Antre Berjam-jam untuk Dapatkan Elpiji 3 Kg

Akibat Pasokan di Pangkalan dan Agen Dibatasi

PANDEGLANG,SNOL–Peredaran elpiji 3 Kg di Kabupaten Pandeglang mulai langka. Kondisi itu sudah terjadi sejak beberapa pekan terakhir. Pasalnya, pa­sokan gas melon tersebut dibatasi ditingkat agen, sehingga banyak masyara­kat yang mengeluhkan kondisi tesebut.

Puluhan warga di Kampung Cipacing, Desa Ciputri, Keca­matan Kaduhejo, KabupatenPandeglang, harus rela antre berjam-jam, hanya untuk mendapatkan tabung gas elpiji berwarna hijau itu, Senin (20/11).

Pantauan dilokasi, sejak pagi mere­ka sudah berbaris di depan kios agen gas elpiji 3 Kg. Upaya mereka untuk memperoleh gas melon itu, baru ber­buah hasil pada pukul 10.00 WIB. Ke­datangan mobil pengangkut gas elpi­ji, langsung diserbu warga yang sudah mengantre sejak 3 jam lebih.

Yang disesalkannya lagi, sudah antre lama, tidak semua warga mendapat bagian gas elpiji terse­but. Tak sedikit yang harus gigit jari, karena tidak kebagian jatah, meski telah mengantre berjam-jam. Warga memilih untuk mengantre, lantaran harga di agen sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp 15.700. Sedangkan, jika sampai di pengecer, harganya bisa lebih dari Rp 20.000/tabung.

Seorang warga, Erni mengaku, pa­sokan gas elpiji 3 Kg di wilayahnya tidak menentu. Bahkan kata dia, kekosongan gas elpiji di daerahnya sudah terjadi seminggu terakhir ini. Sekalipun distribusinya tiba, setiap warga hanya diperbolehkan mem­beli 1 tabung gas.

“Kami sudah antre dari jam 07.00 WIB. Seminggu sekali dapatnya. Satu tabung gas saja susah. Disini sudah lebih dari 2 minggu, sulit dapat gas melon itu,” keluh Erni, Senin (20/11).

Akibat kelangkaan itu menurutnya, banyak warga yang terpaksa meng­gunakan kayu bakar untuk memasak kebutuhan sehari harinya. Ia-pun berharap, ke depannya distribusi gas subsidi tersebut kembali lancar, agar masyarakat tidak kesulitan terus. “Bagi kami, tabung gas 3 Kg itu jadi andalan. Karena, hanya itu yang bisa kami beli. Kalau harus beli yang besar, uangnya nggak cukup,” tambahnya.

Pengelola agen tabung gas, Jaja menyatakan, pihaknya hanya dijatah sebanyak 10 tabung setiap hari oleh pangkalan. Sehingga, tidak semua warga yang mengantre mendapat bagian. “Jadi, ini memang buat pengecer. Sebetulnya tidak langka, setiap hari juga ada. Tapi, pasokan­nya paling 10 sampai 20 tabung,” un­gkap Jaja.

Diakuinya, kondisi tersebut sudah terjadi sejak beberapa pekan lalu. Hal itu tambahnya, membuat para agen kewalahan dalam memenuhi permintaan warga. Namun, dirinya tidak dapat berbuat banyak atas kondisi tersebut.

“Ini sebetulnya tidak cukup untuk masyarakat. Kebutuhannya sekitar 30 sampai 40 tabung per hari. Jatah kami segini, memang baru buka. Be­lum lebih dari 3 bulan,” pungkasnya.

Meski ketersediaan gas 3 Kg diba­tasi katanya, ia tidak menaikkan har­ga per tabung-nya. Ia tetap menjual gas melon tersebut sesuai HET yakni Rp 15.700/tabung. “Kami tetap men­jual sesuai HET. Kalau dinaikkan, nanti bisa kena sanksi,” tandasnya.

Kepala Bagian Perekonomian Setda Pandeglang, Tatang Muhtasar men­gungkapkan, seharusnya kuota untuk masyarakat mendapatkan gas elpiji mencukupi hingga akhir tahun. Kare­na, Pemkab sudah mengajukan alo­kasi tahun 2017 sekitar 8 juta tabung.

“Seharusnya kuota untuk Pande­glang cukup, sesuai dengan jumlah rumah tangga,” tegasnya.

Tatang tidak menapik, setiap pangkalan diberi batasan pasokan perbulan-nya. Namun dalam beber­apa bulan terakhir, pihaknya belum menerima laporan dari setiap pang­kalan. “Kuota memang dibatasi. Un­tuk pengaturan disetiap pangkalan, mereka yang mengatur. Tetapi, se­lama 3 bulan mereka tidak memberi laporan, berapa yang sudah dikeluar­kan. Kami akan coba menelusuri, me­lihat dengan jelas apa masalahnya,” imbuh Tatang. (nipal/mardiana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.