Majikan Penganiaya Menutup Diri
CIBODAS SARI Sosok Kristin, majikan sadis penganiaya pembantunya, Jubaedah ternyata dikenal pendiam. Perempuan yang tinggal di rumah kontrakan Jalan Jambu Raya No.138 RT04/RW015, Cibodas Sari, Kota Tangerang itu, cenderung menutup diri dari pergaulan
Kemarin (6/3), saat Satelit News berkunjung ke rumah Kristin, tidak dijumpai seorang pun menghuni rumah yang letaknya di ujung gang Jalan Jambu Raya tersebut. Rumah terlihat kosong dengan lampu depan masih menyala.
Sedangkan menurut salah seorang warga yang tidak ingin disebutkan identitasnya, rumah tersebut dihuni Kristin bersama kakaknya yang mengaku bernama Lusida. “Saya tahu nama tersebut karena lagi mengurusi kartu iuran bulanan sampah, dia menyodorkan nama Lusida sebagai nama yang harus dicantumkan pada kartu iuran tersebut,” kata salah seorang warga yang juga menjabat sebagai bendahara RT setempat.
Sedangkan menurut Ratna Suminah, ibu rumah tangga yang tinggal di depan rumah kontrakan Kristin yang sangat tertutup, mengaku pernah mendengar langsung dari Kristin, kalau dia memecat pembantu rumah tangganya. “Dia sendiri bilang, pembantunya sudah dipulangkan dan disuruh naik bus sendiri pulang ke rumahnya di Rangkasbitung,” kata Ratna.
Kristin berdalih, pembantu rumah tangganya kurang pandai mengurusi segala urusan yang ada di dalam rumahnya. Padahal menurutnya, warga setempat saja sangat jarang melihat aktivitas penghuni rumah tersebut, termasuk Jubaedah. Maka, belum tentu pula penilaian Kristin terhadap Jubaedah itu benar. “Sangat tertutup, mungkin karena kesibukannya, mereka kan bekerja, pulang malam,” katanya.
Kalaupun pulang siang, hanya ingin mengantar anaknya pulang kerumah, kemudian berangkat kerja lagi di pabrik sepatu di kawasan Pasar Baru Kota Tangerang.
Ratna mengaku tidak menyangka kalau Jubaedah sampai dianiaya seperti itu. Bahkan, Ratna bersama warga setempat baru mengetahui kasus penganiayaan Jubaedah dari pemberitaan yang baru-baru ini terdengar.
Ketua RT 04/015, Nasirin mengatakan, kalau rumah tersebut masih atas nama pemilik lama, Liang Cen. “Sudah hampir setahun ini ditempati oleh kedua kakak beradik itu, namun yang saya sesalkan, sampai adanya kejadian ini, penghuni rumah belum melaporkan keberadaannya pada ketua RT saat itu, dan saya selaku ketua RT baru,” ungkap Nasirin.
Di samping itu, Nasirin pun berkomentar senada dengan warga lainya bahwa Kristin maupun Lusida kakaknya bersikap tertutup. Hal itu dibuktikannya setiap dia minta iuran RT maupun pemberitahuan dari kecamatan setempat kerumah tersebut, selalu tidak ada orang yang menyaut. “Makanya, semenjak itu saya maupun warga lain pengurus RT rada males juga berkunjung ke rumah tersebut,” ujar Nasirin.
Semenjak pemberitaan penganiayaan terhadap Jubaedah, Nasirin mengaku sudah ada Kepolisian dan pihak kelurahan yang mecari-cari alamat rumah Kristin. Namun hingga kini, ujar Nasirin, rumah tersebut masih terlihat kosong tidak berpenghuni. (pramita/susilo)