Pilkada DKI Dua Putaran, Ahok-Djarot Kalah
JAKARTA,SNOL Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedaikopi) merilis hasil survei yang melibatkan 694 koresponden di enam wilayah di DKI Jakarta berusia 17 tahun ke atas menggunakan metode multistage random sampling.
Hasilnya lebih dari 50 persen warga DKI yakin pilkada akan berlangsung selama dua putaran.
Kedaikopi pun melakukan simulasi jika pilkada memasuki putaran kedua, hasilnya pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat (Ahok-Djarot) sukses dikandaskan oleh pasangan penantang yakni Anies Baswedan-Sandiaga Uno (Anies-Sandi) dan Agus Yudhoyono-Sylviana Murni (Agus-Sylvi).
Jika Ahok-Djarot versus Anies-Sandi di putaran kedua maka pasangan jagoan Gerindra dan PKS ini akan menang 43,90 persen. Jika Agus-Sylvi vs Ahok-Djarot di putaran kedua maka Agus-Sylvi akan menang 48.10 persen.
Sementara, jika Anies-Sandi dan Agus-Sylvi yang bertarung di putaran kedua hasilnya relatif berimbang. Agus hanya menang tipis 39,80 persen, dan Anies di angka 39,20 persen.
Hal ini menandakan elektabilitas dua pasangan penantang petahana meningkat tajam beberapa waktu belakangan ini. Agus Yudhoyono misalnya, elektabilitas Agus meningkat dikarenakan dicitrakan sebagai sosok yang bersih dan disiplin, dicitrakan masih muda dan pemimpin masa depan.
“Yang menarik, faktor merek Yudhoyono juga mempengaruhi naiknya elektabilitas Agus,” kata founder Kedaikopi Hendri Satrio dalam jumpa pers di Kafe Dua Nyonya, Cikini, Jakarta (Minggu, 29/10).
Namun, ada juga faktor yang membuat elektabilitas Agus turun, yakni masyarakat masih menganggapnya terlalu dipaksakan untuk terjun di politik. Dan mendompleng nama besar SBY serta masih belum terlalu di kenal khalayak.
Sementara, Anies Baswedan dianggap masyarakat menarik untuk dipilih karena sebagai tokoh pendidikan, kalem, adem, dan dicitrakan figur yang bersih.
“Namun, Anies juga dianggap sebagai menteri gagal (karena di-reshuffle), dan menyampaikan program yang sulit dimengerti rakyat, serta tidak solid dengan wakilnya Sandiaga Uno,” papar Hendri.
Sementara, untuk Ahok selaku cagub petahana elektabilitasnya cenderung terjun bebas karena persepsi masyarakat atas gaya komunikasinya yang dianggap tidak santun, pernah dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan relawan Teman Ahok tidak dilibatkan dalam proses pencalonannya.
Satu lagi yang menarik dari survei Kedaikopi ditemukan data bahwa 52 persen publik Jakarta melihat Presiden Joko Widodo (Jokowi) memihak pada salah satu calon kandidat Pilkada DKI.(wah/rmol)