SERANG, SNOL Jumlah penderita kurang gizi di Kota Serang mencapai 1.024 balita. Dari jumlah tersebut 81 balita, masuk masuk katagori gizi buruk kronis. Tahun anggaran 2012 ini, Pemkot Serang hanya mampu mengalokasikan anggaran sebesar Rp300 juta. Jauh di bawah kebutuhan penanganan kasus kurang gizi di daerah ini.
“Dalam penanganan penderita kurang gizi itu, kami terkendala anggaran. Anggaran yang ada saat ini tidak sebanding dengan jumlah penderita kekurangan gizi dan jumlah gizi buruk di Kota Serang,” aku Kepala Dinas Kesehatan Kota Serang Asep Misbach, Selasa (31/7).
Namun, menurut Asep, jumlah penderita kekurangan gizi pada tahun ini, menurun bila diandingkan dengan tahun 2011, yaitu mencapai 2.007 balita, dan jumlah gizi buruk capai 88 anak. ”Jumlah penderita gizi itu sudah mengalami penurunan. Semua itu berkat dukungan semua pihak yang peduli terhadap persoalan gizi balita,” ujarnya.
Meski keterbatasan anggaran dalam penanganan penderita gizi, pihaknya mengaku tetap mengefektifkan upaya penanganan, terutama kepada balita yang sudah terkena gizi buruk dengan cara mengelar kegiatan pengadaan pemberian makanan tambahan (PMT). ”Juga pendirian pos, yakni, pos gizi, klinik gizi, dan pos pemulihan gizi yang ada disetiap puskesmas. Pos itu dibentuk untuk penanganan gizi buruk, yang nantinya akan diintensifkan menggelar posyandu secara rutin,” imbuhnya.
Terkait sejumlah kasus kematian yang diduga akibat gizi buruk di Kota Serang, Asep mengungkapkan, penyebab utamanya bukan gizi buruk tersebut, melainkan karena penyakit penyerta atau penanganan orangtua yang kurang maksimal.
“Kasus meninggal ini, bisa saja karena penyakit penyerta. Kami menyarankan orangtua agar peduli terhadap anaknya karena tidak sedikit orangtua yang menitipkan anaknya kepada neneknya atau pembantu. Dan mereka tidak mengerti terkait pemerian gizi yang benar hingga menyebabkan persoalan,” tukasnya. (bagas/eman)