Mengenal Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI) Cabang Pandeglang

Perkembangan gadget canggih pengirim pesan seperti email, pesan singkat, blackberry messenger dan sebagainya tak membuat aktivitas mengumpulkan perangko mati. Komunitas filatelis masih eksis. Salah satunya adalah Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI) Cabang Pandeglang yang baru terbentuk awal tahun 2011 lalu.
Ketua Pengurus Cabang PFI Pandeglang, Andrew Djayaselamat mengungkapkan anggota PFI Pandeglang kini lumayan banyak, yakni 200 orang. “Menekuni hobi filateli memiliki banyak manfaat. Selain merupakan sebagai gudang ilmu, filateli juga bisa dijadikan investasi jangka panjang yang cukup menguntungkan,“  kata pria kelahiran Jakarta 63 tahun lalu ini.
“Sejak duduk dibangku sekolah dasar, saya sudah hobi filateli. Biasanya saya dapatkan prangko dari Kantor Pos atau dari teman koresponden di luar kota atau negara lain,” katanya.
Setiap bulan Andre menerima surat dari berbagai belahan dunia melalui korenpondensi. Tak heran, jika koleksi prangkonya saat ini sudah ribuan buah yang berasal dari manca negara dan ragam tahun cetakan. “Saya punya koleksi prangko dari Eropa dengan tahun cetak 1898, itu merupakan koleksi perangko prangko tertua yang saya miliki,” sebutnya.
Selain buku, filateli juga merupakan jendela dunia. Karena dalam setiap seri prangko memiliki nilai ilmu pengetahuan, baik di Indonesia maupun dunia internasional.
PFI Cabang Pandeglang secara rutin melakukan kegiatan pengenalan hobi ini ke sekolah-sekolah. “Sementara ini kita konsen pengenalan filateli di dunia pendidikan,” imbuhnya.
Saat ini PFI Cabang Pandeglang juga tengah berkonsentrasi pada persiapan pameran internasional prangko yang akan diselenggarakan di Jakarta pada Juni mendatang.  “Insya Allah, kita akan turut serta dalam ajang bergengsi tersebut. Selain akan memberangkatkan peserta senior dan peserta pemula, juga akan kita ikut sertakan para filateli-filateli dengan berbagai kategori,” ungkapnya.
Ida Sri Mulyani salah seorang filateli lainnya mengaku sejak dua tahun lalu mulai menekuni hobi filatelisi. Awalnya, Ida yang bekerja di Kantor Pos Pandeglang ini hanya melihat prangko sebagai alat untuk berkirim surat. Namun setelah lama memperhatikan, ternyata prangko memiliki banyak sisi keilmuan, selain sebagai alat untuk berkirim surat.
“Mungkin karena saya setiap hari melihat prangko, jadi lama kelamaan akhirnya mencinta prangko dan jadi filatelis,” tandas wanita yang bekerja di Kantor Pos Pandeglang itu.
Menekuni hobi filatelis, juga bisa melatih kesabaran. “Karena menyimpan prangko itu butuh ketelitian. Sebelum terlihat indah disimpan dalam booklet, prangko terlibih dahulu harus dilapisi plastik yang sebelumnya direkatkan menggunakan solder listrik dan garisan besi,” ujarnya.
Selesai di segel, perangko itu kemudian disusun dalam booklet dan diberi keterangan sesuai serinya dan divariasikan sesuai keinginan filatelis. “Menyusun prangko itu, gampang-gampang susah, setiap perangko yang kita susun jangan sampai rusak agar nilainya semakin tinggi,” tutur Ida.(mardiana/gatot)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.