Ulama Banten Minta Panglima dan Kapolri Tidak Hanya Urusi Bahaya Komunisme
PANDEGLANG, SNOL Ulama Banten meminta Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian agar tidak hanya memikirkan bahaya komunisme di Indonesia semata.
Kedua tokoh tersebut seharusnya juga memikirkan cara menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila dalam pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) dan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).
Demikian ditegaskan Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Cidahu, Cadasari, Pandeglang Banten, KH. Murtadlo Dimyati, Senin (19/1).
“Yang terhormat, Bapak Panglima dan Bapak Kapolri. Kita jangan terlalu berpikir sepihak tentang bahaya latin PKI atau Komunis. Yang harus diciptakan adalah sejalannya TNI dan Polri bersama umat Islam yang rahmatan lil ‘alamin menanamkan kembali PMP dan P4,” kata Murtadlo.
Menurut dia, PMP dan P4 harus diterapkan kembali segera mulai dari jenjang pendidikan SD hingga Perguruan Tinggi, termasuk kepada masyarakat mulai dari tingkat desa/keluragan hingga lembaga tinggi negara serta lembaga non departemen.
Kiai Murtadlo mengatakan kalau hal itu dilaksanakan secara konsisten, Pancasila sebagai azas negara akan selamat dari rongrongan komunis.
“Hal itu bila semua elemen bangsa kembali mempelajari, menghayati dan mengamalkannya pelajaran PMP dan P4, yang sejak reformasi hilang di dunia pendidikan di Indonesia,” katanya lagi.
Sementara pemangku Islam rahmatan lil ‘alamin itu lanjutnya, adalah para ulama dan pesantren salaf yang berpegang teguh kepada Al-Qur’an, Sunnah dan Ijma’. Mereka selama ini juga telah menerima Pancasila sebagai pemersatu dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara Indonesia.
“Bila tidak kembali diajarkan, anak cucu kita atau generasi kita menjadi pemberontak. Kalau PMP dan P4 dilaksanakan, mereka akan kuat dalam membela NKRI dengan jiwa kebangsaannya,” pungkas Abuya Murtadlo, sapaan akrab putra kedua ulama karismatis Banten, almarhum KH. Muhammad Dimyati atau Abuya Dimyati Cidahu itu.(/hendry/rus/rmol)