Pencemaran Sungai Cidurian Disebut Isu

TIGARAKSA,SNOL—Pencemaran Sungai Cidurian yang disampaikan oleh PDAM Tirta Kerta Rahardja (TKR) dinilai Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) hanya isu. Padahal PDAM terpaksa menghentikan pasokan air bersih kepada 3500 warga di Desa Patrasana, Kresek dan Renged, lantaran krisis air bersih.

Kabid Wasdal BLHD Asep Jatnika menjelaskan, krisis air bersih yang terjadi Desa Patrasana bukan berasal dari limbah yang mencemari Sungai Cidurian. Menurutnya hal ini memang sering terjadi pada wilayah utara Kabupaten Tangerang jika musim kemarau datang. Namun pada saat musim hujan datang air-air tersebut akan kembali jernih.

            “Ini memang sering terjadi pada saat musim kemarau seperti ini. Jadi bukan baru pertama kali terjadi dan ini bukan berasal dari pencemaran limbah seperti isu yang beredar. Apalagi mencemari Sungai Cidurian. Sebenarnya jika memang itu mencemari Sungai Cidurian merupakan ranahnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten,” tegasnya kepada Satelit News, Selasa (30/6).

            Menurutnya, keruhnya air sumur tersebut merupakan imbas dari letak geografis desanya yang berdekatan dengan laut. Hal itu menyebabkan air sumur terlihat kuning dan lengket. Pihaknya pun sudah mengantisipasi kejadian tersebut dengan menyediakan mobil yang bisa mengangkut air bersih ke sudut desa.

            “Kami ada semacam mobil yang beroperasi yang bergerak untuk menyuplai air bersih ke desa yang mengalami musibah seperti ini. Walaupun hanya baru ada satu mobil tapi setidaknya bisa membantu masyarakat pada saat seperti ini,” ungkap pria yang juga menjabat Ketua BPSK Kabupaten Tangerang ini.

            Selain itu, masalah krisis air bersih ini juga menjadi tanggung jawab PDAM sebagai penyuplai air bersih, bukan hanya pihak BLHD. Karena PDAM mempunyai andil dalam memenuhi kebutuhan air bersih di desa-desa tersebut. “Kami coba koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti apa penanganannya nanti,” tandasnya.

            Diberitakan sebelumnya, krisis air bersih melanda sedikitnya 3.500 warga penghuni Desa Patrasana, Koper dan Renged di Kecamatan Kresek Kabupaten Tangerang. Sejak sepekan terakhir, PDAM Tirta Kerta Raharja kesulitan memasok air kepada warga seiring menyusutnya debit Sungai Cidurian yang menjadi bahan baku pengolahan air bersih.

            Kepala IPA Kresek PDAM TKR Aswanta menjelaskan pasokan air bersih kepada warga Kresek tersendat karena pihaknya tidak mendapatkan bahan baku air bersih dari Sungai Cidurian. Bahkan, terhitung kemarin (29/6), PDAM TKR menghentikan total pasokan air melalui pipa karena tak adanya bahan baku yang bisa diolah dari sungai yang berhulu di Kabupaten Serang itu.

            Menurut Aswanta, ada dua PDAM TKR menghentikan produksi air di Sungai Cidurian. Penyebab pertama adalah debit air yang sangat sedikit di musim kemarau seperti sekarang.

            “Penyebab keduanya adalah air di Sungai Cidurian sudah tercemar limbah pabrik sehingga berbau busuk. Walau debit air masih cukup, kadar limbah serta baunya yang pekat membuat produksi air tidak dapat dilakukan. Jika kami paksakan maka kami khawatir air yang diproduksi membahayakan warga karena akan membutuhkan banyak zat kimia. Maka kami terpaksa menghentikan produksi di IPA Kresek karena kalaupun dipaksakan hasilnya tetap saja kurang bagus,” ujar Aswanta di tepi Sungai Cidurian, Kresek, Senin (29/6).

            Menurut Aswanta limbah tersebut biasa muncul di kala musim kemarau datang. Saat musim penghujan, debit air yang tinggi karena bercampur hujan membuat limbah tidak begitu terasa. Namun kini, air Sungai Cidurian menjadi menyeramkan karena seringkali berubah warna. Terkadang air sungai berwarna hijau, kuning, merah bahkan hingga hitam pekat.

            “Bau busuknya bisa tercium hingga radius 50 meter,” papar Aswanta. Dia mengaku atas desakan masyarakat, PDAM TKR pernah memaksakan agar IPA Kresek tetap beroperasi walau menggunakan air limbah tersebut. Hanya saja karena hasilnya kurang bagus maka pengoperasiannya dihentikan kembali. Aswanta menjelaskan, jumlah pelanggan PDAM TKR di Kresek berjumlah 930 sambungan dengan jumlah orang yang dilayani mencapai 3.500 jiwa. (mujeeb/aditya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.