Restu Panas Dingin Berdekatan dengan Tersangka Utama
Bagaimana rasanya menjadi pemeran pengganti dalam sebuah rekonstruksi kasus? Apalagi kasus pembunahan yang sangat keji. Restu Rahma Hegardini (19), pernah merasakannya.
Dering handphone Restu Rahma Hegardini terus menderu. Gadis berusia 19 tahun itu sigap mengangkat telepon. Di ujung telepon, atasan Restu di Jatanras Reskrim Polres Kota Tangerang menugaskan Retsu untuk memerankan, Izzun Nahdiiyah, korban perkosaan dan pembunuhan sadis di Desa Ciangir, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang yang akan direkonstruksi pada Senin (30/4).
Usai menerima telpon, keringat panas dingin langsung mengucur di tubuh Restu. Maklum, meski sudah setahun menjadi staf di Jatanras Reskrim Polres Kota Tangerang, memerankan korban dalam sebuah rekonstruksi adalah hal baru buat Restu. Rasa takut mulai menghinggapi.
“Takut sudah pasti, karena ini tugas pertama saya menjadi pemeran pengganti pembunuhan,” jelas anak kedua pasangan Agus Syahril dan Cici Lusiwiati ini saat ditemui Satelit News di Mapolres Kota Tangerang, Selasa (1/5).
Rasa takut Restu memang tidak mengada-ngada. Selain tugas pertamanya, kasus yang akan diperankannya tergolong sadis. Perkosaan dan pembunuhan terhadap Izzun Nahdiiyah, mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Ciputat yang dilakukan tersangka Muhammad Soleh alias Oleng berserta lima rekannya. “Siapa yang ngga takut berdekatan dengan pembunuh sesadis Oleng,” kata alumni SMAN 4 Kabupaten Tangerang ini.
Menurut Restu, dari 32 adegan yang dilakukan, yang paling membuat takut adalah saat para tersangka memperagakan cara menggorok leher korban. “Walaupun saya tahu pisau yang digunakan itu bohongan, tapi tetap saja takut. Apalagi para tersangka sangat kencang memegangi tangan dan kaki saya,” ujar Restu.
Dengan memerankan korban pembunuhan, Restu mengaku rasa kesal terhadap para tersangka kian kuat. Itu karena Restu mengetahui langsung bagaimana kekejaman para pelaku tersebut terhadap korban. “Tersnagka sangat sadis. Mereka tega memperkosa dan membunuh korban yang tidak berdaya,” kesal warga Munjul Kecamatan Solear ini.
Selain kesal, yang tidak mengenakan menjadi pemeran pengganti saat rekonstruksi kemarin adalah bau tidak sedap dari para tersangka. “Sepertinya para tersangka jarang mandi. Bau banget. Saya harus banyak tahan nafas, tak kuat dengan baunya,” keluh Restu.
Meski begitu, menurut Restu, jika kembali ditugaskan menjadi pemeran pengganti dalam rekonstruksi, dia akan siap. “Jujur saja, saya gak mau,. Tapi jika ditugaskan kembali, ya saya harus siap,” tegas Restu.
Kapolres Kota Tangerang Kombes Bambang Priyo Andogo yang melihat langsung proses rekonstruksi mengaku kagum dengan keberanian salah satu stafnya itu. “Walaupun bukan Polwan, tapi saya salut dengan keberanian Restu. Mentalnya hampir sama dengan Polwan,” tandas Bambang. (*)