Uang Rakyat Terbuang Rp2 M di Pasar Agropolitan Sepatan Timur

SEPATAN TIMUR,SNOL Pembangunan Pasar Agropolitan di Kelurahan Kedaung Barat, Sepatan Timur sia-sia. Proyek yang didanai uang rakyat melalui kocek APBD Provinsi Banten 2008 sekitar Rp 2 miliar itu, hingga saat ini belum pernah digunakan.
Bahkan kini, kondisi bangunan pasar serta gudang hasil produksi agrobisnis masyarakat dalam keadaan rusak parah. Atap-atap bangunan pasar tersebut terlihat bolong dimana-mana, kaca jendela pecah serta alang-alang hampir menutupi seluruh jalan masuk.
“Kami sangat menyayangkan uang masyarakat yang jumlahnya Rp 2 miliar dihambur-hamburkan saja, tidak ada manfaat yang bisa dirasakan masyarakat. Kalau itu dibangun lalu tidak dimanfaatkan untuk apa? percuma saja buang-buang anggaran,” kata Miharja, salah seorang warga Sepatan Timur, Rabu 925/4).
Menurut Jaja, yang juga tergabung dalam LSM Gema Palu itu mengatakan hingga saat ini tidak ada bentuk pengawasan dan pemanfaatan dari pemerintah atas aset tersebut. Padahal, aset itu dibeli dan dibangun dengan menggunakan uang masyarakat. “Ini uang rakyat, jadi jangan asal bangun tapi tidak ada manfaatnya. Tolong tanggungjawab kalau berbuat,” jelas Miharja.
Dirinya berharap, agar keberadaan bangunan tersebut bisa bermanfaat bagi masyarakat dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Jika tidak difungsikan sebagai pasar, maka bisa saja sebagian tempatnya dibuat pelatihan masyarakat tentang bagaimana bercocok tanam atau memanfaatkan hasil produksinya,” jelas Miharja.
Camat Sepatan Timur  Drs H. Achmad M,Si mengakui, bahwa memang saat ini kondisi Pasar Agropolitan Sepatan Timur tersebut memang terbengkalai. “Kami telah melakukan berbagai upaya untuk meramaikan pasar tersebut, bahkan kami telah membentuk kepanitiaan serta bermusyawarah dengan pedagang dan masyarakat, namun hasilnya tetap saja sulit mengembangkannya,” ujar Achmad.
Terbengkalainya gedung pasar berikut gudangnya tersebut diakibatkan para pedagang atau pedagang hasil pertanian di sana enggan berjualan. Karena mereka lebih suka langsung menjualnya di Pasar Tanah Tinggi Kota Tangerang.
“Tujuan pemerintah provinsi memang baik hanya saja, para saudagar enggan untuk transit di itu, mereka lebih suka langsung ke Pasar Tanah Tinggi karena mereka anggap tanggung jika harus transit dahulu di sana, karena cukup dengan menggunakan gerobak pun telah bisa sampai ke Pasar Tanah Tinggi” jelas Achmad.
Sebenarnya pihaknya berencana agar pembangunan Pasar Agropolitan tersebut tidak sia-sia dirinya berencana menggunakan gedung tersebut untuk menampung para pedagang di Pasar Kedaung.
“Saat ini kondisi Pasar Kedaung sudah sangat sumpek, jika para pedagang mau lebih baik mereka pindah ke Pasar Agropolitan tersebut,” jelasnya. (hendra/susilo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.