini setelah pembangunan gedung yang direncanakan mulai pertengahan 2018 dibangun.
“UIII hanya membuka program pasca sarjana S2 dan S3. Diutamakan 75 persen mahasiswa asing dan untuk mahasiswa dalam negeri itu 25 persen,” jelas Biro Humas, Data dan Informasi Kementerian Agama (Kemenag), Mastuki, saat dihubungi JawaPos.com, Minggu, (21/1).
Komposisi tersebut, terang Mastuki, dimaksudkan untuk mempromosikan pengembangan kajian Islam di Indonesia ke dunia internasional.
Menurut Mastuki, identitas UIII itu harus sesuai dengan karakter perguruan tinggi internasional, research university dan Islam Indonesia. “Kurikulumnya akan disusun oleh tim yang kebetulan ditangani langsung oleh beberapa dosen Universitas UIN Jakarta,” tutur Mastuki.
Ia membocorkan beberapa jurusan yang dikembangkan itu antara lain kajian Islam, humaniora. Intinya, yang ditekankan di kurikulum memperkenalkan wajah Islam Indonesia.
“Mahasiswa asing kita buka untuk seluruh dunia dan ada beasiswanya. Kita akan membuka beasiswa di tahap awal, memang tidak 100 persen karena kesiapan anggaran kita,” tambahnya.
Kemenag menyalurkan beasiswa untuk menarik mahasiswa dalam mengkaji Islam di Indonesia. Dengan strategi, menyiapkan investasi berupa beasiswa.
Kajian Islam yang dimaksud lebih kepada pendekatan multi disipliner. Jadi lintas bidang ilmu jadi kajian pendekatan budaya dan sosial, bahkan pendekatan ekonomi dan politik tentang Islam.
Meski kajian Timur Tengah, Mastuki menjelaskan bisa diikuti oleh agama apa saja karena disiplin ilmu Islam Indonesia ini sebuah kajian.
“Tidak mesti mahasiswanya harus Islam. Seperti mahasiswa Islam belajar apa saja di luar negeri tidak ada masalah,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, pada 2022 mendatang Indonesia akan memiliki Universitas Islam Internasional. Pembangunannya akan dimulai pada pertengahan 2018 ini di Cimanggis Depok, Jawa Barat.
Rencana ini dikemukakan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di dalam akun facebook-nya. Bahkan rencana pembangunan perguruan tinggi yang bernama Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) itu sudah konkretkan dalam Peraturan Presiden (perpres) yang baru saja diteken Jokowi.
Dikutip dari laman Facebook @Jokowi, sang presiden menuturkan alasan pembangunan UIII tersebut. Hal itu bermula dari pertemuan dengan pemimpin negara Islam di konferensi Organisasi Kerja Sama Islam beberapa waktu lalu. Para pemimpin itu menyarankan Jokowi untuk membangun UIII yang menampung mahasiswa dari Timur Tengah.
“Generasi muda Indonesia yang dikirim ke Timur Tengah sebaiknya belajar ekonomi, perdagangan atau perminyakan. Sebaliknya, generasi muda Timur Tengah belajar mengenai Islam ke Indonesia,” kata Jokowi menirukan saran dari pemimpin negara Islam.
Saran itu bak gayung bersambut, Jokowi pun merencanakan pembangunan UIII yang dimulai pada pertengahan 2018. “Peraturan Presiden pembangunan UIII sudah saya tanda tangani lebih setahun lalu,” tulis Jokowi di laman facebooknya yang dikutip, Mingggu (21/1).
Rencana pembangunan UIII ini benar-benar dikawal mantan Wali Kota Solo itu. Buktinya beberapa hari lalu, mengumpulkan para pembantunya untuk mengetahui sejauh mana progres rencana pembangunan tersebut.
UIII itu akan menempati lahan seluas 143 hektare (ha) yang terletak di Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Untuk menjamin kelancaran pembangunannya, pemerintah mengalokasikan anggaran tidak sedikit yakni, Rp 3,9 triliun. Semua itu bersumber dari APBN dan hibah dari negara-negara lain.
“Anggaran pembangunannya total Rp 3,9 triliun yang bersumber dari APBN dan hibah dari negara-negara lain,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu. (rgm/jpc)