TANGERANG,SNOL- Rentetan musibah kebakaran terus melanda Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang, periode Agustus-September ini. Tak kurang dari 53 kasus kebakaran melanda wilayah tersebut atau meningkat hingga 60 persen dari bulan sebelumnya.
Selama dua bulan terakhir ini sebanyak 36 kasus kebakaran terjadi di wilayah Kabupaten Tangerang, sedangkan di Kota Tangerang terjadi sebanyak 17 kasus. Dugaan paling banyak kebakaran terjadi disebabkan korsleting listrik.
Pengendalian dan Operasi (Dalops) Dinas Penanggulangan Bencana dan Kebakaran Kabupaten Tangerang, Kusnadi mengungkapkan, berdasarkan data Dinas Kebakaran, pada kurun dua bulan terahir yakni pada Agustus-September di wilayahnya terjadi 36 peristiwa kebakaran. Peristiwa terakhir hingga kemarin terjadi di Kampung Pulo Desa Bitung Jaya Rt.12/05 Kecamatan Cikupa ludes dilalap api, Minggu (21/9). Enam toko dan rumah hangus terbakar.
“Sejak Agustus lalu, dan ini yang ke 36 kalinya kebakaran. Dugaannya akibat arus pendek. Berdasarkan data 2011 lalu, penyebab kebakaran sekitar 60 persennya diakibatkan dari hubungan arus pendek listrik,” pungkasnya.
Tingginya angka kebakaran tersebut baiknya diantisipasi warga dengan lebih berhati-hati dan waspada karena tidak menutup kemungkinan kasus kebakaran bertambah, terlebih saat ini tengah memasuki musim kemarau. “Kasus kebakaran bulan September ini tergolong tinggi,” kata Diding Iskandar, Kepala Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Tangerang, Senin (24/9).
Dibandingkan bulan lain, kasus musibah kebakaran mencapai 10-12 kejadian per bulan. Namun, khusus di bulan September ini, angkatanya mengalami peningkatan, yakni menyentuh 17 kali kejadian, mulai skala kecil hingga besar. “Jumlah ini masih bisa bertambah, untuk itu kami mengimbau warga agar lebih barhati-hati terutama menyangkut soal listrik dan penggunaan gas yang kerap menjadi pemicu kebakaran,” imbaunya.
Akibat kebakaran selama bulan periode Agustus-September ini, tercatat tak kurang dari 7 bangunan rumah, 19 bangunan umum dan perdagangan, 1 truk dan lain-lain hangus terbakar. Untuk penyebabnya, mayoritas disebabkan karena korsleting listrik yang tercatat mencapai 90 persennya. “ Ada juga karena puntung rokok,” jelasnya.
Akibat kebakaran di periode itu juga, sambungnya, sedikitnya 70 kepala keluarga (KK) kehilangan tempat tinggal. Sedangkan untuk kerugian yang ditimbulkan mencapai ratusan juta rupiah. “Yang terbesar itu di Karawaci, lapak pemulung,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Pembinaan Mental (Bintal) Damkar Kota Tangerang Supriyatna menyebutkan, saat memadamkan kobaran api, pihaknya masih kerap menemui kesulitan, khususnya menuju lokasi kebakaran mulai dari lokasi yang sulit dicapai hingga arogansi warga. “Ketika sudah mau masuk lokasi, banyak mobil parkir dan kita tidak bisa lewat. Apalagi petugas juga sering menghadapi arogansi warga di lokasi kejadian. Namun, kami sudah bisa mental para petugas sehingga mampu menyelesaikan kendala di lapangan,” tandasnya. (fajar aditya/pane/jarkasih)