Elpiji 3 Kg di Serang Langka

KOTA SERANG, SNOL Pasokan gas elpiji 3 Kg di Kota Serang langka. Kelangkaan diduga terjadi karena sejumlah faktor. Salah satunya, karena kalangan mampu ikut membeli gas bersubsidi.

Pernyataan itu disampaikan Ketua Dewan Penasihat DPD Himawan Migas Banten, Rachmat Halim.

Rachmat mengatakan, banyak orang yang mampu memposisikan diri sebagai orang miskin. Padahal sudah sangat jelas dalam ketentuannya gas elpiji 3 Kilogram tersebut diperuntukkan bagi warga yang penghasilannya Rp 1,5 juta ke bawah.

Kondisi tersebut juga ditambah lemahnya tata niaga oleh pemerintah. “Seharusnya dilakukan pembatasan penyediaannya. Sebab, gas elpiji 3 Kg tersebut bersubsidi. Artinya, pemerintah harus menginformasikan dan mengusahakan gas tersebut tepat sasaran yaitu untuk warga yang kurang mampu,” ujarnya.

Rachmat juga meminta kepada pemerintah setempat untuk melakukan pengawasan dengan turun langsung ke lapangan. Rachmat mengamati di sejumlah daerah sudah menerapkan peraturan bagi PNS yang diwajibkan menggunakan gas non subsidi dan bukan 3 Kilogram seperti Kota Bandung, Jawa Barat dan itu berhasil.

Menurut dia, selain, itu ada ketentuan bagi pengusaha untuk tidak membeli gas 3 Kilogram karena gas itu dikhususkan bagi penduduk miskin.

“Jadi bukan kurang, itu karena kesalahan masyarakat dalam membeli barang, tidak mungkin kekurangan, dan itu karena banyak orang mampu dan pengusaha warteg menggunakan tabung 3 Kilogram bersubsidi,” tandasnya.

Sementara Disperindagkop Kota Serang mengatakan bahwa kondisi itu lebih menduga karena adanya pengurangan kuota. “Kabarnya sih karena adanya pengurangan kuota dari pusat, kabarnya seperti itu, tapi ke kita sampai saat ini belum ada laporan,” ujar Staf Bidang Perdagangan pada Disperindakop Kota Serang Toro, kepada wartawan, Rabu, (12/10).

Terkait kabar tersebut Wakil Walikota Serang, Sulhi Choir mengaku belum mengetahui kabar tersebut. Menurutnya, jika kabar tersebut benar, maka hal itu merupakan keputusan yang tidak tepat. Karena, seharusnya kuota gas 3 Kg sendiri seharusnya ditambah karena mengingat di Kota Serang sendiri kebu-tuhan gas 3 Kg sangat banyak dibutuhkan.

“Jika ini benar yang berkepentingan harusnya melapor-kan, atas dasar apa dilakukan-nya pengurangan itu,” ujar Sulhi selepas acara peringatan tahun baru islam di Halaman Mesjid agung Ats-Tsauroh Kota Serang, Rabu, (12/10).

Selain itu, pihaknya juga akan memanggil pihak terkait untuk menanyakan hal tersebut, agar jika memang terjadi Pemkot Se-rang akan segera melakukan up-aya mengatasi masalah tersebut.

“Pengawasan juga sebenarnya ada yang tergabung dalam Tim Pengendalian In_asi Daerah (TPID). Nanti kita akan pang-gil pihak terkait, salah satunya pihak Himawan Migas,” tandas-nya.

Sementara Moch. Poppy No-priyadi Selaku Asisten Ekbang dan Kesra mengatakan, kelangkaan tersebut juga dinilai karena saat ini pemerintah sedang membuat skema pengalihan gas 3 Kg ke tabung 5 Kg.

Adapun terkait kabar pengurangan kuo-ta gas 3 Kg, dirinya juga belum mengetahui kabar tersebut. “Saya juga belum mengetahui kabar tersebut,” katanya.

Meskipun gas 3 Kg banyak digunakan oleh kalangan masyarakat berada, dan kerap digunakan oleh pengusaha yang bukan ter-golong UKM. Namun dirinya sendiri mengatakan tidak bisa membuat regulasi akan adanya pembatasan penggu-naan tabung melon tersebut.

“Tidak bisa, karena jika su-dah dijual kepada masyarakat umum maka, semuanya su-lit untuk dikontrol, masa kita mau ngecek satu-persatu, itu kan susah,”pungkasnya. (mg9/ made/satelitnews)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.