Nuraeni-Bambang Menguat

Pengamat : Ada Budaya Pembajakan Politik

KOTA SERANG, SNOL – Wakil Ketua DPRD Banten yang juga politikus Partai Demokrat, Nuraeni, diisukan tetap maju pada perhelatan pilkada Kota Serang priode 2018-2023. Wani­ta yang memiliki tagline bersinar itu digadang-gadang bakal berdamp­ingan dengan ketua DPC PDIP Kota Serang sekaligus wakil DPRD Kota Serang, Bambang Janoko.

Berdasarkan informasi yang diteri­ma, Rabu (27/12) malam, Nuraeni bersama Bambang mendatangi kan­tor DPP Partai Demokrat. Namun, saat dikonfirmasi, Bambang enggan berkomentar. “Kita lihat saja nanti,” ujar Bambang singkat, Kamis (28/12). Bambang mengatakan, PDIP bisa berkoalisi dengan partai manapun, baik itu Demokrat maupun PKS. Na­mun, hingga saat ini belum pasti.

Sementara, Ketua DPC Partai De­mokrat Kota Serang, Amanudin Toha mengaku partai berlambang mercy itu masih berkomitmen mengusung Vera Nurlaela Jaman sebagai Bakal Calon Walikota Serang pada pilkada tahun depan. Demokrat berkoalisi dengan Golkar, PKPI, PKB, Nasdem, dan PBB untuk mengusung istri Wa­likota Serang itu.“Surat tugas kami masih tetap untuk Bu Vera,” tegasnya.

Bahkan, DPP Partai Demokrat juga mengetahui hasil survei yang dilaku­kan pihaknya yang menjadi dasar pengusungan Vera. Ia mengatakan, surat tugas kepada Vera tidak ada ba­tas waktunya meski hingga saat ini ibu empat anak itu belum menentukan calon pendampingnya nanti. Aman juga mengaku pembahasan calon wakil walikota belum final dilakukan Golkar dan partai koalisi lainnya.

Pengurus DPP Partai Demokrat M Haris Wijaya juga memastikan du­kungan Demokrat masih untuk Vera. Terkait dengan kedatangan Nuraeni, ia mengatakan, sebagai kader De­mokrat tidak ada yang salah dengan kedatangan Nuraeni. Namun, yang pasti surat tugas dari Demokrat un­tuk Vera tidak berubah.

Haris mengaku tidak mengeta­hui tujuan kedatangan Nuraeni ke DPP lantaran ia sedang berada di luar kota. “Kami berkomitmen,” te­gasnya. Terkait calon wakil yang akan mendampingi Vera, ia mengatakan, akan membahas kembali dengan partai koalisi lainnya setelah ia be­rada di Kota Serang.

Sementara, jika melihat dari perkembangan politik di Pilkada Kota Serang, pengamat politik yang juga merupakan akademisi Untir­ta, Leo Agustino menyatakan, ada pembajakan budaya politik di Kota Serang. Hal ini mengakibatkan, banyak kader-kader internal par­tai yang menjadi korban, sehingga tidak dicalonkan oleh partai yang menaunginya. Namun, Leo mem­prediksi, akan ada kemungkinan terjadi perubahan pada saat akhir tahun ini.

Dari informasi yang dikumpulkan oleh BANPOS, setidaknya ada beber­apa nama kader partai yang awalnya akan dicalonkan menjadi walikota, seperti Najib Hamas dari PKS, na­mun pada akhirnya PKS memilih untuk mencalonkan Ranta Soeharta, kemudian Subadri Ushuludin. Kader internal Partai Golkar dan merupak­an Ketua DPRD Kota Serang harus dikalahkan oleh sesama kader Par­tai Golkar yang merupakan istri dari Walikota Serang saat ini, Vera Nur­laila Jaman.

Subadri sendiri pada akhirnya memilih untuk tetap maju dalam Pilkada Kota Serang dengan meng­gunakan perahu PPP dan bersand­ing bersama Syafrudin. Dan terakhir adalah pesaing ketat Vera dalam be­berapa hasil survei, Nuraeni, yang merupakan kader dari Partai De­mokrat.

Nuraeni yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Provinsi Banten yang saat ini harus menerima kenyataan bahwa Partai Demokrat memberikan surat tugas kepada Vera untuk membangun koalisi dan men­cari pasangannya, walaupun dalam beberapa kesempatan.

Ketua terpilih yang baru DPW Partai Demokrat Banten, Iti Oktavia Jayabaya memberikan sinyal akan ada perubahan dukungan dan lebih mendahulukan kader internal, na­mun hingga waktu yang dijanjikan oleh Iti pada hari Kamis (28/12), be­lum terdengar ada keputusan dari DPP Partai Demokrat.

Leo menyatakan, ada pelecehan politik yang dilakukan oleh aktor-aktor dalam parpol. Hal ini mengaki­batkan, transfer nilai-nilai budaya positif yang ada menjadi dibajak oleh kepentingan para kelompok yang ada. “Ada pembajakan yang di­lakukan oleh aktor kelompok untuk kepentingan sesaat, membuat pan­dangan bahwa kader internal sendiri dirasa tidak ada yang memiliki kapa­bilitas, malah dari luar kader yang di­rasa memiliki kapabilitas,” jelas Leo.

Menurutnya, indikasi pembajakan tersebut terlihat dari tidak dipilih­nya kader yang memiliki popularitas dan elektabilitas yang tinggi, padahal lanjut leo, dengan sedikit polesan akan mampu meningkatkan kembali modalnya tersebut. “Contoh Nurae­ni, kita ketahui dia bukan orang kemarin sore, jejak rekamnya dari DPRD kota, ke Provinsi, ini menun­jukkan kemampuan dirinya melom­pat jauh, termasuk Najib Hamas,” ungkap Leo.

Menurutnya, jika hal tersebut tidak terjadi komunikasi yang baik lagi, hal tersebut diprediksi akan menjadikan internal parpol menjadi berkubu-ku­bu serta memiliki berbagai faksi di­karenakan tidak didukungnya kader internal oleh partai.

“Semacam bad boys, yang akan mengacaukan internal partai se­hingga harapan ada konsolidasi 2019 menjadi tidak tercapai. Ini bukan ti­dak mungkin, karena mereka mem­punyai harapan, tapi oleh patainya dipatahkan dengan alasan absurd, sedangkan orang yang ditawarkan tersebut tidak lebih baik dari dirin­ya,” tambah Leo.

Ia memprediksi, masih ada ke­mungkinan-kemungkinan peruba­han yang terjadi dalam masa-masa terakhir menjelang pembukaan pendaftaran pilkada Kota Serang pada tanggal 8 Januari 2018 nanti. Ia menyatakan, ada kemungkinan operasi senyap untuk menggoyang keputusan-keputusan yang ada pada masa libur nanti.

“Menurut hemat saya memang akan terjadi perubahan, orang parpol pada saat libur itu melakukan gerilya atau operasi senyap. Boleh jadi kepu­tusan itu berubah, menjelang tahun baru akan banyak operasi senyap dan dinamika ini akan trus berkem­bang,” tandasnya.

Ia menegaskan, politik itu cair, ser­ta serba mengalami turbulensi, se­hingga meskipun dia sudah mener­ima surat tugas, masih belum ada kepastian terkait dukungan tersebut. “Kepastian itu akan wujud pada saat pendaftaran KPU nanti,” tegasnya. (mg01/pbn/azm)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.